Alasan Kegagalan:
Industri video game terpuruk pada tahun 1983. Banyak game diumumkan tetapi tidak pernah dipasarkan. Pada akhirnya, konsol ini dikalahkan 2 tahun berikutnya oleh NES.
2. Vectrex(1982)
Spoiler for “detail”:
Quote:
Spec:
CPU: Motorola MC68A09 (1.5 MHz)
RAM: 1 KB
ROM: 8 KB (4 KB used by MineStorm)
Games: 32 KB cartridge
Console shipped with a Samsung 240RB40 vector display.
Terjual:
Barang tidak pernah dipublikasikan. Akan tetapi karena stok gudang yang menumpuk, pada akhirnya memaksa perusahaan menjualnya dalam kerugian.
Akhir produksi:
1984
Alasan Kegagalan:
Keterpurukan industri video games di 1983 dan layar monokrom yang membutuhkan filter warna membuat publik lebih tertarik pada Atari 2600 dan 5200 yang dapat dihubungkan ke perangkat TV berwarna.
3. Atari 7800(1984)
Spoiler for “detail”:
Quote:
Spec:
CPU: Atari SALLY 6502 (1.79 MHz)
RAM: 4 KB
ROM: 4 KB
GPU: MARIA (7.16 MHz, 320x240, 25 colors out of 256)
Games: 48 KB cartridge
Terjual:
3,77 juta unit
Akhir Produksi:
1992
Alasan Kegagalan:
Nintendo sudah menandatangani perjanjian kerjasama secara ekslusif dengan banyak pengembang game untuk NES buatannya sehingga membatasi kemungkinan pengembangan Atari.
4. PC Engine/TurboGrafx-16 (1987)
Spoiler for “detail”:
Quote:
Spec:
CPU: Hudson Hu6280 (7.8 MHz)
RAM: 8 KB
GPU: Hudson HuC6260 16-bit (512x256, 64 KB, 256 out of 512 colors)
Games: HuCard cartridge, or CD-ROM with optional CD player (TurboGrafx-CD)
Terjual:
10 juta unit
Akhir Produksi:
1995
Alasan Kegagalan:
Kemampuan kalkulasinya tidak seperti yang diharapkan, sedikitnya game yang berasal dari pengembang pihak ketiga, pangsa pasar sudah dikuasai oleh Nintendo dan Sega.
5. Atari Lynx(1989)
Spoiler for “detail”:
Quote:
Spec:
CPU: Mikey MOS 65SC02 (4 MHz, 8-bit)
ROM: 512 bytes
RAM: 64 KB
GPU: Suzy (16 MHz, 16-bit, 160x102, 16 colors from a palette of 4096 colors)
Games: 128 KB, 256 KB, or 512 KB cartridge
Terjual:
5 Juta Unit
Akhir Produksi:
1995
Alasan Kegagalan:
Kurangnya unit yang terjual sehingga tidak menarik minat pengembang game, game perlu dikopi dari cartidge kedalam RAM terlebih dahulu sebelum dimainkan sehingga membatasi resource tersedia dan memperlambat waktu loading. Selain itu harganya jauh lebih mahal dibandingkan Nintendo Game Boy.
6. Amstrad GX4000 (1990)
Spoiler for “detail”:
Quote:
Spec:
CPU: Zilog Z80A (4 MHz, 8-bit)
RAM: 64 KB
ROM: 32 KB
GPU: Unknown (640x200, 12-bit, 32 colors out of 4096)
Games: Cartridges (128 KB to 512 KB)
Terjual:
150.000 Unit
Akhir Produksi:
1991
Alasan Kegagalan:
Hanya ada 25 game dalam katalognya. Selain itu GX4000 hanya menggunakan 8-bit prosesor, dimana SNES dan Megadrive sudah menggunakan desain 16-bit menyebabkan konsol ini memiliki grafis yang buruk.
7. Commodore 64GS (1990)
Spoiler for “detail”:
Quote:
Spec:
CPU: MOS Technology 8500 (0.985 MHz, 8-bit)
RAM: 64 KB
ROM: 20 KB (7 KB used for KERNAL, Commodore's operating system core)
GPU: MOS Technology VIC-II MOS 8569 (16 colors, 320x200)
Games: Cartridges, unknown capacity
Terjual:
Tidak diketahui
Akhir Produksi:
1992
Alasan Kegagalan:
Dengan tidak adanya keyboard, kebanyakan game yang sukses untuk Commodore 64 sebelumnya, tidak kompatibel dengan konsol ini. Pada saat peluncurannya, hanya terdapat 9 game yang secara khusus dibuat untuk konsol ini.
8. PC Engine GT/TurboExpress(1990)
Spoiler for “detail”:
Quote:
Spec:
CPU: Hudson Hu6280 (7.8 MHz)
RAM: 8 KB
GPU: Video Display Processor and Video Color Encoder, both 16-bit
VRAM: 64 KB
Display: 400x270, 481 colors out of 512
Games: HuCard TurboGrafx-16 (PC Engine) cartridge
Terjual:
1,5 Juta Unit
Akhir Produksi:
1995
Alasan Kegagalan:
Ini merupakan konsol portabel konsol pertama yang menggunakan cartridge konsol game rumahan, 5 tahun sebelum Sega Nomad. Akan tetapi, kecanggihan teknologi yang digunakan didalamnya dibanding dengan konsol lainnya justru memberikan kerugian. Harga konsol ini menjadi sangat mahal dan membutuhkan 6 baterai AA untuk bermain beberapa jam. Masalah lainnya yaitu game untuk konsol ini memang ditujukan untuk konsol rumahan dengan menggunakan TV, sehingga gambar dan teks yang tampil pada layar konsol ini menjadi sangat sulit dilihat dan dibaca.
Alasan Kegagalan:
Kontroller memiliki bentuk seperti remot kontrol dan memiliki desain yang tidak baik. Terlebih lagi, gamenya juga sangat jelek. Kita tidak mendapat 3D, tetapi tetap membayar dengan harga premium. Nyatanya, ini adalah media player keluarga yang “disamarkan” menjadi konsol game.
10. Commodore CDTV(1991)
Spoiler for “detail”:
Quote:
Spec:
CPU: Motorola 68000 (7.16 MHz)
RAM:1 MB
ROM: 2 x 256 KB
GPU: Amiga Enhanced Chipset (12-bit color at 320x512 or 640x512i if display was limited to 16 colors)
Games: CD-ROM
Terjual:
Kurang dari 60.000 Unit
Akhir Produksi:
1993
Alasan Kegagalan:
Hanya memakai AmigaOS 1.3, padahal versi 2.0 memiliki interface yang lebih baik. Selain itu, konsumen memilih untuk menunggu kedatangan opsi CD Player untuk Amiga 500, yang menggunakan chip yang sama dengan Commodore CDTV. Selain itu harganya yang mahal dan tidak sebanding dengan spec yang dimilikinya membuat konsol ini kurang laku dipasaran.
11. 3DO (1993)
Spoiler for “detail”:
Quote:
Spec:
CPU: ARM60 (12.5 MHz, 32-bit), floating-point coprocessor, and 32 KB SRAM cache
RAM: 2 MB
VRAM: 1 MB
GPU: Two video processors (Clio and Madam) capable of 24-bit color and a 640x480 resolution
Games: CD-ROM
Terjual:
5 Juta Unit
Akhir Produksi:
1996
Alasan Kegagalan:
Harganya pada saat peluncurannya sangat mahal, $700. Selain itu perusahaan 3DO tidak mampu mendapatkan cukup dukungan dari pengembang untuk menawarkan katalog game yang menarik. Hal ini tidak terlepas karena pada saat itu pasar telah dikuasai oleh Nintendo dan Sega.
12. Atari Jaguar (1993)
Spoiler for “detail”:
Quote:
Spec:
CPU: Motorola 68000 (13.295 MHz, 16/32-bit)
RAM: 2 MB
GPU: Tom (32-bit ARM processor with 64-bit ALU, 26.59 MHz) and Jerry (identical to Tom, but partly dedicated to signal processing and not only graphics calculation)
Games: Cartridges, 6 MB or less
Terjual:
Kurang dari 250.000 Unit
Akhir Produksi:
1996
Alasan Kegagalan:
Terlalu sedikit game selain “Alien vs Predator” dan “Tempest 2000” yang dapat menarik perhatian konsumen luas. Desain kontrolpad yang buruk dan kesalahan didalam kontroller memori prosesor membuat pengembangan dari platform ini menjadi lebih rumit.
13. Pioneer LaserActive(1993)
Spoiler for “detail”:
Quote:
Tidak dimungkinkan untuk mendata spesifikasi teknis konsol ini karena memiliki detail yang membingungkan dan sebagian besar dirahasiakan. Pioneer berusaha membuat sebuah media player, yang pertama kali dan kebanyakan akan kompatibel dengan 540MB LaserActive game LD-Rom. Sayangnya, katalognya berisi 10 game pada saat peluncurannya dan harga jualnya yang mencapai $970. Setidaknya, konsol ini mendapatkan penghargaan sebagai konsol termahal nomor 2 dibawah Halcyon RDI, yang juga menggunakan LaserDisc dan dijual dengan harga $2500 pada tahun 1985 (setara dengan $5300 pada saat ini).
LaserActive juga memiliki opsi untuk memainkan MegaDrive dan PC Engine melalui unit yang dijual terpisah. Akan tetapi harga unit tambhan yang sangat tinggi membuat lebih masuk akal untuk membeli konsol aslinya.
Diperkirakan LaserActive terjual sekitar 10.000 unit.