- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Said Aqil Siradj: Dikunjungi Rhoma Irama, Kiai NU Nggak Mungkin Menjual Wibawanya


TS
soipon
Said Aqil Siradj: Dikunjungi Rhoma Irama, Kiai NU Nggak Mungkin Menjual Wibawanya
Said Aqil Siradj: Dikunjungi Rhoma Irama, Kiai NU Nggak Mungkin Menjual Wibawanya
Sabtu, 05 Januari 2013 , 09:53:00 WIB
RMOL. Kiai Nahdlatul Ulama sudah dewasa menyikapi kunjungan Rhoma Irama yang ingin maju dalam Pilpres 2014.
“Kiai NU sudah dewasa dan cerdas kok menyikapi gerak langkah politik,’’ ujar Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurutnya, kunjungan Rhoma Irama ke sejumlah kiai NU di Jombang, Jawa Timur, merupakan kunjungan biasa. Sama seperti kunjungan lainnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Masa biasa sih, bukankah itu bentuk dukungan?
Itu hanya silaturahim dengan pesantren dan para kiai. Ini biasa dan normal-normal saja. Para kiai NU sudah mengerti politik.
Bukankah Rhoma Irama niatnya mencari dukungan?
Soal Rhoma Irama memiliki ambisi itu adalah hak dia. Tapi sekali lagi saya katakan berkunjung ke pesantren atau kiai bukan saja dalam rangka pencapresan.
Soal apa saja?
Banyak. Ada yang mencari doa restu supaya sukses. Ada yang datang karena ambisi politik ke depan.
Ada yang simpati pada pesantren itu, sehingga ingin bantu dan sebagainya.
Dari mana saja itu?
Ya, berbagai profesi dan jabatan. Pokoknya bukan hanya Rhoma Irama, banyak orang dan pejabat penting di negeri ini selalu kunjungi pesantren untuk minta dukungan, doa, dan ketenangan.
Apa tidak merasa dimanfaatkan?
Saya kira para kiai sudah dewasa dalam menilai apapun. Sudah panjang pengalaman politik para kiai itu.
Maksudnya nggak terpengaruh begitu?
Para kiai NU itu sudah tahu harus bersikap seperti apa. Maka saya sangat yakin mereka nggak mungkin menjual pengaruhnya, ketokohannya dan wibawanya hanya karena dikunjungi Rhoma Irama.
Ini tentu berbeda dengan Orde Baru. Kalau dulu tidak memberikan dukungan, tantangannya nyawa. Itu sangat mengerikan. Kalau sekarang ini kan tidak begitu lagi.
Ini artinya kiai NU belum memberikan dukungan ke Rhoma Irama?
Betul. Menerima tamu belum tentu itu dukungan politik. Ada tamu, tentu kiai menerimanya dengan tangan terbuka.
Para kiai itu siapa pun tamunya pasti dihormati dan diterima. Tamunya mulai dari tukang becak sampai pejabat, bahkan presiden pasti disambut dengan baik dan hangat.
Apa ada keuntungan kiai didatangi tokoh dan pejabat?
Tidak ada. Para kiai hanya menjalankan hadist yakni harus menghormati tamu.
Apakah Rhoma sudah menemui Anda?
Ha-ha-ha, belum. Tapi siapapun yang mau bertemu saya di kantor PBNU silakan saja, apapun maksudnya.
Saya terbuka pada siapa saja. Saat Pilgub DKI Jakarta lalu, Alex Noerdin, Jokowi, Hidayat Nurwahid dan lainnya datang. Tidak ada satupun ditolak.
Apa Anda diberitahu para kiai bahwa mereka dikunjungi Rhoma Irama?
Kalau kiai itu Pengurus NU pasti memberitahukan PBNU pusat.
Apa benar kiai itu tidak gampang menjual pengaruhnya?
Ya, saya jamin itu. Para kiai NU tidak mudah menjual isu agama untuk kepentingan politik.
Yang terpenting sekarang bagi umat Islam yaitu bisa belajar dengan tenang, ibadah tenang, bangun Masjid, bangun Madrasah, bisa merayakan maulid Nabi dengan aman, nyaman. Tidak masalah siapapun presidennya.
Apa penilaian Anda terhadap Rhoma Irama?
Ini kan untuk presiden. Bukan untuk tentukan Imam Masjid atau ketua LSM. Kita semua tahu kriteria yang pas menjadi capres itu.
Indonesia ini luas, maka harus orang yang mengerti politik, diterima oleh seluruh lapisan masyarakat, baik suku maupun agama, termasuk diterima dunia internasional.
Makanya capres itu harus cerdas, memiliki moralitas yang tinggi, kualitasnya tinggi, tidak memiliki cacat reputasi, dan agamanya kuat.
Source
Benar2 penolakan yang halus, kriteria yang disebutkan terakhir merupakan kriteria yang tidak bisa dipenuhi oleh Rhoma.

Bisa dikatakan thread ane yang kali ini merupakan lanjutan dari thread ane sebelumnya:
{Gus Sholah: Mahfud & JK} Silahturahmi ke Sesepuh NU, Rhoma Tak Didukung Jadi Capres
Sabtu, 05 Januari 2013 , 09:53:00 WIB
RMOL. Kiai Nahdlatul Ulama sudah dewasa menyikapi kunjungan Rhoma Irama yang ingin maju dalam Pilpres 2014.
“Kiai NU sudah dewasa dan cerdas kok menyikapi gerak langkah politik,’’ ujar Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurutnya, kunjungan Rhoma Irama ke sejumlah kiai NU di Jombang, Jawa Timur, merupakan kunjungan biasa. Sama seperti kunjungan lainnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Masa biasa sih, bukankah itu bentuk dukungan?
Itu hanya silaturahim dengan pesantren dan para kiai. Ini biasa dan normal-normal saja. Para kiai NU sudah mengerti politik.
Bukankah Rhoma Irama niatnya mencari dukungan?
Soal Rhoma Irama memiliki ambisi itu adalah hak dia. Tapi sekali lagi saya katakan berkunjung ke pesantren atau kiai bukan saja dalam rangka pencapresan.
Soal apa saja?
Banyak. Ada yang mencari doa restu supaya sukses. Ada yang datang karena ambisi politik ke depan.
Ada yang simpati pada pesantren itu, sehingga ingin bantu dan sebagainya.
Dari mana saja itu?
Ya, berbagai profesi dan jabatan. Pokoknya bukan hanya Rhoma Irama, banyak orang dan pejabat penting di negeri ini selalu kunjungi pesantren untuk minta dukungan, doa, dan ketenangan.
Apa tidak merasa dimanfaatkan?
Saya kira para kiai sudah dewasa dalam menilai apapun. Sudah panjang pengalaman politik para kiai itu.
Maksudnya nggak terpengaruh begitu?
Para kiai NU itu sudah tahu harus bersikap seperti apa. Maka saya sangat yakin mereka nggak mungkin menjual pengaruhnya, ketokohannya dan wibawanya hanya karena dikunjungi Rhoma Irama.
Ini tentu berbeda dengan Orde Baru. Kalau dulu tidak memberikan dukungan, tantangannya nyawa. Itu sangat mengerikan. Kalau sekarang ini kan tidak begitu lagi.
Ini artinya kiai NU belum memberikan dukungan ke Rhoma Irama?
Betul. Menerima tamu belum tentu itu dukungan politik. Ada tamu, tentu kiai menerimanya dengan tangan terbuka.
Para kiai itu siapa pun tamunya pasti dihormati dan diterima. Tamunya mulai dari tukang becak sampai pejabat, bahkan presiden pasti disambut dengan baik dan hangat.
Apa ada keuntungan kiai didatangi tokoh dan pejabat?
Tidak ada. Para kiai hanya menjalankan hadist yakni harus menghormati tamu.
Apakah Rhoma sudah menemui Anda?
Ha-ha-ha, belum. Tapi siapapun yang mau bertemu saya di kantor PBNU silakan saja, apapun maksudnya.
Saya terbuka pada siapa saja. Saat Pilgub DKI Jakarta lalu, Alex Noerdin, Jokowi, Hidayat Nurwahid dan lainnya datang. Tidak ada satupun ditolak.
Apa Anda diberitahu para kiai bahwa mereka dikunjungi Rhoma Irama?
Kalau kiai itu Pengurus NU pasti memberitahukan PBNU pusat.
Apa benar kiai itu tidak gampang menjual pengaruhnya?
Ya, saya jamin itu. Para kiai NU tidak mudah menjual isu agama untuk kepentingan politik.
Yang terpenting sekarang bagi umat Islam yaitu bisa belajar dengan tenang, ibadah tenang, bangun Masjid, bangun Madrasah, bisa merayakan maulid Nabi dengan aman, nyaman. Tidak masalah siapapun presidennya.
Apa penilaian Anda terhadap Rhoma Irama?
Ini kan untuk presiden. Bukan untuk tentukan Imam Masjid atau ketua LSM. Kita semua tahu kriteria yang pas menjadi capres itu.
Indonesia ini luas, maka harus orang yang mengerti politik, diterima oleh seluruh lapisan masyarakat, baik suku maupun agama, termasuk diterima dunia internasional.
Makanya capres itu harus cerdas, memiliki moralitas yang tinggi, kualitasnya tinggi, tidak memiliki cacat reputasi, dan agamanya kuat.
Source
Benar2 penolakan yang halus, kriteria yang disebutkan terakhir merupakan kriteria yang tidak bisa dipenuhi oleh Rhoma.

Bisa dikatakan thread ane yang kali ini merupakan lanjutan dari thread ane sebelumnya:
{Gus Sholah: Mahfud & JK} Silahturahmi ke Sesepuh NU, Rhoma Tak Didukung Jadi Capres
0
2.6K
26


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan