- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Mengapa Partai Islam Masih Suram?


TS
elhubby
Mengapa Partai Islam Masih Suram?

Partai Islam
Quote:
inilah..com, Jakarta- Menuju 2014, partai-partai Islam di era reformasi sudah pudar, surut dan beringsut. Bagai kunang-kunang dalam kabut, partai-partai Islam kehilangan pengikut. Bisakah bangkit kembali seperti demokrasi parlementer periode 1950-an?
Partai-partai Islam (PKS, PPP, PBB dan seterusnya) dinilai gagal dalam memanfaatkan isu ekonomi dan korupsi. Padahal dua isu itu terus mendapatkan sorotan publik. Namun, para analis menilai, dewasa ini partai-partai Islam cenderung lebih menjadi pengikut daripada menjadi "leader" dalam mengembangkan sebuah isu. Malah partai Islam itu bukan saja tak jadi ''leader'' melainkan ''dealer''.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Burhanudin Muhtadi, Senin (24/12/2012), dalam diskusi di Jakarta mengatakan, ada fakta menarik terkait partai Islam. Politik aliran, lanjutnya, kini sudah kurang relevan dengan masyarakat. Meski sudah semakin Islami, masyarakat Indonesia tetap tidak memilih partai Islam.
Sungguh, partai-partai Islam hanya terkesan sebagai simbol dalam mengangkat kedua isu itu. "Partai Islam sebagai follower, tidak jadi trendsetter atau leader dalam perpolitikan nasional," ucapnya.
Partai Islam tengah menghadapi tantangan cukup berat. Partai Islam dinilai sudah mulai kehilangan figur politiknya. Selain itu, ideologi yang diusung partai-partai Islam pun kian membaur dengan partai yang berhaluan nasionalis.
Partai Islam sedang kesulitan melakukan modernisasi. Selain itu, berbagai macam partai politik yang ada saat ini juga tidak tegas memberikan diferensiasi partai nasionalis dengan partai Islam. Inilah realitas politik yang buram.
PKB dan PPP mengusung Rhoma Irama, misalnya, hal ini menjadi bukti bahwa partai Islam krisis figur. Partai Islam atau pun gabungan partai Islam juga tidak pernah menguasai perpolitikan Tanah Air. Akhirnya, partai Islam bagai es yang mencair. Menuju akhir? Mungkin tidak juga.
Memang, partai Islam sedang kesulitan melakukan modernisasi. Selain itu, berbagai macam partai politik yang ada saat ini juga tidak tegas memberikan diferensiasi partai nasionalis dengan partai Islam. Ketika pada titik di mana iklan dan uang yang penting, saat ideologi tidak lagi jauh berbeda, maka ini juga menjadi kelemahan partai Islam yang relatif lemah secara sosial dan finansial.
Dalam hal ini, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Indra juga mengakui bahwa PKS memang tidak memiliki tokoh yang kuat. Namun, ia berdalih bahwa kekuatan PKS ada pada kadernya, bukan tokoh seseorang. "Saya berani katakan PKS memang tidak punya tokoh kuat, tapi modal PKS adalah kader. Kaderisasi yang kuat, mesinnya bukan dari ketokohan seseorang," tegas Indra.
Anggota Komisi III DPR itu mengklaim, partainya pun masih memiliki stok pemimpin yang berkapasitas untuk diusung menjadi calon presiden. Ia mencontohkan mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid yang cukup dijagokan dalam berbagai survei. "Kalau dipercaya publik kita siap ajukan dari internal ada Hidayat, Luthfi Hasan Ishaq. Tapi kalau tidak memadai, tidak menutup kemungkinan kita koalisi," imbuh Indra.
Menyaksikan merosotnya parpol Islam di pentas nasional, Ketua Umum PP Muhammadiyah menyarankan agar Partai Islam untuk berkoalisi menjadi satu partai saja. Pasalnya, hal tersebut dianggap akan berdampak positif bagi umat Islam dan perpolitikan Nasional.
Jika mau berkoalisi, maka partai-partai Islam memiliki political leverage yang tinggi. Sekaligus melakukan eksperimentasi ukhuwah karena berangkat dari nilai-nilai Islam dalam berpolitik. Namun koalisi tersebut, jangan terlalu dipaksakan sebagai penyederhanaan Parpol seperti yang terjadi di masa Orde Baru (Orba). Tapi hendaknya terjadi secara alamiah dan mengalir sebagai hukum alam sosial.
Jika partai-partai Islam masih banyak, dan tidak berkoalisi, maka potensial menyebabkan pertentangan di tubuh umat karena pertentangan politik bisa menjalar di ranah sosial.
Sayangnya, usulan koalisi ini hampir pasti ditolak karena perbedaan kepentingan di kalangan politisi Islam begitu tinggi. Maka, sulit mengharapkan partai-partai Islam bangkit kembali dan terlepas dari jebakan lubang yang menganga. [mdr]
[URL="http://nasional.inilah..com/read/detail/1941025/mengapa-partai-islam-masih-suram"]Sumber[/URL]
Partai-partai Islam (PKS, PPP, PBB dan seterusnya) dinilai gagal dalam memanfaatkan isu ekonomi dan korupsi. Padahal dua isu itu terus mendapatkan sorotan publik. Namun, para analis menilai, dewasa ini partai-partai Islam cenderung lebih menjadi pengikut daripada menjadi "leader" dalam mengembangkan sebuah isu. Malah partai Islam itu bukan saja tak jadi ''leader'' melainkan ''dealer''.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Burhanudin Muhtadi, Senin (24/12/2012), dalam diskusi di Jakarta mengatakan, ada fakta menarik terkait partai Islam. Politik aliran, lanjutnya, kini sudah kurang relevan dengan masyarakat. Meski sudah semakin Islami, masyarakat Indonesia tetap tidak memilih partai Islam.
Sungguh, partai-partai Islam hanya terkesan sebagai simbol dalam mengangkat kedua isu itu. "Partai Islam sebagai follower, tidak jadi trendsetter atau leader dalam perpolitikan nasional," ucapnya.
Partai Islam tengah menghadapi tantangan cukup berat. Partai Islam dinilai sudah mulai kehilangan figur politiknya. Selain itu, ideologi yang diusung partai-partai Islam pun kian membaur dengan partai yang berhaluan nasionalis.
Partai Islam sedang kesulitan melakukan modernisasi. Selain itu, berbagai macam partai politik yang ada saat ini juga tidak tegas memberikan diferensiasi partai nasionalis dengan partai Islam. Inilah realitas politik yang buram.
PKB dan PPP mengusung Rhoma Irama, misalnya, hal ini menjadi bukti bahwa partai Islam krisis figur. Partai Islam atau pun gabungan partai Islam juga tidak pernah menguasai perpolitikan Tanah Air. Akhirnya, partai Islam bagai es yang mencair. Menuju akhir? Mungkin tidak juga.
Memang, partai Islam sedang kesulitan melakukan modernisasi. Selain itu, berbagai macam partai politik yang ada saat ini juga tidak tegas memberikan diferensiasi partai nasionalis dengan partai Islam. Ketika pada titik di mana iklan dan uang yang penting, saat ideologi tidak lagi jauh berbeda, maka ini juga menjadi kelemahan partai Islam yang relatif lemah secara sosial dan finansial.
Dalam hal ini, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Indra juga mengakui bahwa PKS memang tidak memiliki tokoh yang kuat. Namun, ia berdalih bahwa kekuatan PKS ada pada kadernya, bukan tokoh seseorang. "Saya berani katakan PKS memang tidak punya tokoh kuat, tapi modal PKS adalah kader. Kaderisasi yang kuat, mesinnya bukan dari ketokohan seseorang," tegas Indra.
Anggota Komisi III DPR itu mengklaim, partainya pun masih memiliki stok pemimpin yang berkapasitas untuk diusung menjadi calon presiden. Ia mencontohkan mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid yang cukup dijagokan dalam berbagai survei. "Kalau dipercaya publik kita siap ajukan dari internal ada Hidayat, Luthfi Hasan Ishaq. Tapi kalau tidak memadai, tidak menutup kemungkinan kita koalisi," imbuh Indra.
Menyaksikan merosotnya parpol Islam di pentas nasional, Ketua Umum PP Muhammadiyah menyarankan agar Partai Islam untuk berkoalisi menjadi satu partai saja. Pasalnya, hal tersebut dianggap akan berdampak positif bagi umat Islam dan perpolitikan Nasional.
Jika mau berkoalisi, maka partai-partai Islam memiliki political leverage yang tinggi. Sekaligus melakukan eksperimentasi ukhuwah karena berangkat dari nilai-nilai Islam dalam berpolitik. Namun koalisi tersebut, jangan terlalu dipaksakan sebagai penyederhanaan Parpol seperti yang terjadi di masa Orde Baru (Orba). Tapi hendaknya terjadi secara alamiah dan mengalir sebagai hukum alam sosial.
Jika partai-partai Islam masih banyak, dan tidak berkoalisi, maka potensial menyebabkan pertentangan di tubuh umat karena pertentangan politik bisa menjalar di ranah sosial.
Sayangnya, usulan koalisi ini hampir pasti ditolak karena perbedaan kepentingan di kalangan politisi Islam begitu tinggi. Maka, sulit mengharapkan partai-partai Islam bangkit kembali dan terlepas dari jebakan lubang yang menganga. [mdr]
[URL="http://nasional.inilah..com/read/detail/1941025/mengapa-partai-islam-masih-suram"]Sumber[/URL]
Ingin mendapat kepercayaan masyarakat kembali?
Gampang...

Kembalilah pd ajaran Islam sebenarnya

Berikan keteladanan, maka masyarakat akan simpati CMIIW
0
5K
Kutip
91
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan