- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Mahasiswa UMY Kembangkan Kunci untuk Tunantera
TS
deptcolect
Mahasiswa UMY Kembangkan Kunci untuk Tunantera
Quote:
Mahasiswa UMY Kembangkan Kunci untuk Tunantera
Quote:
Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kharrik Ngibad Mukhlashin mengembangkan alat bantu untuk penyandang tunanetra berbentuk kunci pintu dengan pengendali mikro.
"Kunci pintu yang menggunakan sistem microcontroller atau pengendali mikro itu akan memudahkan penyandang tunanetra dalam menggunakannya," kata Kepala Biro Humas dan Protokol (BHP) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Tunjung Sulaksono di Yogyakarta, Jumat (11/1/2013).
Menurutnya, menjaga keamanan di dalam rumah merupakan hal yang sangat penting, salah satu caranya adalah dengan mengunci pintu rumah atau ruangan yang berisi barang-barang berharga.
"Namun, hal itu tidak mudah dilakukan oleh penyandang tunanetra karena mereka kesulitan untuk menggunakan kunci konvensional. Oleh karena itu, mahasiswa UMY mengembangkan kunci pintu yang dapat membantu dan memudahkan penyandang tunanetra ketika menggunakannya," katanya.
Kharrik mengatakan, alat itu dikembangkan dengan Radio Frekuensi Identification (RFID). Jadi dalam alat itu hanya terdapat satu ID yang telah tersistem dan akan dihubungkan dengan reader dari alat tersebut. Selanjutnya akan menuju sistem mikro, yang nanti akan membaca perintah dan akan menghasilkan suara membuka atau menutup.
"Kami membuat inovasi baru berupa kunci pintu karena tujuannya memang untuk para tunanetra. Alat itu akan mengeluarkan suara 'membuka dan menutup' yang menandakan pintu sudah terbuka atau tertutup," katanya.
Menurut dia, penggunaan alat itu cukup mudah dan sangat praktis. Alat itu diletakkan di dalam pintu, kemudian penggunanya hanya akan mendekatkan ID dengan jarak empat cm di depan atau di belakang pintu.
"Setelah keluar suara ’pintu terbuka’ itu pertanda pintu tersebut tidak terkunci. Sebaliknya jika keluar suara ’pintu tertutup’, otomatis pintu tersebut sudah terkunci," katanya.
Selain itu, alat bantu tunanetra dalam bentuk kunci itu hanya akan cocok dengan satu ID yang telah disistematisasi khusus dengan alat tersebut. Jika ID lain yang digunakan, maka sistem mikro dalam alat itu tidak akan dapat membaca perintah dan menghasilkan suara "pintu terbuka" atau "pintu tertutup".
"Jadi alat itu bisa membantu pemilik rumah, khususnya tunanetra dalam menjaga barang-barang berharga di dalam rumahnya," katanya.
Ia mengatakan, alat hasil inovasi itu diharapkan bisa dimanfaatkan oleh penyandang tunanetra seluruh Indonesia dan bisa disempurnakan lagi. "Untuk bisa digunakan pada 5-6 pintu cukup dengan menggunakan satu ID yang telah tersistem," katanya.
"Kunci pintu yang menggunakan sistem microcontroller atau pengendali mikro itu akan memudahkan penyandang tunanetra dalam menggunakannya," kata Kepala Biro Humas dan Protokol (BHP) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Tunjung Sulaksono di Yogyakarta, Jumat (11/1/2013).
Menurutnya, menjaga keamanan di dalam rumah merupakan hal yang sangat penting, salah satu caranya adalah dengan mengunci pintu rumah atau ruangan yang berisi barang-barang berharga.
"Namun, hal itu tidak mudah dilakukan oleh penyandang tunanetra karena mereka kesulitan untuk menggunakan kunci konvensional. Oleh karena itu, mahasiswa UMY mengembangkan kunci pintu yang dapat membantu dan memudahkan penyandang tunanetra ketika menggunakannya," katanya.
Kharrik mengatakan, alat itu dikembangkan dengan Radio Frekuensi Identification (RFID). Jadi dalam alat itu hanya terdapat satu ID yang telah tersistem dan akan dihubungkan dengan reader dari alat tersebut. Selanjutnya akan menuju sistem mikro, yang nanti akan membaca perintah dan akan menghasilkan suara membuka atau menutup.
"Kami membuat inovasi baru berupa kunci pintu karena tujuannya memang untuk para tunanetra. Alat itu akan mengeluarkan suara 'membuka dan menutup' yang menandakan pintu sudah terbuka atau tertutup," katanya.
Menurut dia, penggunaan alat itu cukup mudah dan sangat praktis. Alat itu diletakkan di dalam pintu, kemudian penggunanya hanya akan mendekatkan ID dengan jarak empat cm di depan atau di belakang pintu.
"Setelah keluar suara ’pintu terbuka’ itu pertanda pintu tersebut tidak terkunci. Sebaliknya jika keluar suara ’pintu tertutup’, otomatis pintu tersebut sudah terkunci," katanya.
Selain itu, alat bantu tunanetra dalam bentuk kunci itu hanya akan cocok dengan satu ID yang telah disistematisasi khusus dengan alat tersebut. Jika ID lain yang digunakan, maka sistem mikro dalam alat itu tidak akan dapat membaca perintah dan menghasilkan suara "pintu terbuka" atau "pintu tertutup".
"Jadi alat itu bisa membantu pemilik rumah, khususnya tunanetra dalam menjaga barang-barang berharga di dalam rumahnya," katanya.
Ia mengatakan, alat hasil inovasi itu diharapkan bisa dimanfaatkan oleh penyandang tunanetra seluruh Indonesia dan bisa disempurnakan lagi. "Untuk bisa digunakan pada 5-6 pintu cukup dengan menggunakan satu ID yang telah tersistem," katanya.
Keren ,semoga bisa di produksi secara massal sehingga manfaatnya bisa di nikmati olah para penyandang tuna netra
0
1.4K
Kutip
19
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan