- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kisah Penghulu di Daerah Terpencil


TS
supergen
Kisah Penghulu di Daerah Terpencil
Quote:
Kisah Penghulu di Daerah Terpencil: Tanpa Pungli, Bahkan Urunan Ongkos Nikah
Quote:

Surabaya - Ramainya pemberitaan penghulu memasang tarif mahal alias pungli di Jakarta dan kota lainnya, tidak sama kondisinya dengan penghulu di daerah terpencil di Indonesia.
Para penghulu yang bertugas di daerah seperti di pegunungan atau hutan belantara hanya mengelus dada manakala profesinya dinyatakan rawan korupsi.
Seorang kepala KUA di Brondong, Lamongan, Jawa Timur, misalnya. Dia mengaku prihatin dengan penghulu yang bisa memasang tarif sesuai keinginannya.
"Wah enak sekali bila memasang tarif seperti itu, pasti kaya, apalagi menikahkan artis dengan tarif hingga jutaan rupiah," kata Moh Najib (44) yang menjalani profesinya sejak tahun 1994 silam saat berbincang-bincang dengan detikcom, Minggu (30/12/2012).
Kisah penghulu 'nakal' yang jadi sorotan itu jauh dengan kisah Najib. Bapak 2 anak ini mengaku pengantin kadang tak mampu membayar biaya pencatatan nikah sebesar Rp 30 ribu. Ini karena kondisi ekonomi keluarga pengantin sangat minim, tidak mungkin dipaksa membayar atau pun menggagalkan perkimpoiannya. Tidak jarang rekan-rekan Najib sekantor harus urunan untuk membayar biaya resmi yang ditetapkan pemerintah itu.
Ketidakmampuan membayar pencatatan nikah ini kadang juga dibarengi dengan penolakan pengantin untuk menikah di kantor KUA. Najib juga menyebutkan, jika pun ada penghulu yang minta tarif lebih dari Rp 30 ribu mungkin ada penyebab lain. Misalnya selain diminta untuk jadi penghulu, penghulu itu juga diminta tolong mengurus kepindahan menikah (numpang nikah) atau syarat lain yang belum terpenuhi seperti akte kelahiran dsb. Keluarga biasanya tidak mau ribet sehingga menyerahkan urusannya kepada KUA.
"Tiap orang menikah kita sarankan untuk melaksanakan acaranya di kantor atau balai KUA. Tapi rata-rata mereka menolak dengan alasan kesakralan. Jika sudah ditolak ya sudah sebagai penghulu kita layani masyarakat agar acaranya lancar dan khidmat. Dan tak jarang pula kita diminta tolong mengurus semua kelengkapan seperti kepindahan nikah, tidak punya akta lahir dan mencari wali yang sah seperti orangtua atau saudaranya," jelasnya.
Najib menceritakan perjuangan penghulu di daerah terpencil yang harus menembus alam agar bisa menjangkau semua lapisan masyarakat. Dengan kondisi musim hujan saat ini tak jarang dia pulang ke rumah dalam kondisi tubuh basah dan dibalut lumpur.
Dia bertugas dengan motor Honda tahun 2006 yang boros BBM yang seringkali mogok di jalan. Apalagi jarak tempuh antara perkotaan menuju lokasi pernikahan seperti di Desa Sedayu Lawas Kecamatan Brondong, bisa mencapai 35 km.
"Kalau pulang pergi berarti 70 km. Kadang bensin yang sudah penuh habis di tengah jalan dan terpaksa nuntun kalau tidak ada penjual bensin. Itu semua kita tanggung sendiri, iya kalau pas uang gaji kita masih ada. Kadang gaji kita habis sebelum pertengahan bulan," tambahnya.
Tak jarang dia menempuh rute naik turun jalan berbatu (makadam) untuk mendatangi lokasi pernikahan. Dia seringkali nyungsep ke jalan berkubang lumpur karena banjir sehingga tiba di lokasi pernikahan dengan baju sudah kotor. Bukan baju saja yang kotor, sepeda motor pun sudah penuh lumpur.
"Ya sudah risiko pekerjaan, apapun kita jalani. Kadang yang punya hajat kasihan dengan kita akhirnya dibawakan berkat (nasi plus lauk) 2 bungkus plastik atau kue untuk bekal di jalan. Itu pun kadang sudah hancur dan tidak utuh lagi tiba di rumah karena sulitnya medan," kenangnya.
Pria asal Tuban ini mengakui ada beberapa masyarakat yang membalas perjuangan para penghulu ini dengan apa yang dimiliki. "Mungkin karena ingin berterima kasih kepada kita tapi tidak memiliki uang, ya kita dibawain pisang, buah juwet (jamblang, buah kecil berasa manis-asam) atau tidak membawa apapun juga seringkali terjadi," ujarnya.
Meski demikian, Najib tetap bergembira dengan tugasnya. "Kita tetap puas melayani masyarakat hingga acaranya menjadi sakral dan lancar," tutup Najib.
(fat/nrl) - [URL=http://news.detik..com/read/2012/12/30/112420/2129708/10/kisah-penghulu-di-daerah-terpencil-tanpa-pungli-bahkan-urunan-ongkos-nikah]sumber[/URL]
Quote:
apa cuma yg di 'kota' aja ya yang serakah gan ?
maaf banget kalo
maaf banget kalo

Diubah oleh supergen 30-12-2012 12:06
0
1.5K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan