Sawah Kebanjiran Menjadi Lokasi Melepas Penat



BANYAK cara yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang, satu di antaranya seperti yang dilakukan dua sahabat asal Bantarsari, Aji dan Kuswoyo. Mereka berperahu di atas hamparan sawah yang tergenang banjir dekat Jalan Raya Kawunganten-Sidareja.

Tidak hanya bermain-main, keduanya juga terlihat memungut sampah plastik seperti botol bekas air minum dalam kemasan. Aji menjelaskan, kegiatan yang mereka lakukan hanya untuk menghilangkan suntuk.

“Kami setiap hari lewat jalan ini dan lagi-lagi areal sawahnya kebanjiran. Semula hanya ingin melihat dari tepi, namun ternyata ada perahu ditambatkan, setelah meminta izin pada pemiliknya, saya dan Woyo pun berperahu sembari mencari tahu genangan luas genangan sampai di mana,” ujar Aji.

Aji mengungkapkan, sawah yang tergenang sangat luas hingga sisi timur. Remaja yang juga suporter setia PSCS itu mengatakan, sekilas air yang menggenang sangat dalam, namun ternyata hanya 30 sentimeter bahkan tidak sampai lutut.

Ia menambahkan, tidak banyak sampah yang ditemukan di area sawah itu. Menurutnya, selama 30 menit berperahu, hanya ditemukan dua botol plastik, lokasinya pun berada di tepian, bukan di tengah.

“Karena tidak ada dayung, kami akhirnya mencari bambu sepanjang dua meter untuk menjalankan perahu. Tadi sempat bocor sehingga kami terpaksa ke pinggir untuk membuang air dan menambal dengan daun pisang,” katanya.

Sementara Woyo mengatakan, seandainya sampah yang ditemukan banyak, maka akan dibawa pulang dan lantas dijual. Uangnya untuk diberikan kepada mereka-mereka yang membutuhkan.

Aji dan Woyo boleh jadi bergembira, namun pemilik tanah di lokasi yang terendam banjir, Pujiati mengaku sangat sedih karena kejadian semacam itu sudah terjadi berulangkali. Berbagai cara sudah dilakukan, tetapi hasilnya nihil.

Ia mengungkapkan, sebelum November ada peninggian tanggul sungai, tetapi itu tidak efektif. Saat volume air sangat banyak, tanggul dari tanah justru terkikis dan hilang, akibatnya, ribuan hektare sawah kebanjiran.

“Sampai sekarang, saya sama sekali belum menanam padi. Biarkan saja seperti itu daripada terus merugi, serba susah punya sawah di situ, kemarau kekeringan, saat hujan kebanjiran,” ujarnya. (agung lindu nagara)