fufu27Avatar border
TS
fufu27
[IEM] Review Audio Technica ATH CK303M. Made In Indonesia and ordinary good sound.
Budayakan beri postingan komentar dan kasih rate di thread ane yah emoticon-Smilie
emoticon-Kaskus Radioemoticon-Kaskus Radio emoticon-Kaskus Radio emoticon-Kaskus Radio

First of all, review ini ane buat untuk sekedar memberi variasi dibidang audio portable dirancah perkaskusan hehe dan bukan untuk berusaha menyaingi para expert reviewer lho. Dan saya berterima kasih kepada forum Kaskus Audio Kerhor (kere hore) Indonesia yg udah memberi saya inspirasi untuk menulis review acak2an ini. Mungkin review bakal sangat subyektif, jadi ini hanya review sederhana. TS mohon maaf klo misal ada kata2 yg kurang nyaman dihati para pembaca.

Dari segi brand, tentunya Audio Technica tidak bisa diremehkan dalam kancah dunia audiophile dan studio mastering reccord, merk paling dipercaya di Jepang ini sendiri juga tidak serta merta mengeluarkan produk yang hanya memberikan sebuah "prestisge" namun dapat memberikan sebuah "passion" di kalangan penggunanya. Salah satu brand yang masih memiliki ikatan darah dengan raksasa Jepang Panasonic ini tidak main-main dalam mendesain sebuah earphone / alat utk mendengarkan suara. Pemain lama ini juga memproduksi speaker-speaker besar dengan nama dagang Technic. Saya sendiri sebagai pecinta dunia audio, memberikan respons baik pada brand ini karena seluruh produknya cocok ditelinga saya. Baik dari earbud, IEM, sampai headphone-nya.

Berikut ini, akan saya berikan review dari IEM (In Ear Monitor) ATH CK303M yang berwarna ungu dan hitam. "MURAH", ini yang terbersit dibenakku ketika membeli produk ini, karena hanya dengan harga 200 ribuan, awalnya saya sudah bisa merasakan kepercayaan sebuah sensasi eargasm dimana presentasi nada yg dihasilkan oleh IEM ini akan memberikan kesan mantab bagi selera saya pribadi. Tapi apakah itu benar? Mari kita baca reviewnya.

Setelah melihat penampakan dibawah ini, ada beberapa perbedaan antara black dan purple / pink dimana logo pada pouch masing-masing IEM berbeda dan jangan kaget jika melihat "Made In Indonesia" disana, karena barang ini benar2 buatan dalam negeri dan yg black ialah asli buatan Jepang, sayang sekali saya tidak sempat memotret tulisan "Made In Japan" pada black edition. Biarpun dibuat di negara yg berbeda, namun tampaknya Indonesia menang dalam duel built quality, sebab yg buatan indonesia bahan dari pouch dan kabelnya lebih lentur dan tidak sekaku yg buatan jepang. Biarpun dibuat di Indonesia, namun saya rasa ATH tetap mempertahankan mutu dan memberi lisensi dagang, itu buktinya Indonesai masih diperhitungkan dalam kancah dunia industri massal seperti ini. Dan dari segi suara saya yakin 100% sama, Berikut penampakan CK303M :
Spoiler for CK303M black:

Spoiler for CK303M purple:


Spesifikasi ATH CK303M :
Driver: 8.88mm
Frequency Response: 20~20.000Hz
Output Sound: 100 dB/mW
Max Input Power: 40 mW
Impedance: 16 Ohm
Cable Length: 1.2m

Perlengkapan ane :
  • Laptop onboard
  • File-file FLAC + foobar
  • Smartphone CrossX A7
  • iPod nano gen 2 8gb

Impresi : Depapepe - let's go!!!, Deep Purple - Machine Head, Led Zeppelin IV - Unamed, Birdy, Carly Rae Jepsen, Yau Si Ting – Endless Love IV, Aroon Neville, Selena Jones – The Best, Kari Bremnes – Norwegian Mood, Rim Banna – Mirrors of My Soul. Semua pakai FLAC / CDA di foobar SC Onboard laptop, MP3 320kbps utk iPod,
  • Built quality baik, kabel lentur dan berbahan baik. Berwarna pink dan tersedia pouch dan 4 jenis eartips yg tersedia dikemasan small, medium, big dan dual flange. Nyaman ditelinga. Kabel Y cord di bagian leher. Kabelnya sekitar 1.2 meter panjangnya bro (118 cm).
  • Ane drive dimana aja dengan EQ flat tanpa dengan headamp karena IEM ini sangat mudah didrive dengan PC / laptop biasa skalipun karena hanya memiliki impedansi sekitar 16 Ohm, tentu saja masih lebih enak di iPod nano 2 gen daripada onboard laptop. Dimana lebih meningkatkan tonality dan sound stage. Sedangkan utk smartphone, suaranya lebih flat daripada di laptop jadi less bass.
  • Pada waktu out of the box, suaranya sangat menusuk dan spark banget, dan saya percaya ini akibat belum dilakukannya burning in. Akhirnya ane tinggalin dalam posisi play musik volume setengah di laptop sampai kira2 150 jam burn in agar performa asli suaranya keluar.
  • Biasanya IEM terkenal dengan Bassnya yg live dan boomy, namun tidak pada barang ini, bassnya sangat bulat dan tidak terlalu berlebihan kuantitinya. Biasanya bass seperti ini sering disebut full textured body bass alias bassnya bulet dan berbody dan impactnya tidak banyak2 amat.
  • Mid Bass nurut ane besar dan dominan, karena tidak diimbangi dengan impact yg deep, hal inilah yang menyebabkan impresi biasa-biasa saja utk mendengarkan Bluray Led Zeppelin Celebration Day dan Queen tahun 1981 Montreal yang menyebabkan echo vokal serta nuansa live pada konser tersebut terdengar lebih banyak dengungan. Tapi masih berada dibatas wajar.
  • Mid dan vocal tidak cumiakkan telinga serta tidak menutupi alat musik lainnya biarpun saya bilang vokalnya tidak forward banget dan lumayan baik untuk IEM diharga 200ribuan ini, berkualitas, dan kelemahannya mungkin kalau kurang konsentrasi, desahan serta nafas sang penyanyi tidak terlalu terdengar dengan jelas dan saya menemukan beberapa sibilence atau nada kasar "SSSSSST" diakhir kecap. Namun dibatas wajar dan inilah yang menjadi ciri khas dari IEM ini. Dibilang laidback juga tidak sebab vokal juga masih terasa didepan alat musik biarpun tidak terlalu all out. Anehnya disini, tidak forward tidak laidback namun sibilen terdengar. Apakah gerangan dibalik treblenya? mari kita ungkap.
  • Treble atau nada high nya sangat spark saat belum burn in, out of the box. Saya sampai pusing mendengarkannya divolume 70% ipod ane, namun setelah 150 jam, impresi awal ane berubah dan volume 80% ipod pun masih nyaman utk mendengarkan IEM ini dan biarpun kesan sparknya masih terlihat, cring-cring mengiringi bass dan vokal, detil-detil petikan nada rendah kurang begitu terdengar karene sedikit tertutup oleh bass yang diberikan. Tapi hal ini tidak berlaku pada nada tinggi petikan serta distorsi gitar terdengar " SEDIKIT KASAR" tapi tidak menyebabkan telinga capek biarpun dipakai mendengarkan musik sampai berjam-jam, karena biasanya IEM2 seharga ini menurut saya sangatlah membuat telinga menjadi capek jika dipakai terlalu lama.
  • Sound stage bisa ane bilang "DIBAWAH LUAS DIKIT" jadi sama sekali tidak sempit dan tidak luas juga. Nurut ane kurang pas. Untuk mendengarkan segala jenis aliran musik sangatlah biasa dan kolorasinya pada bass sangat jelas terdengar dimana bass menjadi bulat dan berbody, efek2 3D dari IEM ini belum bisa menyentuh hati ane.
  • Separasi sudah bagus dan alat2 musik dapat dengan jelas terdengar baik. Ane menggunakan lagu-lagu dari pink floyd dan depapepe untuk menyimak sektor ini. Tidak ada sektor "JENIS" alat musik yg tertutupi biarpun mid bass sangat mendominasi. Tapi ada beberapa "NADA" dari alunan alat musik tersebut yang perlu konsentrasi agar bisa terdengar.
  • Utk lagu2 rekaman audiophile seperti susan wong, yau si ting, selena jones udah enak tapi tidak terlalu WAH sebab treble yang ngecring dan mid bass yg lumayan seperti tidak sinkron dengan mainbass yg bulat, tight, dan deepless impact karena harusnya mid bass yg besar jika digabungkan dengan impact yg baik pula maka akan tercipta vokal yg forward. Kalau utk lagu2 rock ane rasa juga cocok, karena sudah sparkling cringnya. Masih lebih enak dan tidak boomy daripada memakai A-Jays dan Sennheiser CX300ii namun tetap tidak bisa mengalahkan Vsonic GR02 balance dan CX400ii dalam hal clarity dan kekomplitan nada.
  • Noise issolation juga baik dimana kenyamanannya melebihi GR02 / CX300ii maupun A-Jays. Bentuk seperti keonglah yang memberikan kesan sporty pada IEM ini, dimana ane pakai joging sore juga tidak terlalu masalah, hny saja kelemahan IEM itu apabila dipakai joging maka suara seperti stetoskopik dokter jantung maka akan terasa dug dug dug, dan sepertinya hal itu wajar utk IEM yg memang tidak didesain khusus utk olahragawan ini.


Bass : bulet dan cepat.
Mid Bass : gede dan mendominasi namun masih wajar.
Vokal : sedikit sibilence, detil nafas penyanyi kurang terdengar.
Treble : sangat spark. tapi wajar setelah burn in.
Separasi : sangat baik pemisahannya.
Sound Stage : hampir luas, efek 3D tidak terlalu kentara


Kesimpulan :
Nurut ane nih IEM cocok lagu2 rock cepat dan pop. Soalnya spark banget. Klo buat lagu2 hiphop / trance kurang enak soalnya nih bassnya gak ajeb dan impactnya deepless (BULET) gitu. Buat lagu2 vokal audiophile macem Yau Si Ting dan Aron Neville juga bisa, cz vokal terkesan jelas dan tidak laidback. Buat pecinta bass vibra semacam dugeman / nada low kurang bikin adrenalin berdetak keras karena efek 3D kurang bisa sperti bass woofer murni seperti di diskotik, tapi bukan tidak cocok lho mungkin dari 10 ane kasih nilai 6.5 utk sektor ini sbg bayangan aja.

Harganya sekitar 200 ribuan, utk performa ane bilang baik diharga segini karena dengan harga sekian, IEM ini mampu bersaing dengan entry level sennheiser CX200 dan CX270. Dan bisa ane bilang ANALYTICAL, karena ada greget tersendiri utk mendengar detil2 instrumen disaat yg penuh konsentrasi.

Made In Indonesia, itu yg jadi sorotan karena IEM ini kurang begitu dikenal dimasyarakat audiophile, namun bagi saya ini sudah cukup utk penggunaan sehari-hari dan dipakai dalam perjalanan dan mampu menghibur agan2 skalian kalau ingin mencari solusi mendengar musik protable.
Diubah oleh fufu27 29-12-2012 19:02
0
9.5K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan