Sebelumnya ane ucapkan terimakasih,sudah berkunjung ke trit orang seperti ane ini
baiklah,mari kita ulik salah satu kabupaten yang berada di Tenggara Pulau Sulawesi,seperti judul trit Kabupaten itu adalah Muna.
agak panjang gan (bukan agak lagi

)
ada beberapa fase yang membentuk Kab. Muna (ada 3,tapi ane jelasin yg dua aja deh

)
A. Fase I (Pertama), Pemerintahan Swapraja
Pemerintahan Muna pada fase ini berstatus Swapraja dengan raja yang terakhir Laode Pandu yang dilantik oleh pemangku adat menjadi Raja Muna tanggal 24 Februari 1947 di Kota Wuna. Pada fase ini tidak dapat dilepaskan dengan perjuangan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dan dilakukan secara cerdik para tokoh dan rakyat pejuang daerah Muna baik perorangan maupun organisasi perjuangan antara lain Batalyon Sadar (Serikat Djasa Rahasia), Barisan 20 dan lain-lain. Mereka dipimpin oleh para tokoh dianataranya, Laode Muh Idrus Efendy dengan nama samaran Sitti Goladria, Laode Enda Anwar dengan nama samaran Soneangka, Laode Taeda Ahmad dan Halim Toboeloe. S
B. Fase II (Kedua), Pemerintahan Kewedanan
Pada fase ini dengan dibubarkan Daerah Afdeling Buton dan Laiwoi berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Tenggara Nomor 18 Tahun 1951 tanggal 20 Oktober 1951. Ini didasrakan Peraturan Pemerintah (Permen) Nomor 34 Tahun 1952 tentang pembentukan 7 (tujuh) Daerah Administratif Sulawesi Tenggara, pemerintahan Muna beralih status menjadi Kewedanan bersama-sama dengan Kewedanan Buton, Kendari, dan Kolaka.
Masing-masing Kewedanan dipimpin oleh seorang KPN (Kepala Pemerintahan Negeri). Dan dalam sejarahnya Kewedanan Muna dipimpin, Abdul Razak, Ngitung, Andi Pawilloi, H Lethe, H Suphu Yusuf, Andi Jamuddin, dan F Latana.
C. Fase III (Ketiga), Perjuangan Pembentukan Kabupaten Muna.
1.
Danau Napabale
Danau Napabale letaknya di kaki bukit,dan entah gimana caranya bisa ada terowongan alami yang menghubungkannya ke Laut.
Kalau,air laut lagi surut wisatawan bisa melewati terowongan alami itu,tapi kalo lagi pasang

, jangan coba-joba deh kalo gamau tenggelem. Letak Danau Napabale sekitar 15 km dari Raha.
2.
Labuan Belanda
Saat PD II berlangsung,tempat ini dijadiin tempat persembunyian kapal-kapal Belanda,membuktikan bahwa Belanda tidak cuma bercokol di pulau besar saja. Tempat ini, telah dijadikan sebagai rute tetap kapal New Zealand, Australia. Setiap tahun bersandar 50 – 70 kapal layar, biasanya pada bulan Agustus dan Oktober. Pelabuhan Belanda ini sekarang merupakan kawasan wisata taman laut yang cukup eksotik dengan ragam biota lautnya. Jarak dari Raha ke Labuhan Belanda ini memakan waktu 3 jam.
3.
Gua Liang Kobori
Gua ini adalah saksi dari sejarah para nenek moyang orang Muna yang hidup pada masa lalu,didalam gua ini terdapat berbagai lukisan kuno yang berada di dindingnya menggambarkan kegiatan suku Muna kuno yang pernah tinggal di gua itu.
walaupun lukisan ini sederhana tetapi tetap saja fakta sejarah yang membuat generasi muda tau bahwa dulu nenek moyangnya pernah hidup di goa Liang Kobori itu. Lukisan-lukisan di dinding itu dibuat dengan mencampur darah dan tanah dan dilukiskan menggunakan kayu yang udah di halusin ujungnya (CMIIW)
Jarak antara Raha ke Liang Kobori itu kurang-lebih 20 KM.
4.
Perkelahian antar kuda
Iya,perkelahian antar kuda
ini adalah salah satu atraksi yang populer di Sulawesi Tenggara khususnya di Muna,Perkelahian Kuda ini biasanya dilakukan saat penyambutan tamu penting,upacara adat atau permintaan tertentu.
Kuda-kuda akan ditaro di lapangan terbuka dan disana bakal ada kuda betina. nah,jadi 2 kuda akan begelut untuk mendapatkan si betina
