- Beranda
- Komunitas
- Surat Pembaca
PABT Telkom


TS
coengkreeng
PABT Telkom
Buat momod silahkan di delete kalo repost
Hari ini saya kaget lihat tagihan telpon rumah sebesar Rp 115.500
padahal ada kali udah lebih dari 2 tahun kita ngga pernah lagi make telpon rumah, telpon rumah cuma dipake buat konfirmasi kartu kredit, dlsbgnya..
Nah..ane gogling topic tarif abonemen telkom eh nemu blog yang isinya juga merupakan salah seorang korban. Berikut ane spoiler aja ya isi blognya,
Disini ane cuma mau berbagi buat yang pernah ngalami dan yang belum tau, sambil ngumpulin berkas yang diperlukan, ane rencana mau nyelesain masalah ini ke telkom plasa terdekat.
Monggo buat yang pernah ngalami silahkan dibagi ceritanya dan buat yang belum tau, silahkan diliat liat dulu tagihannya.
Spoiler for Search No Result:

Hari ini saya kaget lihat tagihan telpon rumah sebesar Rp 115.500
Spoiler for Tagihan Telkkom Jan2013:

padahal ada kali udah lebih dari 2 tahun kita ngga pernah lagi make telpon rumah, telpon rumah cuma dipake buat konfirmasi kartu kredit, dlsbgnya..
Nah..ane gogling topic tarif abonemen telkom eh nemu blog yang isinya juga merupakan salah seorang korban. Berikut ane spoiler aja ya isi blognya,
Quote:
Tips Menyelesaikan Paket Abonemen Biaya Tetap Telkom
Pernah baca Surat Pembaca Jawa Pos tentang orang2 yang complain karena tagihan telpon rumahnya tiba2 membengkak dan setelah ditelusuri ternyata mereka dikenakan Paket Abonemen Biaya Tetap oleh Telkom tanpa sepengetahuan mereka?
Bulan Maret 2012 yang lalu iseng-iseng saya cek rincian tagihan telpon rumah saya di link ini. Selama ini sudah bertahun-tahun Arnold selalu membayar tagihan Telkom lewat ATM, jadi kita tidak pernah punya print out rekeningnya. Berapapun saldo tagihan yang muncul di layar ATM, langsung kita bayar. Kecurigaan saya mulai muncul setelah beberapa bulan kita memutuskan untuk menggunakan telpon rumah hanya untuk terima saja dan tidak untuk melakukan panggilan, kenapa tagihannya tetap Rp.200rb/ bulan?
Ternyata benar, waktu saya cek di website infobill Telkom itu, nomor telpon rumah kita dikenakan Paket Abonemen Biaya Tetap yang jumlahnya Rp. 150 ribu, plus plus PPN dan beberapa item lain yang nggak jelas, jumlahnya jadi Rp. 200 ribu. Padahal meter pemakaian local/ SLJJ/ HP NOL. Nah loh???
Saya langsung nanya Arnold: pernah nggak memberikan persetujuan ikutan abonemen ini, dan jawabnya tentu saja: nggak pernah tuh, itu apaan? Halah, yang namanya Abonemen Biaya Tetap itu maksudnya apa aja kita nggak ngerti!
Kalo anda gugling topic ini, wah…buanyaaaak banget orang2 yang menuliskan bahwa mereka mengalami kejadian seperti ini, semuanya pada emosi (ya iya lah). Jadi sebenarnya Paket Abonemen Biaya Tetap (kita singkat aja PABT) itu adalah salah satu inovasi produk Telkom yang kalo saya ilustrasikan itu kurang lebih seperti ini:
Misalnya pemakaian telpon kita sebulan 150rb Kita kan masih harus bayar biaya abonemen Rp. 30 ribuan. Nah, kalo kita ikut PABT 150rb dan pemakaian kita > 150rb maka kita gak usah bayar abonemen yang 30rb itu, kita cukup bayar sejumlah meter pemakaiannya aja. Tapiii... kalo ternyata kita pakenya < 150rb (misal cuman 10rb), maka kita tetep harus bayar 150rb padahal kan harusnya kita (normal) cukup bayar abonemen 30rb + meter 10rb + PPN = 44rb.
Persoalannya adalah PABT ini dikenakan ke orang2 mostly tanpa persetujuan (even sepengetahuan) mereka. Tarif yang dikenakan juga beda-beda ke tiap orang (ada yang paket 100rb, 150rb, 200rb, dst sampe jutaan gitu deh), mungkin berdasarkan historical data maksimum pemakaian kita pernah mencapai berapa, langsung deh dikenaik tarif PABT segitu. Saya dikenakan paket yang 200rb. Sopir saya nih kena yang 100rb! Dulu dia juga pernah kena katanya, tapi karena dia bayar langsung di loket, begitu kena dia langsung protes akhirnya dibatalkan. Ck ck ck…
Saya mempelajari beberapa hal yang ditulis oleh “para korban” di internet itu dan saya mendapatkan kesimpulan sbb:
1. Tidak ada gunanya mencoba menyelesaikan masalah ini dengan menelpon saluran customer service (147 kalo gak salah?), anda hanya akan tambah naik darah. Cara paling efektif adalah langsung datang ke Plasa Telkom di mana rumah anda termasuk dalam wilayah kerjanya.
2. Supaya nanti di sana anda tidak dipingpong sana sini dan jadi darah tinggi, sebaiknya langsung antisipasi membawa beberapa dokumen yang mungkin akan dibutuhkan, seperti:
a. Kalau nomor telpon anda terdaftar bukan atas nama anda sendiri, bawalah surat kuasa yang menyatakan bahwa pemilik nomor telpon tersebut memberikan kuasa kepada anda untuk menyelesaikan urusan ini. Surat Kuasa ditandatangani oleh pemberi & penerima kuasa di atas materai 6000.
b. Fotokopi KTP pemberi dan penerima kuasa
c. Bukti pembayaran telpon (struk ATM atau copy tagihan kartu kredit – kalo bayar lewat credit card)
Karena ada orang di internet yang cerita sudah pernah berhasil mencabut PABT ini bahkan bisa minta uangnya dikembalikan, maka saya pun untung2an mencoba agar uang yang sudah disedot untuk bayar PABT ini juga bisa dikembalikan (gak mau rugi dong). Masalahnya, kita kan nggak tau ya mulai kapan PABT ini nongol di tagihan kita kalo kita nggak pernah punya print out rekeningnya. Kalo dicari di infobill Telkom, cuma bisa lihat max 3 bln ke belakang. Ya sudah, saya siapkan aja semua struk pembayaran telpon saya dari ATM dan saya kliping di kertas urut berdasarkan bulannya. Saya berhasil mengumpulkan bukti pembayaran itu mulai Agustus 2010 sampai Maret 2012.
Hari itu saya khusus cuti untuk ngurusin masalah ini (baru tau belakangan kalo Plasa Telkom Sabtu juga buka). Sampai di sana setelah mengambil nomor antrian, saya diterima sama salah seorang CS. Saya ceritakanlah secara ringkas tujuan saya. Saya sih males marah2 sama CS yah, lha wong mereka itu juga kan gak salah apa2, cuman kebetulan apes aja ditugaskan untuk menerima complain. Jadi yah gak proper juga kalo melampiaskan kekesalan kita ke mereka.
Ternyata ya Sodara2, entah karena Telkom memang sudah bosan menerima complain ttg hal ini ato gimana, prosesnya tidak sesulit yang saya bayangkan. Tanpa banyak nanya CS nya langsung kasih saya formulir pencabutan PABT. Berkas2 saya diambil dan difotokopi sama dia, lalu dia mulai ngitung berapa jumlah duit yang harus dikembalikan.
Sampe di sini ada yang lucu. Saya kan nanya, mulai kapan PABT ini dibebankan ke nomor saya. Dia lihat ke laptopnya, lalu bilang: mulai Sep 2011 Bu. Lalu saya keluarin semua kliping struk saya yang mulai Agustus 2010 itu. Dia masuk ke dalam untuk fotokopi. Eh, pas keluar dia bilang: ternyata mulai Dec 2010. Lalu saya bilang: oh, Dec 2010 ya? Kalo gitu, tolong saya dikasih rincian tagihan saya yang per Nov 2010 dong. Dia masuk lagi ke dalam, lalu keluar cuman dengan kertas kecil tulisan tangan, isinya tagihan Nov 2010 saya kayak apa (yang tentu saja tidak ada PABT-nya). Sebenarnya saya mo ketawa lihat yang ditulisnya: gak ada meter pemakaian local, cuman SLJJ sama handphone aja, which is itu mah nggak mungkin terjadi di rumah saya. Saya nanya, gak ada yang versi printed dari computer toh? Katanya gak ada (ato gak bisa diprint gitu, saya lupa).
Ohya, duit yang dikembalikan itu betul2 harus ada bukti pembayaran kita, kalo gak ada buktinya mereka gak mau memproses klaim-nya. Saya nanya, kalo misal struk ATM nya hilang ato sudah kabur tulisannya gimana? Struk yang pake kertas fax kan lama2 jadi buram gitu. Katanya bisa pake copy buku tabungan, kan kalo bayar lewat ATM pasti tercetak di buku.
Akhirnya, saya dikasih selembar berita acara klaim yang mana Telkom akan mengembalikan uang saya sebesar Rp. 1.477.000,- (UWOW!). Tapiii… (ada tapi-nya), harus nunggu 2 minggu baru uangnya bisa cair. Ya sudahlah, saya tidak terlalu berharap juga. Arnold bilang yang penting sudah dicabut PABT-nya, tinggal make sure bulan depan benda ini gak nongol lagi di tagihan kita, kalo uangnya gak bisa kembali ya sudah direlakan aja daripada tambah sakit hati. Tapi ternyata 2 minggu kemudian ketika saya datang lagi ke kasirnya Telkom, uang itu dibayar lunas hehehe J Dan sekarang tiap bulan saya rajin cek rincian tagihan di infobill Telkom sebelum saya bayar lewat ATM.
So buat Sodara2 yang siapa tahu mengalami hal serupa, semoga pengalaman ini bisa membantu. Dan semoga Telkom bisa memperbaiki metode marketing/ sales-nya supaya tidak semakin mengecewakan banyak orang.
PS: Ohya, selain PABT ini ada juga abonemen2 lain yang aneh2 seperti fitur call waiting ato apalah yang jumlahnya gak signifikan sih tapi nongol tanpa diundang. Karena saya rasa gak guna ya sudah saya minta dicabut sekalian. Sekarang saya cuman bayar beban pemakaian sama abonemen bulanan aja which is jumlahnya total gak pernah lebih dari Rp 70rb
(Sumber : _banbancute.blogspot.com/2012/07/tips-menyelesaikan-paket-abonemen-biaya.html?showComment=1357613872322#c1847770307254233303)
Pernah baca Surat Pembaca Jawa Pos tentang orang2 yang complain karena tagihan telpon rumahnya tiba2 membengkak dan setelah ditelusuri ternyata mereka dikenakan Paket Abonemen Biaya Tetap oleh Telkom tanpa sepengetahuan mereka?
Bulan Maret 2012 yang lalu iseng-iseng saya cek rincian tagihan telpon rumah saya di link ini. Selama ini sudah bertahun-tahun Arnold selalu membayar tagihan Telkom lewat ATM, jadi kita tidak pernah punya print out rekeningnya. Berapapun saldo tagihan yang muncul di layar ATM, langsung kita bayar. Kecurigaan saya mulai muncul setelah beberapa bulan kita memutuskan untuk menggunakan telpon rumah hanya untuk terima saja dan tidak untuk melakukan panggilan, kenapa tagihannya tetap Rp.200rb/ bulan?
Ternyata benar, waktu saya cek di website infobill Telkom itu, nomor telpon rumah kita dikenakan Paket Abonemen Biaya Tetap yang jumlahnya Rp. 150 ribu, plus plus PPN dan beberapa item lain yang nggak jelas, jumlahnya jadi Rp. 200 ribu. Padahal meter pemakaian local/ SLJJ/ HP NOL. Nah loh???
Saya langsung nanya Arnold: pernah nggak memberikan persetujuan ikutan abonemen ini, dan jawabnya tentu saja: nggak pernah tuh, itu apaan? Halah, yang namanya Abonemen Biaya Tetap itu maksudnya apa aja kita nggak ngerti!
Kalo anda gugling topic ini, wah…buanyaaaak banget orang2 yang menuliskan bahwa mereka mengalami kejadian seperti ini, semuanya pada emosi (ya iya lah). Jadi sebenarnya Paket Abonemen Biaya Tetap (kita singkat aja PABT) itu adalah salah satu inovasi produk Telkom yang kalo saya ilustrasikan itu kurang lebih seperti ini:
Misalnya pemakaian telpon kita sebulan 150rb Kita kan masih harus bayar biaya abonemen Rp. 30 ribuan. Nah, kalo kita ikut PABT 150rb dan pemakaian kita > 150rb maka kita gak usah bayar abonemen yang 30rb itu, kita cukup bayar sejumlah meter pemakaiannya aja. Tapiii... kalo ternyata kita pakenya < 150rb (misal cuman 10rb), maka kita tetep harus bayar 150rb padahal kan harusnya kita (normal) cukup bayar abonemen 30rb + meter 10rb + PPN = 44rb.
Persoalannya adalah PABT ini dikenakan ke orang2 mostly tanpa persetujuan (even sepengetahuan) mereka. Tarif yang dikenakan juga beda-beda ke tiap orang (ada yang paket 100rb, 150rb, 200rb, dst sampe jutaan gitu deh), mungkin berdasarkan historical data maksimum pemakaian kita pernah mencapai berapa, langsung deh dikenaik tarif PABT segitu. Saya dikenakan paket yang 200rb. Sopir saya nih kena yang 100rb! Dulu dia juga pernah kena katanya, tapi karena dia bayar langsung di loket, begitu kena dia langsung protes akhirnya dibatalkan. Ck ck ck…
Saya mempelajari beberapa hal yang ditulis oleh “para korban” di internet itu dan saya mendapatkan kesimpulan sbb:
1. Tidak ada gunanya mencoba menyelesaikan masalah ini dengan menelpon saluran customer service (147 kalo gak salah?), anda hanya akan tambah naik darah. Cara paling efektif adalah langsung datang ke Plasa Telkom di mana rumah anda termasuk dalam wilayah kerjanya.
2. Supaya nanti di sana anda tidak dipingpong sana sini dan jadi darah tinggi, sebaiknya langsung antisipasi membawa beberapa dokumen yang mungkin akan dibutuhkan, seperti:
a. Kalau nomor telpon anda terdaftar bukan atas nama anda sendiri, bawalah surat kuasa yang menyatakan bahwa pemilik nomor telpon tersebut memberikan kuasa kepada anda untuk menyelesaikan urusan ini. Surat Kuasa ditandatangani oleh pemberi & penerima kuasa di atas materai 6000.
b. Fotokopi KTP pemberi dan penerima kuasa
c. Bukti pembayaran telpon (struk ATM atau copy tagihan kartu kredit – kalo bayar lewat credit card)
Karena ada orang di internet yang cerita sudah pernah berhasil mencabut PABT ini bahkan bisa minta uangnya dikembalikan, maka saya pun untung2an mencoba agar uang yang sudah disedot untuk bayar PABT ini juga bisa dikembalikan (gak mau rugi dong). Masalahnya, kita kan nggak tau ya mulai kapan PABT ini nongol di tagihan kita kalo kita nggak pernah punya print out rekeningnya. Kalo dicari di infobill Telkom, cuma bisa lihat max 3 bln ke belakang. Ya sudah, saya siapkan aja semua struk pembayaran telpon saya dari ATM dan saya kliping di kertas urut berdasarkan bulannya. Saya berhasil mengumpulkan bukti pembayaran itu mulai Agustus 2010 sampai Maret 2012.
Hari itu saya khusus cuti untuk ngurusin masalah ini (baru tau belakangan kalo Plasa Telkom Sabtu juga buka). Sampai di sana setelah mengambil nomor antrian, saya diterima sama salah seorang CS. Saya ceritakanlah secara ringkas tujuan saya. Saya sih males marah2 sama CS yah, lha wong mereka itu juga kan gak salah apa2, cuman kebetulan apes aja ditugaskan untuk menerima complain. Jadi yah gak proper juga kalo melampiaskan kekesalan kita ke mereka.
Ternyata ya Sodara2, entah karena Telkom memang sudah bosan menerima complain ttg hal ini ato gimana, prosesnya tidak sesulit yang saya bayangkan. Tanpa banyak nanya CS nya langsung kasih saya formulir pencabutan PABT. Berkas2 saya diambil dan difotokopi sama dia, lalu dia mulai ngitung berapa jumlah duit yang harus dikembalikan.
Sampe di sini ada yang lucu. Saya kan nanya, mulai kapan PABT ini dibebankan ke nomor saya. Dia lihat ke laptopnya, lalu bilang: mulai Sep 2011 Bu. Lalu saya keluarin semua kliping struk saya yang mulai Agustus 2010 itu. Dia masuk ke dalam untuk fotokopi. Eh, pas keluar dia bilang: ternyata mulai Dec 2010. Lalu saya bilang: oh, Dec 2010 ya? Kalo gitu, tolong saya dikasih rincian tagihan saya yang per Nov 2010 dong. Dia masuk lagi ke dalam, lalu keluar cuman dengan kertas kecil tulisan tangan, isinya tagihan Nov 2010 saya kayak apa (yang tentu saja tidak ada PABT-nya). Sebenarnya saya mo ketawa lihat yang ditulisnya: gak ada meter pemakaian local, cuman SLJJ sama handphone aja, which is itu mah nggak mungkin terjadi di rumah saya. Saya nanya, gak ada yang versi printed dari computer toh? Katanya gak ada (ato gak bisa diprint gitu, saya lupa).
Ohya, duit yang dikembalikan itu betul2 harus ada bukti pembayaran kita, kalo gak ada buktinya mereka gak mau memproses klaim-nya. Saya nanya, kalo misal struk ATM nya hilang ato sudah kabur tulisannya gimana? Struk yang pake kertas fax kan lama2 jadi buram gitu. Katanya bisa pake copy buku tabungan, kan kalo bayar lewat ATM pasti tercetak di buku.
Akhirnya, saya dikasih selembar berita acara klaim yang mana Telkom akan mengembalikan uang saya sebesar Rp. 1.477.000,- (UWOW!). Tapiii… (ada tapi-nya), harus nunggu 2 minggu baru uangnya bisa cair. Ya sudahlah, saya tidak terlalu berharap juga. Arnold bilang yang penting sudah dicabut PABT-nya, tinggal make sure bulan depan benda ini gak nongol lagi di tagihan kita, kalo uangnya gak bisa kembali ya sudah direlakan aja daripada tambah sakit hati. Tapi ternyata 2 minggu kemudian ketika saya datang lagi ke kasirnya Telkom, uang itu dibayar lunas hehehe J Dan sekarang tiap bulan saya rajin cek rincian tagihan di infobill Telkom sebelum saya bayar lewat ATM.
So buat Sodara2 yang siapa tahu mengalami hal serupa, semoga pengalaman ini bisa membantu. Dan semoga Telkom bisa memperbaiki metode marketing/ sales-nya supaya tidak semakin mengecewakan banyak orang.
PS: Ohya, selain PABT ini ada juga abonemen2 lain yang aneh2 seperti fitur call waiting ato apalah yang jumlahnya gak signifikan sih tapi nongol tanpa diundang. Karena saya rasa gak guna ya sudah saya minta dicabut sekalian. Sekarang saya cuman bayar beban pemakaian sama abonemen bulanan aja which is jumlahnya total gak pernah lebih dari Rp 70rb
(Sumber : _banbancute.blogspot.com/2012/07/tips-menyelesaikan-paket-abonemen-biaya.html?showComment=1357613872322#c1847770307254233303)
Disini ane cuma mau berbagi buat yang pernah ngalami dan yang belum tau, sambil ngumpulin berkas yang diperlukan, ane rencana mau nyelesain masalah ini ke telkom plasa terdekat.
Monggo buat yang pernah ngalami silahkan dibagi ceritanya dan buat yang belum tau, silahkan diliat liat dulu tagihannya.
0
4.1K
Kutip
9
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan