t3mp30r3kAvatar border
TS
t3mp30r3k
Pelanggaran HAM di POSO
POSO (Arrahmah.com) - Puluhan warga Poso yang tergabung dalam Solidaritas Muslim Poso (SMP) Kamis, (03/01/2013) mendatangi DPRD Poso mendesak dewan perwakilan rakyat mengawal kasus penyiksaan yang diduga dilakukan Polisi terhadap 14 warga Poso pasca insiden penembakan anggota Brimob pada 20 Desember 2012.



Para pengurus SMP yang terdiri dari sejumlah pimpinan dan pengasuh pondok pesantren di Poso seperti Ustad Adnan Arsal, Ustad Ismail Tola serta aktivis pemuda Islam lainnya seperti Amin Adnan, Muhaimin Yunus Hadi mendampingi lima dari 14 korban kekerasan bertemu perwakilan anggota DPRD Poso.

Mereka di terima Wakil Ketua DPRD Suharto Kandar serta lima anggota DPRD Lainnya. Dalam pernyataan sikap yang disampaikan oleh pengasuh pondok pesantren Amanah, Poso Kota H. Ustad Adnan Arsal mendesak DPRD untuk membentuk panitia khusus mengawal korban kekerasan mengadu ke DPR RI, Komnas HAM serta Kompolnas untuk mendapatkan keadilan.

Tuntutan lainnya yang akan menjadi rekomendasi SMP ke pihak Kepolisian yaitu meminta kerugian materi berupa penggantian biaya pengobatan para korban kekerasan selama dalam perawatan dan non material berupa memulihkan nama baik mereka dari tuduhan terorisme.

Pihaknya juga memberikan waktu kepada Polisi untuk menindak tegas anggotanya yang melakukan melanggaran termasuk mendesak Kapolda Sulteng bertanggung jawab atas segala kekerasan yang dlakukan anggotanya.

Seperti dikutip dari obornews, Belasan korban salah tangkap dan penyiksaan itu mengatakan, permintaan maaf yang diucapkan Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo tidaklah cukup tanpa ada penegakan hukum terhadap anggota kepolisian yang menyiksa warga Poso.

SMP memberi ultimatum, jika dalam waktu singkat Polisi tidak serius menangani kasus tersebut. Maka, SMP akan turun ke jalan melakukan perlawanan terhadap tindak kekerasan yang di alami warga.

"Umat Muslim Poso selama ini selalu teraniaya, di zalimi, kami sudah cukup bersabar, kami tidak ingin sejarah kekerasan terulang kembali di Poso akibat tindakan sewenang-wenang Polisi," tegas Tokoh Muslim berpengaruh di Poso tersebut seperti dilansir hidayatullah.com.

Pihaknya juga menyerahkan dokumen berisi file tindak kekerasan yang dialami 14 warga kepada DPRD yang di terima Wakil Ketua DPRD Suharto Kandar yang berjanji akan menindaklanjuti laporan warga tersebut dan segera menggelar rapat guna membentuk panitia kerja untuk mengumpulkan semua bukti termasuk melihat kondisi masyarakat di Desa Kalora.

Usai serah terimah dokumen, salah satu korban kekerasan Saprudin dengan wajah yang masih memar dan kaki sulit digerakan itu mengaku, hingga kini dirinya masih mengalami trauma dan cacat fisik berupa luka bagian dalam luar dan dalam tubuh. Untuk melakukan pemuliahan, dirinya dan beberapa korban lainnya di rawat di klinik rumah sehat yang berada dalam Yayasan Ulil Albab binaan pesantren Amana milik H. Ustad Adnan Arsal.

Ia mengaku sempat mejalani perawatan di Rumah Sakit Umum Poso. Namun karena biaya berobat yang mahal akhirnya para korban memilih di rawat di rumah dan klinik rumah sehat.
Bapak yang juga guru SLTPN I Desa Kalora itu mengisahkan, pada Kamis 20 Desember 2012 atau bertepatan dengan insinden penembakan di Desa Kalora yang menewaskan 4 anggota Brimob oleh kelompok tak dikenal, dirinya di datangi sejumlah aparat Brimob.

"Waktu itu saya pulang mengajar dan usai sholat dzuhur di masjid, saat masuk rumah, datang belasan anggota Brimob langsung menodong saya dengan pistol dan menyeretnya ke dalam mobil, selama di dalam mobil saya mulai di pukuli sampai di pos Brimob Desa Kalora terus tangan saya di borgol, mata di tutup lakban dan terus di tendang, dipukuli bagian muka, saya tidak di beri kesempatan bicara," katanya.

Dirinya mengaku baru sadar setelah di bawah ke Mapolres Poso dengan kondisi sekujur tubuh penuh lebam dan luka-luka. Selama tiga hari dalam tahanan Ia terus dalam kondisi kaki dan tangan terkat serta mata tertutup lakban, setiap anggota yang datang memeriksa selalu melayangkan pukulan di bagian tubuh. Dalam kondisi seperti itu, Ia tidak tahu lagi siapa anggota Brimob dan polisi yang menyiksanya. (bilal/hid/arrahmah.com)
0
941
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan