- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
DAHLAN ISKAN : Birokrat Minimalis Birokrasi


TS
kesepian311
DAHLAN ISKAN : Birokrat Minimalis Birokrasi
Spoiler for Reff ::
Karena kepanjangan awak pisah jadi 2 bagian... selamat membaca..
Part 1
Jakarta, GATRAnews - Dahlan Iskan tidak menyukai formalitas. Ia memberikan kewenangan yang besar kepada deputi-deputi dan menyulap birokrasi yang rumit menjadi sederhana. Yang penting hasil. ---
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Menneg BUMN), Dahlan Iskan, duduk lesehan di lantai karpet ruang wartawan Gedung Kemenneg BUMN, Jalan Merdeka Selatan Nomor 13, Jakarta Pusat, Rabu sore lalu. Mengenakan kemeja putih dengan lengan digulung, dipadu dengan celana bahan dan sepatu kets kesayangannya, ia menyandarkan diri di dinding dekat pintu masuk.
Lima belas wartawan dari berbagai media duduk bersila mengelilinginya dalam radius tak sampai tiga meter. Tidak seperti jumpa pers pada umumnya, press conference ala Dahlan Iskan ini mirip obrolan di pos ronda, sangat santai. Sepeti disaksikan GATRA, mantan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) itu menjawab pertanyaan wartawan satu per satu dengan tenang tanpa mikrofon dan tanpa jamuan apa pun.
Jumpa pers di lantai satu Gedung Kemenneg BUMN itu kelar dalam waktu 30 menit. Setelah itu, ia langsung naik ke lantai 19 untuk mengadakan rapat dengan para stafnya. "Tunggu 15 menit, ya," ujarnya kepada GATRA yang menunggunya. Benar saja, rapat itu berlangsung singkat, tidak melebihi waktu yang ia janjikan. Setelah itu, ia menerima GATRA dalam suasana informal, mengenakan topi koboi dari anyaman rotan. Usai menerima GATRA, Dahlan menerima tamu pada waktu yang telah dijadwalkan.
Begitulah cara Dahlan Iskan menjalani hari-harinya. Semua kegiatan dilakukan on time, efisien, tetapi santai. Ia membuktikan satu hal, santai bukan berarti lama. "Saya memang menghilangkan kesan formal supaya tidak ada kekakuan birokrasi," katanya.
Gaya informal dan anti-birokrasi inilah yang kemudian menjadi ciri khasnya. Ada yang menyebut aksi-aksinya yang anti-tatanan itu ngawur, tetapi terbukti manjur. Maret lalu, ia membuka paksa pintu tol yang tutup karena penjaganya belum datang. Ia mempersilakan semua kendaraan yang antre masuk secara gratis. Kelakuannya itu memenuhi halaman satu media-media nasional saat itu.
Dahlan memang tak suka formalitas dan seremoni. Saat menghadiri rapat kabinet di Istana Bogor, Desember tahun lalu, ia memilih naik kereta rel listrik daripada naik mobil dengan kawalan voorijder. Selain memperkenalkan birokrasi gaya baru yang tidak bertele-tele, ia juga menampilkan wajah instansi yang terbuka dan ramah terhadap publik.
Salah satu wujudnya, setiap minggu ia menulis laporan tentang dinamika di kementerian yang ia pimpin dan berbagai macam persoalan yang menyelimutinya. Publik bisa mengintip jeroan BUMN dengan membaca tulisan-tulisannya itu di dahlaniskan.wordpress.com.
***
Dahlan Iskan menjabat sebagai Menneg BUMN sejak Oktober 2011. Ayah satu anak ini memulai kariernya di birokrasi sejak ditunjuk menjadi Direktur Utama PT PLN pada 23 Desember 2009, menggantikan Fahmi Mochtar yang saat itu banyak mendapat kritik karena kasus listrik mati di berbagai daerah. Belum kelar melaksanakan tugasnya di PLN, ia diangkat menjadi Menneg BUMN, menggantikan Mustafa Abubakar yang saat itu tidak mampu meneruskan pengabdian karena sakit.
Saat menjadi orang nomor satu di PLN, Dahlan rajin mencatat jumlah kasus mati lampu dan mulai meneliti sebabnya apakah karena trafo, jaringan, atau yang lain. Saat itu, Dahlan berjanji membebaskan masyarakat dari byar-pet paling lambat enam bulan semenjak ia dilantik. Dengan gerakan sehari sejuta sambungan yang ia canangkan, kini kasus byar-pet tidak menjadi persoalan utama lagi di PLN. Dahlan juga memecahkan persoalan defisit suplai setrum yang selama bertahun-tahun menjadi masalah PLN, dengan pembangunan pembangkit listrik 10.000 megawatt.
***
Dahlan Iskan lahir di Magetan, Jawa Timur, 60 tahun lalu. Saat ini, ia masih menjadi pimpinan tertinggi di Jawa Pos Group. Pria yang menyelesaikan jenjang S-1 di Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, ini juga menjadi Direktur Utama PT Cahaya Fajar Kaltim dan PT Prima Electric Power, dua perusahaan yang berbisnis pembangkit listrik swasta.
Pengalamannya berkecimpung di perusahaan setrum membuatnya dipercaya memegang kendali di PLN. Sejak 2009, Dahlan duduk sebagai Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo, yang membangun sambungan komunikasi kabel laut yang menghubungkan Surabaya dengan Hong Kong sejauh 4.300 kilometer.
Pria yang suka bicara ceplas-ceplos ini dibesarkan di lingkungan pedesaan di Kecamatan Takeran, Magetan. Orangtuanya yang bekerja sebagai petani tidak mencatat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Selama ini, Dahlan memilih tanggal 17 Agustus sebagai hari kelahirannya hanya karena mudah diingat, sebab bertepatan dengan hari kemerdekaan RI.
Karier Dahlan dimulai sebagai reporter di sebuah surat kabar kecil di Samarinda pada 1975. Setahun berikutnya, ia berkesempatan pindah ke majalah Tempo, dan memperdalam ilmu jurnalistiknya di majalah itu sebagai reporter. Enam tahun kemudian, tahun 1982, saat perusahaan pemilik saham Tempo, Grafiti Press, membeli koran lokal di Surabaya, Jawa Pos, Dahlan dipercaya memimpin surat kabar yang awalnya berbahasa Mandarin itu. Dengan tangan dinginnya, saat ini Jawa Pos telah menjadi raksasa, mengalahkan Tempo.
Dalam waktu singkat, tak lebih dari lima tahun, Dahlan Iskan berhasil menggenjot oplah Jawa Pos dari 6.000 eksemplar menjadi 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian, terbentuk Jawa Pos News Network, salah satu jaringan berita terbesar di Indonesia yang memiliki 80 media cetak serta 40 jaringan percetakan di Indonesia.
Pada 1997, Dahlan mendirikan Graha Pena, kantor pusat Jawa Pos Group di Surabaya, yang kemudian menjadi model bagi seluruh kantor Jawa Pos di berbagai daerah di Indonesia. Pada 2002, Jawa Pos merambah bisnis penyiaran, dengan mengoperasikan televisi lokal JTV di Surabaya, disusul oleh Batam TV dan Riau TV.
Selama ini, Dahlan Iskan dikenal sebagai wartawan yang telah menjelma menjadi juragan koran dengan bendera Jawa Pos Group. Grup bisnis yang dikembangkan Dahlan kini mencapai 100 bendera yang bergerak dalam berbagai bidang. Kepiawaiannya mendulang laba dari Jawa Pos dan anak-anak usahanya membuatnya terpilih sebagai salah satu CEO Indonesia terbaik versi konsultan keuangan dunia, Ernst & Young.
***
Dalam menjalankan birokrasi yang ia pimpin, Dahlan selalu menekankan pentingnya berpikir substantif tanpa terkendala birokrasi. Untuk itu, ia menolak segala macam jalur birokrasi yang menghambat. Ia mengajarkan kepada seluruh jajarannya untuk tidak mengambil keputusan secara bertele-tele.
"Dulu, sewaktu menjadi aktivis, yang selalu kami serukan reformasi birokrasi. Inilah saatnya mewujudkan hal itu," katanya. Dengan kepemimpinannya, ia memberikan wewenang luas kepada wakil menteri untuk mengambil keputusan strategis dan langsung mewujudkannya. "Menteri hanya semacam CEO," ujarnya. Dengan posisi bagaikan CEO, menteri tidak perlu terbelenggu oleh rutinitas sehari-hari, sehingga dapat melahirkan inovasi dan terobosan yang diperlukan untuk memecah kebuntuan.
Salah satu produk yang dibuatnya untuk memotong jalur birokrasi adalah Surat Keputusan Menneg BUMN Nomor 236 Tahun 2011, yang mengatur pendelegasian sebagian kewenangan Menteri Negara BUMN kepada perusahaan perseroan (persero) dan perseroan terbatas serta pemilik modal pada perusahaan umum (perum) kepada direksi, dewan komisaris/dewan pengawas, dan pejabat eselon I. Sayangnya, surat itu mendapat protes keras dari DPR. Surat keputusan yang diniatkannya untuk membuat birokrasi lebih ringkas itu kemudian ditariknya kembali.
Soal birokrasi yang rumit itu dirasakannya saat PLN berniat membangun floating terminal yang menyiapkan bahan bakar gas untuk PLTU Muara Karang dan Tanjung Priok, Jakarta. Pembicaraan tentang ini maju-mundur bertahun-tahun sejak zaman menteri sebelumnya, karena ketiga pihak yang menginisiasi, yaitu PLN, Pertamina, dan Perusahaan Gas Negara (PGN), mengalami deadlock soal pembagian saham.
Setelah memimpin PLN, Dahlan Iskan memutuskan perusahaannya keluar dari konsorsium, sehingga Pertamina dan PGN lebih mudah memutuskan. Tak lama setelah itu, floating terminal bisa diwujudkan dan pada November lalu diresmikan.
Hal-hal yang senada dengan ini memang sering terjadi. Di Kalimantan Timur, ada gas alam dalam jumlah terbatas yang digunakan untuk membuat etanol yang kurang bernilai ekonomi. Dahlan meminta gas yang ada dipasok untuk pembangkit listrik saja dan pabrik etanol ditutup karena selama ini tidak menguntungkan.
bersambung ...
0
896
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan