kingjohnAvatar border
TS
kingjohn
Gas Bumi, Energi Alternatif yang Kian Diminati Pasar Lokal dan Global


(Vibiznews – Column) – Kondisi sektor komoditi gas Indonesia dinilai masih prospek yang sangat positif. Prospek tersebut didasari oleh besarnya cadagangan gas yang dimiliki oleh Indonesia yang mencapai 2,8 triliun meter kubik berdasarkan data yang disurvey pada tahun 2005. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, prospek ekspor gas Indonesia juga masih menjadi tolak ukur prospek dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berdasarkan survey yang dilakukan tahun 2010, penggunaan atau konsumsi gas dalam negeri tercatat mencapai 34,47% atau berada di urutan ketiga setelah bahan bakar minyak dan batubara.

Namun untuk memenuhi kebutuhan baik dalam negeri maupun ekspor, pemerintah masih kesulitan untuk meningkatkan produksinya mengingat sampai dengan saat ini Indonesia hanya memiliki tiga kilang gas bumi yang aktif seperti kilang LNG Arun, kilang LNG Bontang dan kilang LNG Tangguh. Sedangkan pada tahun 2014 mendatang pemerintah baru akan berencana menambah satu kilang lagi yaitu kilang Donggi Senoro.

Pembangunan kilang baru memang harus dilakukan oleh pemerintah guna menjaga stabilitas dan penambahan kuantitas produksi gas bumi Indonesia. Sepanjang tahun 2007 – 2011 jumlah produksi gas bumi tercatat mengalami peningkatan.

Sedangkan disisi lain, jumlah kebutuhan akan gas bumi di dalam negeri diperkirakan akan mengalami kenaikan kedepannya. Sebagai energi alternatif, gas menjadi sebuah bahan bakar yang memiliki sebuah potensi kenaikan sebagai bahan bakar listrik, rumah tangga dan juga industri mengingat harga minyak mentah dan batubara yang diperkirakan akan mengalami kenaikan. Untuk perincian proporsi penggunaan gas nasional dalam negeri diantaranya untuk listrik 32,8%, Industri 34,7%, pupuk dan petrokimia 20,4% dan sisanya diperuntukan untuk kebutuhan rumah tangga dan otomotif. Beradasarkan tabel dibawah ini, kita bias melihat bahwa dalam 5 tahun kedelai tingkat kebutuhan gas dalam negeri akan mengalami kenaikan.

Menurut data Neraca Gas Nasional, dalam satu dekade terakhir jumlah cadangan gas bumi nasional mengalami kenaikan rata-rata sebesar 1,5% per tahun meski hal tersebut tidak sebanding dengan kemampuan memproduksi komoditi tersebut. Posisi Indonesia saat memiliki posisi ke-10 sebagai produsen gas bumi terbesar di dunia dan peringkat kedua di Asia Pasifik.

Dirjen Migas Kementerian ESDM, Evita Legowo bahkan cukup optimis kepada sektor gas bumi sebagai penopang industry migas dalam negeri. Ia menyatakan bahwa total produksi gas untuk tahun ini mencapai 7583 MMSCFD (Million Metric Standard Cubic Feet per Day) dengan tingkat permintaan baik dalam negeri dan ekspor mencapai 7808 MMSCFD. Berdasarkan data tersebut makan produksi gas nasional masih kurang 225 MMSCFD untuk dapat memenuhi permintaan. Evita yakin kekurangan tersebut dapat segera tertutupi setidaknya pada 3 tahun mendatang seiring akan adanya kilang gas baru yang akan dibangun. Untuk alokasi kebutuhan dan permintaan gas domestic masih mendominasi dengan proporsi 56% dan 44% untuk kebutuhan ekspor. Ekspor gas nasional saat ini ditujukan uktuk beberapa negara seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Malaysia, China dan AS.

Prospek Gas Bumi di Pasar Global

Dengan melihat tujuan ekspor gas bumi Indonesia, kita bisa melihat bahwa prospek pasar gas bumi di pasar global memiliki prospek yang positif. Sebagai energy alternatif, gas bumi dinilai memiliki harga yang relati lebih murah dibandingkan dengan energi minyak dan batubara. Sampai dengan akhir tahun lalu, harga gas bumi sebesar US$5,2/MMBTU. Hampir sama dengan konsumen lokal, konsumen energi dunia juga mulai melirik gas bumi sebagai energy alternatif terutama dalam sektor industri terutama pembangkit tenaga listrik seperti yang terjadi di Jepang. Kondisi tersebut belum lagi ditambah oleh permintaan untuk rumah tangga seperti LPG.

Disaat prospek harga minyak mentah untuk jangka menengah dan panjang akan mengalami kenaikan, gas bumi akan menjadi salah satu alternatif yang tepat. Masih melimpahnya cadangan gas bumi di negara-negara produsen menjadi sebuah keuntungan tersendiri. Meski bagi negara-negara importer gas bumi harus segera melakukan peralihan teknologi agar bisa menggunakan gas bumi dengan optimal di segala sektor yang dibutuhkan.

Sumber :
0
734
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan