- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Perempuan Redam Konflik Antar Umat Beragama


TS
no.sara
Perempuan Redam Konflik Antar Umat Beragama
Agnes: Perempuan Redam Konflik Antar Umat Beragama
TEMPO.CO, Semarang--Ketua Jaringan Perempuan dan Perlindungan Anak (JPPA) Jawa Tengah Agnes Widanti menilai perempuan punya potensi besar dalam meredam konflik antar umat beragama. Hal ini berdasarkan penelitian dan kajian yang ia lakukan di sejumlah daerah di Jawa Tengah dalam beberapa waktu terakhir ini.
"Banyak perempuan dalam kelompok kecil yang tidak begitu tertarik membicarakan konflik dengan alasan tidak ada konflik," ujar Agnes saat seminar Peran dan Pemahaman Perempuan Dalam Dialog Anti Konflik Antar Umat Beragama di kampus Universitas Sigijopranoto Semarang, Kamis 10 Januari 2013 kemarin.
Menurut dia, peran perempuan dalam meredam konflik anatar umat beragma ini sangat menonjol karena mempunyai naluri untuk berdamai dan tidak suka adanya perselisihan. Hal ini ia temukan dalam kajian terhadap media pertemuan perempuan seperti arisan dan pertemuan PKK di desa maupun dalam kelompok kecil lain yang menjadi arena penyadaran saling toleran. Ia menyebutkan pertemuan tersebut sangat mejemuk terdiri dari beragai suku agama dan ras. "Dalam organisasi tersebut tidak dibedakan latar belakang dan status sosialnya," ujar Agnes menambahkan.
Namun agnes masih menyayangkan potensi perempuan dalam meredam konflik dan intoleransi ini tak diimbangi dengan pemahaman matang dalam gerakan anti konflik antar umat beragama. "Meski sesungguhnya secara tidak tersirat mereka telah melakukan dengan cara sendiri,"katanya.
Dalam kesempatan yang sama. Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang, Romo Aloys Budi Purnomo, menilai punya potensi perempuan dalam meredam konflik antar umat beragama dibuktikan secara kuantitatif jumlah perempuan di Jawa Tengah lebih tinggi, yakni mencapai 50.44 persen dari total penduduk Jawa Tengah sebesar 32,64 juta jiwa.
"Sementara ini peran perempuan dalam merajut hubungan antar umat beragama yang dialogis dan inklusif sangat signifikan," ujar Budi Purnomo.
Hal ini ia buktikan dengan hadirnya 12 mahasiswa Ushuludin Institut Agama Islam Walisonggo yang ikut hadir dalam acara Misa pada Natal lalu. Juga keterlibatan mereka yang sulit ditemui dalam aksi-aksi radikal kelompok garis keras. "Itu membuktikan mereka lebih toleran dan cinta damai," ujar Budi menambahkan.
Menurut Budi, keberadaan perempuan yang punya naluri toleran ini sebagai penopang maraknya tren politik islam radikal yang konservatif, meningkatnya intoleransi di masyarakat serta kontra diksi antara konstitusi dan regulasi yang mengancam kebebasan beragama.
Kalau dipikir-pikir ada benernya jg..
jarang bgt ane liat cewek berantem soal agama..
sumber: Tempo
Quote:
Spoiler for nosara:

TEMPO.CO, Semarang--Ketua Jaringan Perempuan dan Perlindungan Anak (JPPA) Jawa Tengah Agnes Widanti menilai perempuan punya potensi besar dalam meredam konflik antar umat beragama. Hal ini berdasarkan penelitian dan kajian yang ia lakukan di sejumlah daerah di Jawa Tengah dalam beberapa waktu terakhir ini.
"Banyak perempuan dalam kelompok kecil yang tidak begitu tertarik membicarakan konflik dengan alasan tidak ada konflik," ujar Agnes saat seminar Peran dan Pemahaman Perempuan Dalam Dialog Anti Konflik Antar Umat Beragama di kampus Universitas Sigijopranoto Semarang, Kamis 10 Januari 2013 kemarin.
Menurut dia, peran perempuan dalam meredam konflik anatar umat beragma ini sangat menonjol karena mempunyai naluri untuk berdamai dan tidak suka adanya perselisihan. Hal ini ia temukan dalam kajian terhadap media pertemuan perempuan seperti arisan dan pertemuan PKK di desa maupun dalam kelompok kecil lain yang menjadi arena penyadaran saling toleran. Ia menyebutkan pertemuan tersebut sangat mejemuk terdiri dari beragai suku agama dan ras. "Dalam organisasi tersebut tidak dibedakan latar belakang dan status sosialnya," ujar Agnes menambahkan.
Namun agnes masih menyayangkan potensi perempuan dalam meredam konflik dan intoleransi ini tak diimbangi dengan pemahaman matang dalam gerakan anti konflik antar umat beragama. "Meski sesungguhnya secara tidak tersirat mereka telah melakukan dengan cara sendiri,"katanya.
Dalam kesempatan yang sama. Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang, Romo Aloys Budi Purnomo, menilai punya potensi perempuan dalam meredam konflik antar umat beragama dibuktikan secara kuantitatif jumlah perempuan di Jawa Tengah lebih tinggi, yakni mencapai 50.44 persen dari total penduduk Jawa Tengah sebesar 32,64 juta jiwa.
"Sementara ini peran perempuan dalam merajut hubungan antar umat beragama yang dialogis dan inklusif sangat signifikan," ujar Budi Purnomo.
Hal ini ia buktikan dengan hadirnya 12 mahasiswa Ushuludin Institut Agama Islam Walisonggo yang ikut hadir dalam acara Misa pada Natal lalu. Juga keterlibatan mereka yang sulit ditemui dalam aksi-aksi radikal kelompok garis keras. "Itu membuktikan mereka lebih toleran dan cinta damai," ujar Budi menambahkan.
Menurut Budi, keberadaan perempuan yang punya naluri toleran ini sebagai penopang maraknya tren politik islam radikal yang konservatif, meningkatnya intoleransi di masyarakat serta kontra diksi antara konstitusi dan regulasi yang mengancam kebebasan beragama.
Kalau dipikir-pikir ada benernya jg..
jarang bgt ane liat cewek berantem soal agama..

sumber: Tempo
Diubah oleh no.sara 11-01-2013 07:25
0
970
Kutip
3
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan