Terkenal dengan daerah mayoritas warga Tionghoa, mie sua telah menjadi salah satu makanan wajib bagi pelancong yang mendatangi kota tersebut. Menyerupai mie telor namun dengan tekstur yang lebih lembut, mie sua juga menjadi makanan pokok mayoritas warga disana. Terdapat banyak industri rumahan yang setiap harinya menghasilkan ratusan bungkus mie sua tersebut yang kemudian didistribusikan sekitar kota Singkawang dan beberapa daerah lain di Kalimantan barat.

Misua adalah sejenis mie tipis yang terbuat dari tepung terigu (gandum).

Asalnya dari Fujian, China. Misua lebih lembut dan lebih mudah dicerna, berbeda dengan mihun/bihun yang terbuat dari tepung beras, dan soun/su un yang terbuat dari tepung sagu (biasa dipakai untuk sajian bakso). Dalam budaya Tionghoa, misua melambangkan umur panjang, makanan tradisional yang disajikan sewaktu ulang tahun dan sering dimasak pada perayaan-perayaan tertentu.

Pembuatannya masih tradisional, menggunakan mesin-mesin yang masih digerakkan dengan tenaga manusia. Mulanya tepung sagu/terigu diolah bersama air dan garam menjadi adonan, kemudian digiling dan ditipiskan sampai melalui 4 kali mesin penipisan. Lalu adonan yang sudah tipis tersebut dilewatkan ke dalam mesin penyisir yang memotong adonan menjadi helaian misua tipis. Helaian-helaian ini dipotong dalam ukuran panjang tertentu dan diangin-anginkan.

Misua diangin-anginkan supaya ketika dikemas tidak menempel kembali satu sama lain. Setelah beberapa saat diangin-anginkan, misua siap dilipat dalam bentuk kepangan-kepangan yang tersusun rapi, kemudian dijemur sampai kering. Setelah kering, misua siap dikemas dalam plastik dan masuk ke dalam kotak. Steam misua melalui proses yang lebih panjang, karena setelah dijemur, misua akan diuapi dulu, dan kemudian dijemur kembali, barulah siap untuk dikemas.