- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Hati Nurani = Malaikat?


TS
junya
Hati Nurani = Malaikat?
Selamat datang agan-agan semua di thread pertama ane. Ini thread pertama karena ane masih newbie gan.he he. Tapi walaupun ane masih newbie ane berharap agan-agan semua berkenan untuk membaca artikel yang ditulis ane sendiri ini.
Selamat membaca.
Sumber :
http://gerilyaawan.blogspot.com/<---blog ane
Mampir ke blog ane ya gan
Terimakasih sudah membaca thread ane.
Dimohon komennya ya
Selamat membaca.
Spoiler for gambar:

Hati Nurani = Malaikat?
Spoiler for Hati Nurani = Malaikat?:
Untuk anda yang masa kecilnya berada di tahun ’90-an, pastinya sewaktu kecil anda banyak menonton film kartun atau animasi entah itu dari barat atau dari Jepang. Di dalam film kartun atau animasi yang penuh fantasi itu sering terdapat adegan dimana si tokoh utama kebingungan mendengarkan setan dan malaikat yang saling berdebat di samping kiri dan kanannya ketika dia hendak melakukan sesuatu. Si setan membujuk si tokoh utama dengan bujukan jahat yang menjerumuskan. Sedangkan si malaikat membujuk agar dia melakukan hal yang seharusnya, mengajak melakukan yang baik. Mungkin jika seorang anak kecil yang menonton adegan itu akan terbesit pertanyaan sederhana dari kepolosan pengetahuannya sembari berkata dalam hati, ”Emang bener ya kayak gitu?”.
Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa setan atau syaithon adalah musuh manusia. “karena sesungguhnya syaithon itu adalah musuh yang nyata bagimu” (QS Al-Baqoroh : 168). Selain itu pekerjaan setan tidak lain tidak bukan yaitu untuk menggoda manusia, membisikan, mengiming-imingi keindahan dan kenikmatan yang sementara, serta menjerumuskan manusia agar manusia melanggar larangan Allah dan bahkan menyekutukan-Nya. “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (QS Al-An’am : 112). Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa setan itu bisa dari golongan manusia dan dari golongan jin. Memang setan akrab sekali dengan manusia, mereka akan terus menggoda manusia, menjerumuskan manusia sampai hari akhir. Lalu, benarkah adegan setan yang menjerumuskan manusia kedalam kesalahan di dalam film kartun itu ada dalam kehidupan nyata?. Jika dilihat dari sumber yang dijamin mutlak kebenarannya, Al-Quran, tentu jawabannya ada.
Tapi apakah benar malaikat juga membisikkan kebaikan kepada manusia?. Mengutip dari buku “Dialog dengan Jin ABG” karya Putra Gara, terdapat hadist Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, yang artinya : “Tidaklah satupun dari kalian kecuali ia telah diberi Qorin dari jin dan Qorin dari malaikat. Para sahabat bertanya, “Begitu juga kepadamu ya Rasulullah?” Beliau bersabda, “Kepadaku juga, hanya saja Allah telah menolongku untuk menghadapinya, dan tidaklah ia (Qorin) menyuruhku kecuali kepada kebenaran”. Qorin adalah yang bertugas sebagai pembisik, Qorin dari jin membisikkan untuk berbuat jahat, sedangkan Qorin dari malaikat membisiki manusia untuk berbuat kebaikan dan ketaatan (Gara, 2011 : 138-139). Dengan demikian sudah jelaslah bahwa adegan malaikat membisikkan kebaikan atau kebenaran kepada manusia yang ada dalam film kartun itu memang ada dalam kehidupan kita.
Namun kita juga sering mendengar “hati nurani” atau “kata hati” yang konon akan selalu benar perkataanya karena berdasarkan dari dalam hati. Apa maksud berdasarkan dalam hati? Apakah hati selalu benar? Bagaimana jika hatinya sudah kelam, lusuh oleh kejahatan-kejahatan yang empunya lakukan? Apakah hatinya juga bersih?. Seringkali kita mendengar nasihat dari orang-orang ketika bingung untuk memilih mana yang benar, seperti “Dengarkalah apa kata hatimu!”. Mungkin logika bisikkan hati atau nurani itu karena pada awalnya manusia memang diciptakan dalam keadaan suci tanpa dosa, dalam arti dalam keadaan bersih. Di dalam hadits pun terdapat faktanya. Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat yang terpotong hidungnya?. Sungguh analogi yang bagus yang rasulullah berikan. Tidak ada hubungannya jika orang tuanya pemabuk, orang tuanya pembunuh, dan sebagainya, karena siapapun orang tuanya manusia yang baru lahir itu suci. Hati adalah sumber kelakuan dan sifat manusia, manusia yang suci berarti memiliki hati yang suci. Hati nurani bisa jadi diartikan bagian hati manusia yang masih belum terkotori oleh kejahatan-kejahatannya. Itulah mengapa kita menyebutnya hati nurani. Setelah anda menyimak yang saya tulis, anda dapat menyadari adanya kesamaan antara hati nurani dan Qorin makaikat, yaitu sama-sama membisikkan kebenaran kepada manusia. Dan bisa jadi benar. Wallahu’alam bishawab.
Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa setan atau syaithon adalah musuh manusia. “karena sesungguhnya syaithon itu adalah musuh yang nyata bagimu” (QS Al-Baqoroh : 168). Selain itu pekerjaan setan tidak lain tidak bukan yaitu untuk menggoda manusia, membisikan, mengiming-imingi keindahan dan kenikmatan yang sementara, serta menjerumuskan manusia agar manusia melanggar larangan Allah dan bahkan menyekutukan-Nya. “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (QS Al-An’am : 112). Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa setan itu bisa dari golongan manusia dan dari golongan jin. Memang setan akrab sekali dengan manusia, mereka akan terus menggoda manusia, menjerumuskan manusia sampai hari akhir. Lalu, benarkah adegan setan yang menjerumuskan manusia kedalam kesalahan di dalam film kartun itu ada dalam kehidupan nyata?. Jika dilihat dari sumber yang dijamin mutlak kebenarannya, Al-Quran, tentu jawabannya ada.
Tapi apakah benar malaikat juga membisikkan kebaikan kepada manusia?. Mengutip dari buku “Dialog dengan Jin ABG” karya Putra Gara, terdapat hadist Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, yang artinya : “Tidaklah satupun dari kalian kecuali ia telah diberi Qorin dari jin dan Qorin dari malaikat. Para sahabat bertanya, “Begitu juga kepadamu ya Rasulullah?” Beliau bersabda, “Kepadaku juga, hanya saja Allah telah menolongku untuk menghadapinya, dan tidaklah ia (Qorin) menyuruhku kecuali kepada kebenaran”. Qorin adalah yang bertugas sebagai pembisik, Qorin dari jin membisikkan untuk berbuat jahat, sedangkan Qorin dari malaikat membisiki manusia untuk berbuat kebaikan dan ketaatan (Gara, 2011 : 138-139). Dengan demikian sudah jelaslah bahwa adegan malaikat membisikkan kebaikan atau kebenaran kepada manusia yang ada dalam film kartun itu memang ada dalam kehidupan kita.
Namun kita juga sering mendengar “hati nurani” atau “kata hati” yang konon akan selalu benar perkataanya karena berdasarkan dari dalam hati. Apa maksud berdasarkan dalam hati? Apakah hati selalu benar? Bagaimana jika hatinya sudah kelam, lusuh oleh kejahatan-kejahatan yang empunya lakukan? Apakah hatinya juga bersih?. Seringkali kita mendengar nasihat dari orang-orang ketika bingung untuk memilih mana yang benar, seperti “Dengarkalah apa kata hatimu!”. Mungkin logika bisikkan hati atau nurani itu karena pada awalnya manusia memang diciptakan dalam keadaan suci tanpa dosa, dalam arti dalam keadaan bersih. Di dalam hadits pun terdapat faktanya. Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat yang terpotong hidungnya?. Sungguh analogi yang bagus yang rasulullah berikan. Tidak ada hubungannya jika orang tuanya pemabuk, orang tuanya pembunuh, dan sebagainya, karena siapapun orang tuanya manusia yang baru lahir itu suci. Hati adalah sumber kelakuan dan sifat manusia, manusia yang suci berarti memiliki hati yang suci. Hati nurani bisa jadi diartikan bagian hati manusia yang masih belum terkotori oleh kejahatan-kejahatannya. Itulah mengapa kita menyebutnya hati nurani. Setelah anda menyimak yang saya tulis, anda dapat menyadari adanya kesamaan antara hati nurani dan Qorin makaikat, yaitu sama-sama membisikkan kebenaran kepada manusia. Dan bisa jadi benar. Wallahu’alam bishawab.
Sumber :
http://gerilyaawan.blogspot.com/<---blog ane
Mampir ke blog ane ya gan

Terimakasih sudah membaca thread ane.
Dimohon komennya ya

0
1.5K
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan