- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
{Tak Sesali "Kicauannya"} Tindakan Farhat Mempermalukan Institusi Pengacara
TS
soipon
{Tak Sesali "Kicauannya"} Tindakan Farhat Mempermalukan Institusi Pengacara
Tindakan Farhat Mempermalukan Institusi Pengacara
Penulis : Alsadad Rudi | Kamis, 10 Januari 2013 | 16:01 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota dari Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI), Ramdan Alamsyah, mengatakan bahwa Farhat Abbas telah membuat malu para pengacara terkait "kicauannya" di Twitter yang menyerang Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahya Purnama, yang berbau SARA.
"Secara pribadi maupun secara institusi (HAMI), saya merasa malu sebagai pengacara kenapa ada seorang pengacara bisa berbuat seperti ini," kata Ramdan, Kamis (10/1/2013).
Ramdan juga mengatakan bahwa meskipun Farhat Abbas telah menyampaikan permintaan maafnya kepada Ahok (sapaan Basuki Tjahya Purnama), juga lewat Twitter, hal itu tidak dapat membatalkan adanya upaya hukum yang akan dikenakan terhadap Farhat Abbas.
"Hukum tetap berlaku walaupun dia meminta maaf, bukan berarti meminta maaf kemudian selesai. Kalimat maaf untuk personal. Tindakan ini harus dibuktikan dengan adanya upaya hukum agar tidak berkembang menjadi bahaya laten," ujar Ramdan.
Farhat Abbas sendiri dilaporkan ke pihak kepolisian atas tuduhan telah melanggar UU No 40 tahun 2008 Pasal 4 dan Pasal 16 terkait tindakan diskriminatif terhadap ras atau etnis serta UU ITE No 27 Ayat 2 tentang penyebaran kebencian berdasarkan SARA.
Dalam kesempatan tersebut, Ramdan juga mengatakan bahwa apa yang dilakukan Farhat bisa menyebabkan terjadi perpecahan di tengah masyarakat, terutama di DKI Jakarta yang multi-etnis, terlebih lagi, yang diserang Farhat adalah seorang Kepala Daerah, yang menjadi pemimpin bagi masyarakat.
"Ahok adalah pemimpin saya sebagai wakil gubernur. Sebagai warga DKI, saya merasa ini bisa mengancam persatuan dan kesatuan khususnya di Jakarta. Untuk itu kasus ini saya laporkan," kata Ramdan.
Sebelumnya, Rabu (9/1/2013), Farhat Abbas "berkicau" di akun Twitternya, @farhatabbaslaw. Farhat menyampaikan keberatan terhadap pernyataan Wakil Gubernur terkait pelat nomor polisi khusus bagi pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yakni Gubernur dan Wakil Gubernur. Farhat memprotes mengapa Ahok (sapaan Basuki Tjahya Purnama) meributkan hal itu di depan publik. Namun dalam Tweetnya itu, Farhat juga menyinggung Ahok secara rasial.
Berikut ini kutipan kicauannya: @farhatabbaslaw: Ahok sana sini protes plat pribadi B 2 DKI dijual polisi ke org Umum katanya! Dasar Ahok plat Aja diributin! Apapun plat nya tetap C*** !
Source
Farhat Abbas Tak Sesali "Kicauannya"
Penulis : Fabian Januarius Kuwado | Kamis, 10 Januari 2013 | 13:50 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara publik, Farhat Abbas, mengaku tak menyesal atas "kicauannya" di media sosial Twitter, yang dianggap menyerang secara rasial terhadap Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Farhat hanya menyayangkan hal tersebut malah menjadi keributan di publik dan media massa.
"Saya enggak nyesal lah, cuma kaget saja kenapa begini ya. Kenapa jadi ribut," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (10/1/2013) pagi.
Menurut Farhat, pernyataan yang dilontarkannya mengenai Basuki merupakan salah satu bentuk ujian kadar nasionalisme bagi masyarakat. Hasilnya, Farhat masih banyak menemukan individu yang lebih mengutamakan etnis ketimbang nasionalismenya pada Indonesia.
"Di sini saya ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa nilai idealisme nasionalisme kita kurang. Kita hanya menikmati kekayaan Indonesia, tapi tidak mencintai Indonesia," ujarnya.
Pria yang mendeklarasikan diri sebagai calon presiden RI alternatif kaum muda itu berharap agar masyarakat mampu menerima perbedaan yang ada dalam satu koridor rasa, yakni rasa nasionalisme Indonesia. Karena hanya dengan hal itulah, kata Farhat, Indonesia dapat bersaing di dunia internasional.
Pada Rabu (9/1/2013) pukul 08.03 WIB, Farhat menyampaikan keberatan terhadap pernyataan Basuki terkait penggunaan pelat nomor polisi khusus bagi pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Farhat memprotes sikap Basuki yang meributkan hal itu di depan publik.
Pernyataan Basuki mengenai pemasangan pelat nomor khusus di mobil pejabat Pemprov DKI itu dilontarkannya pada Jumat (4/1/2013) di Balaikota. Meski belum mendapat konfirmasi kepolisian, dalam hal ini Polda Metro Jaya, kuat dugaan bahwa pelat nomor B 2 DKI dan B 3 DKI telah diberikan Polda Metro Jaya kepada pengusaha.
Setelah status itu tersebar di dunia maya, akun tersebut "diserang" oleh pengguna lain di Twitter karena dianggap menyinggung masalah rasial. Farhat membantah pernyataan itu bernada rasisme dan ia telah menyampaikan permintaan maaf pada Basuki, Kamis pagi.
Source
Kicauan Farhat menuai kecaman dan menyeretnya ke meja hijau.
Sudah begitu, apa hubungan nasionalisme yang diocehkan Farhat dengan kicauannya terkait Ahok & plat nomor?
Penulis : Alsadad Rudi | Kamis, 10 Januari 2013 | 16:01 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota dari Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI), Ramdan Alamsyah, mengatakan bahwa Farhat Abbas telah membuat malu para pengacara terkait "kicauannya" di Twitter yang menyerang Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahya Purnama, yang berbau SARA.
"Secara pribadi maupun secara institusi (HAMI), saya merasa malu sebagai pengacara kenapa ada seorang pengacara bisa berbuat seperti ini," kata Ramdan, Kamis (10/1/2013).
Ramdan juga mengatakan bahwa meskipun Farhat Abbas telah menyampaikan permintaan maafnya kepada Ahok (sapaan Basuki Tjahya Purnama), juga lewat Twitter, hal itu tidak dapat membatalkan adanya upaya hukum yang akan dikenakan terhadap Farhat Abbas.
"Hukum tetap berlaku walaupun dia meminta maaf, bukan berarti meminta maaf kemudian selesai. Kalimat maaf untuk personal. Tindakan ini harus dibuktikan dengan adanya upaya hukum agar tidak berkembang menjadi bahaya laten," ujar Ramdan.
Farhat Abbas sendiri dilaporkan ke pihak kepolisian atas tuduhan telah melanggar UU No 40 tahun 2008 Pasal 4 dan Pasal 16 terkait tindakan diskriminatif terhadap ras atau etnis serta UU ITE No 27 Ayat 2 tentang penyebaran kebencian berdasarkan SARA.
Dalam kesempatan tersebut, Ramdan juga mengatakan bahwa apa yang dilakukan Farhat bisa menyebabkan terjadi perpecahan di tengah masyarakat, terutama di DKI Jakarta yang multi-etnis, terlebih lagi, yang diserang Farhat adalah seorang Kepala Daerah, yang menjadi pemimpin bagi masyarakat.
"Ahok adalah pemimpin saya sebagai wakil gubernur. Sebagai warga DKI, saya merasa ini bisa mengancam persatuan dan kesatuan khususnya di Jakarta. Untuk itu kasus ini saya laporkan," kata Ramdan.
Sebelumnya, Rabu (9/1/2013), Farhat Abbas "berkicau" di akun Twitternya, @farhatabbaslaw. Farhat menyampaikan keberatan terhadap pernyataan Wakil Gubernur terkait pelat nomor polisi khusus bagi pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yakni Gubernur dan Wakil Gubernur. Farhat memprotes mengapa Ahok (sapaan Basuki Tjahya Purnama) meributkan hal itu di depan publik. Namun dalam Tweetnya itu, Farhat juga menyinggung Ahok secara rasial.
Berikut ini kutipan kicauannya: @farhatabbaslaw: Ahok sana sini protes plat pribadi B 2 DKI dijual polisi ke org Umum katanya! Dasar Ahok plat Aja diributin! Apapun plat nya tetap C*** !
Source
Farhat Abbas Tak Sesali "Kicauannya"
Penulis : Fabian Januarius Kuwado | Kamis, 10 Januari 2013 | 13:50 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara publik, Farhat Abbas, mengaku tak menyesal atas "kicauannya" di media sosial Twitter, yang dianggap menyerang secara rasial terhadap Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Farhat hanya menyayangkan hal tersebut malah menjadi keributan di publik dan media massa.
"Saya enggak nyesal lah, cuma kaget saja kenapa begini ya. Kenapa jadi ribut," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (10/1/2013) pagi.
Menurut Farhat, pernyataan yang dilontarkannya mengenai Basuki merupakan salah satu bentuk ujian kadar nasionalisme bagi masyarakat. Hasilnya, Farhat masih banyak menemukan individu yang lebih mengutamakan etnis ketimbang nasionalismenya pada Indonesia.
"Di sini saya ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa nilai idealisme nasionalisme kita kurang. Kita hanya menikmati kekayaan Indonesia, tapi tidak mencintai Indonesia," ujarnya.
Pria yang mendeklarasikan diri sebagai calon presiden RI alternatif kaum muda itu berharap agar masyarakat mampu menerima perbedaan yang ada dalam satu koridor rasa, yakni rasa nasionalisme Indonesia. Karena hanya dengan hal itulah, kata Farhat, Indonesia dapat bersaing di dunia internasional.
Pada Rabu (9/1/2013) pukul 08.03 WIB, Farhat menyampaikan keberatan terhadap pernyataan Basuki terkait penggunaan pelat nomor polisi khusus bagi pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Farhat memprotes sikap Basuki yang meributkan hal itu di depan publik.
Pernyataan Basuki mengenai pemasangan pelat nomor khusus di mobil pejabat Pemprov DKI itu dilontarkannya pada Jumat (4/1/2013) di Balaikota. Meski belum mendapat konfirmasi kepolisian, dalam hal ini Polda Metro Jaya, kuat dugaan bahwa pelat nomor B 2 DKI dan B 3 DKI telah diberikan Polda Metro Jaya kepada pengusaha.
Setelah status itu tersebar di dunia maya, akun tersebut "diserang" oleh pengguna lain di Twitter karena dianggap menyinggung masalah rasial. Farhat membantah pernyataan itu bernada rasisme dan ia telah menyampaikan permintaan maaf pada Basuki, Kamis pagi.
Source
Kicauan Farhat menuai kecaman dan menyeretnya ke meja hijau.
Sudah begitu, apa hubungan nasionalisme yang diocehkan Farhat dengan kicauannya terkait Ahok & plat nomor?
0
3.6K
46
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan