- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Misteri Pasukan Kera Di Alas Kedaton, BALI
TS
shreek21
Misteri Pasukan Kera Di Alas Kedaton, BALI
Halo agan semua, ini adalah posting pertama ane jadi kalo ada kekurangannya harap di maklum yah...
Moga-Moga GAK.... atau
Sebelum masuk ke cerita, ada baiknya ane SHARE dulu sedikit pengalaman aneh yang pernah ane alami sendiri di obyek wisata Alas Kedaton ini...
Spoiler for Pengalaman Aneh Di Alas Kedaton:
Tepatnya pada bulan Juli 2004, ane di tugaskan kantor sebagai Tour Leader rombongan mahasiswa study banding ke Bali selama 5 hari 3 malam. Pada waktu itu posisi ane masih training dan baru pertama kali ke Bali, akhirnya bos bawain kru sebagai pendamping dan satu kru dokumentasi, yang kebetulan waktu itu pake salah satu kameramen dari TV lokal di daerah ane.
Selama tour semua berjalan normal-normal saja, dan beberapa kunjungan di obyek wisata pun berakhir dengan FUN yang di pandu langsung oleh lokal guide asli Bali. Beberapa obyek wisata yang dikunjungi antara lain Tanah Lot, Kuta beach, Legian, Sanur, Kintamani, GWK dan Tanjung benoa. Di kunjungan hari terakhir sampelah rombongan kami pada obyek wisata Alas Kedaton, sebenarnya obyek wisata ini adalah obyek optional penggganti engasH yang rumornya pada saat itu sedang kurang kondusif oleh banyaknya kera nakal yang cukup mengganggu para wisatawan di sana.
Sebelum turun di Alas Kedaton, lokal guide kami sudah mengingatkan agar peserta tidak membawa barang berharga termasuk kamera ke dalam obyek, di khawatirkan akan di rebut oleh kera dan sulit untuk di ambil lagi. Tapi kru kami tetap membawa handycam untuk keperluan shooting kegiatan peserta. Selama di dalam obyek, kru dokumentasi kami terkadang bergantian memegang handycam untuk menyoting kegiatan peserta selama di dalam obyek. (selama tour kami bertiga memang beberapa kali bergantian memegang handycam tergantung sikon).
Tidak ada kejadian aneh selama shooting kegiatan peserta di Alas Kedaton, semua berjalan normal seperti pada kunjungan di obyek-obyek wisata sebelumnya. Dan selanjutnya rombongan kami pulang dengan selamat. Setelah itu barulah kejadian aneh itu muncul, tepatnya pada saat kaset-kaset tersebut mulai di pindah ke hardisk untuk proses editing. Semua momentum muncul sesuai dengan pengambilan gambarnya, kecuali satu moment yang hilang yaitu pengambilan gambar saat berada DiDALAM ALAS KEDATON. Hilang seperti handycam tidak di posisikan merekam,..
Awalnya kami menganggap ini hanya sebatas kecerobohan kru kami saja ?, tapi setelah di pikir-pikir ada beberapa alasan yang membuat ane menyimpulkan bahwa ini bukan murni kecerobohan kru kami. Diantaranya :
1. Lupa menekan tombol record
Kru dokumentasi kami adalah seorang kameramen yang sudah biasa memegang handycam. Selain itu selama di dalam, beberapa kali kami bergantian memegang handycam, dan bukan hanya 2 orang saja tapi 3 orang bergantian memegang handycam jadi kalau kami lupa semua adalah kemungkinan yang boleh di bilang sangat sangat kecil.
2. Handycam kosong, tanpa kaset atau batere habis.
Jika handycam kosong tanpa kaset, kenapa adegan sebelum masuk pintu obyek ada dan setelah keluar obyek juga ada sampai lepas makan malam di Saradan juga masih pake kaset yang sama....
Setelah itu, dalam beberapa kunjungan ke bali berikutnya memang hampir semua local guide bali & warga sekitar sana suka menceritakan versi yang sama tentang beberapa keanehan di seputar obyek wisata Alas Kedaton. Dan salah satunya adalah misteri kehidupan kera di sana...
Selama tour semua berjalan normal-normal saja, dan beberapa kunjungan di obyek wisata pun berakhir dengan FUN yang di pandu langsung oleh lokal guide asli Bali. Beberapa obyek wisata yang dikunjungi antara lain Tanah Lot, Kuta beach, Legian, Sanur, Kintamani, GWK dan Tanjung benoa. Di kunjungan hari terakhir sampelah rombongan kami pada obyek wisata Alas Kedaton, sebenarnya obyek wisata ini adalah obyek optional penggganti engasH yang rumornya pada saat itu sedang kurang kondusif oleh banyaknya kera nakal yang cukup mengganggu para wisatawan di sana.
Sebelum turun di Alas Kedaton, lokal guide kami sudah mengingatkan agar peserta tidak membawa barang berharga termasuk kamera ke dalam obyek, di khawatirkan akan di rebut oleh kera dan sulit untuk di ambil lagi. Tapi kru kami tetap membawa handycam untuk keperluan shooting kegiatan peserta. Selama di dalam obyek, kru dokumentasi kami terkadang bergantian memegang handycam untuk menyoting kegiatan peserta selama di dalam obyek. (selama tour kami bertiga memang beberapa kali bergantian memegang handycam tergantung sikon).
Tidak ada kejadian aneh selama shooting kegiatan peserta di Alas Kedaton, semua berjalan normal seperti pada kunjungan di obyek-obyek wisata sebelumnya. Dan selanjutnya rombongan kami pulang dengan selamat. Setelah itu barulah kejadian aneh itu muncul, tepatnya pada saat kaset-kaset tersebut mulai di pindah ke hardisk untuk proses editing. Semua momentum muncul sesuai dengan pengambilan gambarnya, kecuali satu moment yang hilang yaitu pengambilan gambar saat berada DiDALAM ALAS KEDATON. Hilang seperti handycam tidak di posisikan merekam,..
Awalnya kami menganggap ini hanya sebatas kecerobohan kru kami saja ?, tapi setelah di pikir-pikir ada beberapa alasan yang membuat ane menyimpulkan bahwa ini bukan murni kecerobohan kru kami. Diantaranya :
1. Lupa menekan tombol record
Kru dokumentasi kami adalah seorang kameramen yang sudah biasa memegang handycam. Selain itu selama di dalam, beberapa kali kami bergantian memegang handycam, dan bukan hanya 2 orang saja tapi 3 orang bergantian memegang handycam jadi kalau kami lupa semua adalah kemungkinan yang boleh di bilang sangat sangat kecil.
2. Handycam kosong, tanpa kaset atau batere habis.
Jika handycam kosong tanpa kaset, kenapa adegan sebelum masuk pintu obyek ada dan setelah keluar obyek juga ada sampai lepas makan malam di Saradan juga masih pake kaset yang sama....
Setelah itu, dalam beberapa kunjungan ke bali berikutnya memang hampir semua local guide bali & warga sekitar sana suka menceritakan versi yang sama tentang beberapa keanehan di seputar obyek wisata Alas Kedaton. Dan salah satunya adalah misteri kehidupan kera di sana...
Misteri Pasukan Kera Di Alas Kedaton...
Quote:
ALAS KEDATON, begitulah orang Bali biasa menyebut salah satu obyek wisata yang berada di Desa Kukuh Kecamatan Marga berjarak ± 4 km dari kota Tabanan ini. Selain keberadaan PURA KAHYANGAN DALEM KEDATON, di lokasi ini juga hidup dengan BEBAS ratusan ekor kera (macaca fascicularis) dan kalong/kelelawar berukuran besar (pteropus vampyrus) yang bergelayutan di dahan-dahan pohon. Serta yang yang juga tidak ketinggalan, jika sedang berkeliling di lokasi hutan lindung Alas Kedaton terdapat sekitar 24 jenis tumbuh-tumbuhan, diantaranya cukup banyak dijumpai adalah pohon dau,mahoni, dll.
Ada beberapa obyek menarik di Alas Kedaton ini , selain Pura Kahyangan Dalem Kedaton yang terdapat tepat di tengah hutan, di lokasi ini juga masih terdapat sebuah pura lagi, yakni PURA BEJI KAHYANGAN. Lokasi Pura Beji Kahyangan ada di bawah setra (kuburan) kera dan di sisi sungai Yeh Ge di sebelah timur laut hutan kedaton. Sungai Yeh Ge ini juga di jadikan sebagai pembatas alam Desa Kukuh dengan Desa Beringkit Marga dan Desa Adat Senapahan, Desa Banjar Anyar, Kediri.
Bila sedang berjalan menuju Pura Beji Kahyangan, kita akan melewati kuburan kera (sema bojog) yang konon menyimpan banyak MISTERI yang belum terungkap. Salah satu Misteri yang sangat terkenal disana yaitu tentang Kuburan yang tidak akan di jumpai bekas galian dan gundukannya, dengan kata lain sebuah kuburan tanpa bekas. Ya, bila pada umumnya setiap kuburan pasti memiliki bekas galian atau gundukan saat menanam mayat, tidak begitu dengan kuburan kera (sema bojog) di Alas Kedaton. Bahkan yang lebih aneh lagi, konon warga sekitar area Alas Kedaton pun belum pernah melihat ada bangkai kera tergeletak di atas tanah sekitar areal pura. Bahkan pada tahun 1979 areal ini pernah diteliti oleh Balai Arkeologi Denpasar bekerja sama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Udayana Denpasar namun hasilnya tidak ditemukan bukti adanya tulang-tulang kera....
Salah seorang sumber yang merupakan cucu dari pemangku tetua di Pura Beji Kahyangan mengaku sejak zaman kakeknya masih hidup mereka tidak pernah melihat bagaimana kera-kera tersebut di kubur. Tapi ia pernah mendapat cerita seorang warga yang pernah berhasil mengintip prosesi pemakaman yang di lakukan pasukan kera di lokasi tersebut. Diceritakan olehnya, prosesi penguburan sama seperti penguburan manusia. Yakni bangkai kera itu digotong, dan diiringi oleh suara kera berisik ibarat tetabuhan beleganjur. Namun sayang saat bangkai kera itu akan dikuburkan, RAJA KERA mengendus bau seorang manusia. Kontan pasukan kera itu langsung bubar meninggalkan lokasi yang akan mereka jadikan kuburan. Bangkai kera itupun dibiarkan tergeletak di atas rumput setra. Barulah, beberapa saat kemudian pasukan kera itu kembali lagi dan meneruskan prosesi mengubur bangkai saat keadaan sudah dianggap aman dari manusia. Karena anehnya, saat pemuda itu kembali ke lokasi, ternyata ia sudah tidak tidak melihat lagi ada bekas galian atau cakaran kuku kera untuk mengubur temannya. Gundukan pun tak ada, kecuali tanah itu menjadi cekung tanpa bekas yang menandakan bangkai kera itu telah ditanam. Mestinya usai dikubur ada bekas gundukan, tapi disini beda, yakni tanah menjadi cekung. Inilah yang dipercaya sebagai bekas bahwa bangkai monyet telah dikubur.
Meskipun menyimpan Misteri yang belum terpecahkan, area Alas Kedaton merupakan salah satu obyek wisata yang di gemari oleh para wisatawan. Karena kera di Alas Kedaton cenderung jinak dan tidak terlalu mengganggu wisatawan yang ingin berinteraksi dengan mereka....
Ada beberapa obyek menarik di Alas Kedaton ini , selain Pura Kahyangan Dalem Kedaton yang terdapat tepat di tengah hutan, di lokasi ini juga masih terdapat sebuah pura lagi, yakni PURA BEJI KAHYANGAN. Lokasi Pura Beji Kahyangan ada di bawah setra (kuburan) kera dan di sisi sungai Yeh Ge di sebelah timur laut hutan kedaton. Sungai Yeh Ge ini juga di jadikan sebagai pembatas alam Desa Kukuh dengan Desa Beringkit Marga dan Desa Adat Senapahan, Desa Banjar Anyar, Kediri.
Bila sedang berjalan menuju Pura Beji Kahyangan, kita akan melewati kuburan kera (sema bojog) yang konon menyimpan banyak MISTERI yang belum terungkap. Salah satu Misteri yang sangat terkenal disana yaitu tentang Kuburan yang tidak akan di jumpai bekas galian dan gundukannya, dengan kata lain sebuah kuburan tanpa bekas. Ya, bila pada umumnya setiap kuburan pasti memiliki bekas galian atau gundukan saat menanam mayat, tidak begitu dengan kuburan kera (sema bojog) di Alas Kedaton. Bahkan yang lebih aneh lagi, konon warga sekitar area Alas Kedaton pun belum pernah melihat ada bangkai kera tergeletak di atas tanah sekitar areal pura. Bahkan pada tahun 1979 areal ini pernah diteliti oleh Balai Arkeologi Denpasar bekerja sama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Udayana Denpasar namun hasilnya tidak ditemukan bukti adanya tulang-tulang kera....
Salah seorang sumber yang merupakan cucu dari pemangku tetua di Pura Beji Kahyangan mengaku sejak zaman kakeknya masih hidup mereka tidak pernah melihat bagaimana kera-kera tersebut di kubur. Tapi ia pernah mendapat cerita seorang warga yang pernah berhasil mengintip prosesi pemakaman yang di lakukan pasukan kera di lokasi tersebut. Diceritakan olehnya, prosesi penguburan sama seperti penguburan manusia. Yakni bangkai kera itu digotong, dan diiringi oleh suara kera berisik ibarat tetabuhan beleganjur. Namun sayang saat bangkai kera itu akan dikuburkan, RAJA KERA mengendus bau seorang manusia. Kontan pasukan kera itu langsung bubar meninggalkan lokasi yang akan mereka jadikan kuburan. Bangkai kera itupun dibiarkan tergeletak di atas rumput setra. Barulah, beberapa saat kemudian pasukan kera itu kembali lagi dan meneruskan prosesi mengubur bangkai saat keadaan sudah dianggap aman dari manusia. Karena anehnya, saat pemuda itu kembali ke lokasi, ternyata ia sudah tidak tidak melihat lagi ada bekas galian atau cakaran kuku kera untuk mengubur temannya. Gundukan pun tak ada, kecuali tanah itu menjadi cekung tanpa bekas yang menandakan bangkai kera itu telah ditanam. Mestinya usai dikubur ada bekas gundukan, tapi disini beda, yakni tanah menjadi cekung. Inilah yang dipercaya sebagai bekas bahwa bangkai monyet telah dikubur.
Meskipun menyimpan Misteri yang belum terpecahkan, area Alas Kedaton merupakan salah satu obyek wisata yang di gemari oleh para wisatawan. Karena kera di Alas Kedaton cenderung jinak dan tidak terlalu mengganggu wisatawan yang ingin berinteraksi dengan mereka....
Spoiler for Rumor:
Pernah mendapat sebuah versi cerita dari seorang guide lokal, bahwa konon pada awalnya area Alas Kedaton adalah sebuah kerajaan. Sampai suatu hari ada sebuah kutukan yang merubah seluruh areal tersebut menjadi hutan belantara dan juga seluruh isi kerajaan berubah menjadi kera. Masalah kebenaran cerita itu juga tidak ada yang tahu. Tapi yang pasti, menurut data arkeologis, pura Alas Kedaton ini dibangun oleh Mpu Kuturan atau Mpu Rajakretha semasa pemerintahan Raja Cri Masula Masuli, yang memerintah pada tahun 1100 Saka (tahun 1178 M) - 1177 Saka (tahun 1255 M).
Lalu, apakah ada kaitan antara kerajaan tersebut dengan pasukan kera yang ada sekarang ... ???
Lalu, apakah ada kaitan antara kerajaan tersebut dengan pasukan kera yang ada sekarang ... ???
Quote:
Spoiler for Photo 1:
Spoiler for Photo 2:
Spoiler for Photo 3:
Spoiler for Photo 4:
Spoiler for Photo 5:
Spoiler for Photo 6:
Spoiler for Photo 7:
Spoiler for Photo 8:
Spoiler for Photo 9:
Kalo AGAN ngerasa Thread ini bermanfaat...
Ane sangat menerima
Atau juga
Tapi kalo tidak bermanfaat...
Harap jangan di
Ane sangat menerima
Atau juga
Tapi kalo tidak bermanfaat...
Harap jangan di
Terimakasih untuk IJO - IJO maut ini
Diubah oleh shreek21 09-01-2013 15:14
nona212 memberi reputasi
1
8.6K
Kutip
21
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan