- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Duh... Satu Toilet untuk 300 Orang
TS
BERlSlK
Duh... Satu Toilet untuk 300 Orang
Akibat minimnya toilet di posko pengungsian korban banjir di aula kantor Kelurahan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, para korban banjir harus mengantre untuk mandi dan buang air.
Jumlah toilet yang berada di belakang kantor Kelurahan Baleendah sangat tidak sebanding dengan jumlah pengungsi. Di lokasi tersebut hanya ada satu toilet, sementara jumlah pengungsi yang ditampung di aula mencapai 300 orang.
Tini, seorang pengungsi, Kamis (27/12/2012), mengatakan, setiap pagi para pengungsi harus antre untuk mandi dan buang air besar. Untuk menjaga agar tidak terlalu lama, para pengguna toilet hanya diperbolehkan mandi atau buang air besar.
Bila ada pengungsi yang akan buang air besar dan mandi, maka dia harus memilih salah satu. Kemudian keluar dari toilet untuk antre kembali. Untuk menggosok gigi dan mencuci pakaian, para pengungsi menggunakan tempat di luar toilet yang telah disiapkan.
Akibat keterbatasan toilet ini, kata Tini, banyak anak-anak yang buang air di celana. Karena itu dia berharap pemerintah setempat memperhatikan kondisi di pengungsian.
Sementara itu, seorang korban banjir, Amar (62), masih terbaring sakit di lokasi pengungsian. Dia menderita penyakit pernapasan akut. Pihak keluarga belum membawanya ke rumah sakit karena tak punya uang.
Menurut Amar, untuk sementara dia menggunakan obat yang dari puskesmas keliling. Sedangkan untuk berobat ke rumah sakit atau dokter belum dilakukan.
(Sindo TV / Saufat Endrawan / ton)
EMBER
Jumlah toilet yang berada di belakang kantor Kelurahan Baleendah sangat tidak sebanding dengan jumlah pengungsi. Di lokasi tersebut hanya ada satu toilet, sementara jumlah pengungsi yang ditampung di aula mencapai 300 orang.
Tini, seorang pengungsi, Kamis (27/12/2012), mengatakan, setiap pagi para pengungsi harus antre untuk mandi dan buang air besar. Untuk menjaga agar tidak terlalu lama, para pengguna toilet hanya diperbolehkan mandi atau buang air besar.
Bila ada pengungsi yang akan buang air besar dan mandi, maka dia harus memilih salah satu. Kemudian keluar dari toilet untuk antre kembali. Untuk menggosok gigi dan mencuci pakaian, para pengungsi menggunakan tempat di luar toilet yang telah disiapkan.
Akibat keterbatasan toilet ini, kata Tini, banyak anak-anak yang buang air di celana. Karena itu dia berharap pemerintah setempat memperhatikan kondisi di pengungsian.
Sementara itu, seorang korban banjir, Amar (62), masih terbaring sakit di lokasi pengungsian. Dia menderita penyakit pernapasan akut. Pihak keluarga belum membawanya ke rumah sakit karena tak punya uang.
Menurut Amar, untuk sementara dia menggunakan obat yang dari puskesmas keliling. Sedangkan untuk berobat ke rumah sakit atau dokter belum dilakukan.
(Sindo TV / Saufat Endrawan / ton)
EMBER
Quote:
0
982
2
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan