Mobil dinaseks Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) dilelang mulai Rp24,8 juta. Mobil multi purpose vehicle jenis KIA Sedona 2004 ini, merupakan saksi bisu perjalanan Jokowi saat memimpin Kota Solo selama tujuh tahun terakhir.

Sejak Jokowi hijrah ke Jakarta, mobil buatan Korea itu tidak lagi menyertai mobilitas sang kepala daerah. Bahkan setelah posisinya diganti mantan wakil wali kota, FX Hadi Rudyatmo.

Diantara dua mobil dinasnya, mobil ini tergolong jarang dipakai Jokowi. Dirinya lebih sering menggunakan Toyota Camry. Meski demikian, KIA Sedona AD 45 A menyimpan kenangan tak terlupakan.

“Pak Jokowi saat meninjau banjir di kawasan Joyotakan 2007 lalu, mobil itu tiba-tiba mogok pas melintas di genangan air cukup dalam. Saya masih ingat, bapak langsung turun dan menyuruh saya tetap di kemudi. Beliau mendorong mobil dibantu warga,” kata Suliadi, mantan sopir Jokowi, Rabu (26/12/2012).

Pria yang saat ini dipindah sebagai staf Bagian Umum Setda Solo ini menambahkan, mobil berwarna hitam kombinasi abu-abu metalik itu akhirnya diderek ke bengkel terdekat. Namun begitu, kondisi mobil berkapasitas 2500 cc itu masih bagus.

Hanya saja boros bahan bakar dan sulit mendapatkan suku cadang. Itu yang sekiranya menyebabkan Jokowi lebih sering membawa Toyota Camry, mobil bekas wali Kota Solo sebelum dirinya.

Kini, mobil itu tak lebih sekadar benda mati di sudut area parkir gedung Manganti Praja, Kompleks Balai Kota. Bekas mobil dinas Jokowi itu, berjajar direntetan mobil usang dan ratusan sepeda motor butut.

Semua kendaraan pelat merah di area itu, rencananya dilelang pada 8 Januari 2013. Nilai limit lelang untuk tiap mobil dan motor bervariasi, tetapi jauh lebih murah jika dibandingkan harga pasaran kendaraan bekas.

Tak terkecuali bekas mobil dinas Jokowi, yang dibuka pada angka Rp24,8 juta dengan jaminan lelang Rp6 juta. Di pasaran, mobil KIA Sedona bekas sekitar Rp95 juta.

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengklaim, penghapusan aset berupa 290 unit sepeda motor, 31 mobil, dan 13 truk, potensial menghemat biaya pemeliharaan kendaraan antara Rp2,5 miliar-Rp2,9 miliar setahun.

“Kalau tidak dihapus, selain menguras APBD karena penggunaan pertamax, juga sebagian besar sudah rusak,” kata Kabid Aset Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Sugiyatno.

Seluruh motor dan mobil pelat merah sasaran lelang setara 20 % dari total jumlah kendaraan dinas milik pemkot. Dasar penghapusan aset untuk sepeda motor adalah keluaran 2002 atau sebelumnya, sedangkan mobil tergantung kondisi kerusakan.

Berdasarkan catatan DPPKA, biaya perawatan kendaraan dinas Rp3,4 miliar dan Bahan Bakar Minyak (BBM) Rp5,4 miliar. Tahun 2012, masing-masing naik menjadi Rp3,6 miliar dan Rp7,6 miliar.

sumber, komentar, meski bekas jokowi ane kok ogah, pernah mogok