Romantisme kota Paris dengan gemerlap lampu-lampu yang menghiasi jalan dan bangunan-bangunan kolosal akan memudar. Pasalnya, pemerintah Prancis mulai tahun ini menerapkan penghematan dengan mematikan lampu-lampu pada malam hari.

Diberitakan Daily Mail, keputusan ini diambil oleh Presiden Francois Hollande dan Menteri Energi Delphine Batho pada akhir tahun lalu. Dengan kebijakan baru ini, maka seluruh gedung pemerintah, kantor-kantor dan toko-toko diminta mematikan lampu mereka dari tengah malam hingga pagi hari.

Jika skema ini berjalan lancar, pemerintah kota akan mengeluarkan anjuran untuk warga yang keluar malam untuk membawa senter antara pukul 1 hingga 7 pagi. Selain Paris, peraturan ini juga akan diberlakukan di beberapa kota dan desa di negara tersebut.

Batho mengatakan bahwa langkah ini akan menghemat energi dan uang, serta memberikan ketenangan di kota-kota besar Prancis. Langkah ini juga adalah bagian dari rencana pemerintah Hollande meningkatkan efisiensi energi hingga 20 persen para 2020.

Dikritik Pebisnis

Namun, keputusan ini tidak populer di kalangan pebisnis. Mereka merasa kebijakan pemerintah tersebut mematikan industri pariwisata dan perdagangan.
"Pengunjung dan warga lokal berjalan mengikuti lampu, dari satu titik ke titik lainnya, sepanjang malam. Klien saya tidak ingin gelap-gelapan di La Ville-Lumière (Kota Cahaya/Paris)," kata koki Prancis dan konsultan kuliner Didier Quemener.

Prancis dikunjungi lebih dari 81 juta wisatawan pada 2011. Industri ini juga menyedot lapangan pekerjaan bagi 900.000 orang, menurut data pemerintah.