- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Berkat Mardjana, PT Pos Bangkit dari Bangkrut
![ayahziza]](https://s.kaskus.id/user/avatar/2009/07/18/avatar992632_4.gif)

TS
ayahziza]
Berkat Mardjana, PT Pos Bangkit dari Bangkrut
Quote:

Quote:
Perkembangan teknologi mengakibatkan jumlah pengiriman surat menyusut drastis. Berkat inovasi dan terobosan bisnis, PT Pos Indonesia mampu bangkit.
Tampilan kantor pos tua di sudut Jalan Kyai Maja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, itu kini lebih segar. Cat abu-abu kusam yang mengelupas berganti warna menjadi oranye. Di pintu masuk terpampang huruf kapital besar mencolok, ”Pos Shop”, mengundang perhatian orang yang melewati kawasan tersebut.
Pos Shop adalah satu dari empat kantor milik PT Pos Indonesia yang berubah wujud dan fungsi. Direktur Utama PT Pos Indonesia I Ketut Mardjana mengatakan, selain menyediakan layanan surat-menyurat, Pos Shop menghadirkan toko retail Indomaret dan layanan e-commerce. Pada 2013, Pos berencana mengembangkan bisnis retailnya dengan membangun Pos Shop lebih banyak.
Bernaung di bawah bendera PT Postmart Indonesia, bisnis retail merupakan satu dari sekian strategi yang dilakukan Pos untuk bertahan di tengah surutnya pengiriman surat akibat gempuran teknologi Internet. Universal Postal Union menyebutkan terjadi penurunan volume pengiriman surat di seluruh dunia hingga 57 miliar sejak 2006 hingga 2010. Hasil survei International Postal Corporation menunjukkan pengiriman surat diperkirakan terus merosot dalam 15 tahun ke depan.
Sepinya bisnis surat membuat perusahaan warisan Belanda berusia dua setengah abad itu harus menanggung kerugian. Pada 2007, kerugian PT Pos mencapai Rp 23 miliar. Setahun kemudian, angka kerugian membengkak jadi Rp 70 miliar.
Hanya sedikit orang yang percaya PT Pos bisa bangkit dari kebangkrutan, termasuk di antaranya bekas Menteri Badan Usaha Milik Negara Sofyan Djalil. PT Pos memiliki potensi bisnis yang besar. Sayangnya, kondisi internal perusahaan kala itu sangat kacau. "Banyak sekali laporan keuangan yang tidak bisa dikonsolidasi," kata Sofyan.
Ia memutuskan merombak direksi, di antaranya dengan menempatkan I Ketut Mardjana sebagai direktur utama sejak 2009. Mardjana adalah pemegang gelar doktor akuntansi dari Monash University, Australia. Ia sebelumnya menjabat Direktur Eksekutif Keuangan PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP). Sebagai wakilnya, Sofyan menunjuk Sukatmo Padmosukarso, bankir senior dan Wakil Presiden Direktur Bank Internasional Indonesia.
Kombinasi dua orang itu membuat PT Pos mampu membalikkan nasib. Sejak 2009, perseroan berhasil membukukan laba Rp 98 miliar. Setahun kemudian, keuntungan naik menjadi Rp 156 miliar. Tahun ini perseroan mematok target laba Rp 182 miliar. "Ini adalah contoh bagaimana sebuah perusahaan yang dipikir akan mati kemudian menjadi lebih baik," Sofyan menambahkan.
Begitu didapuk menjadi komandan di PT Pos, Mardjana dan timnya langsung berbenah. Agar tak tenggelam, menurut Mardjana, perusahaan yang dipimpinnya melakukan sejumlah terobosan. PT Pos tak bisa lagi hanya berfokus pada bisnis yang sudah dilakoninya selama berpuluh tahun, yaitu pengiriman surat dan paket. "Kami bermetamorfosis dari postal company menjadi network company," katanya.
Tampilan kantor pos tua di sudut Jalan Kyai Maja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, itu kini lebih segar. Cat abu-abu kusam yang mengelupas berganti warna menjadi oranye. Di pintu masuk terpampang huruf kapital besar mencolok, ”Pos Shop”, mengundang perhatian orang yang melewati kawasan tersebut.
Pos Shop adalah satu dari empat kantor milik PT Pos Indonesia yang berubah wujud dan fungsi. Direktur Utama PT Pos Indonesia I Ketut Mardjana mengatakan, selain menyediakan layanan surat-menyurat, Pos Shop menghadirkan toko retail Indomaret dan layanan e-commerce. Pada 2013, Pos berencana mengembangkan bisnis retailnya dengan membangun Pos Shop lebih banyak.
Bernaung di bawah bendera PT Postmart Indonesia, bisnis retail merupakan satu dari sekian strategi yang dilakukan Pos untuk bertahan di tengah surutnya pengiriman surat akibat gempuran teknologi Internet. Universal Postal Union menyebutkan terjadi penurunan volume pengiriman surat di seluruh dunia hingga 57 miliar sejak 2006 hingga 2010. Hasil survei International Postal Corporation menunjukkan pengiriman surat diperkirakan terus merosot dalam 15 tahun ke depan.
Sepinya bisnis surat membuat perusahaan warisan Belanda berusia dua setengah abad itu harus menanggung kerugian. Pada 2007, kerugian PT Pos mencapai Rp 23 miliar. Setahun kemudian, angka kerugian membengkak jadi Rp 70 miliar.
Hanya sedikit orang yang percaya PT Pos bisa bangkit dari kebangkrutan, termasuk di antaranya bekas Menteri Badan Usaha Milik Negara Sofyan Djalil. PT Pos memiliki potensi bisnis yang besar. Sayangnya, kondisi internal perusahaan kala itu sangat kacau. "Banyak sekali laporan keuangan yang tidak bisa dikonsolidasi," kata Sofyan.
Ia memutuskan merombak direksi, di antaranya dengan menempatkan I Ketut Mardjana sebagai direktur utama sejak 2009. Mardjana adalah pemegang gelar doktor akuntansi dari Monash University, Australia. Ia sebelumnya menjabat Direktur Eksekutif Keuangan PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP). Sebagai wakilnya, Sofyan menunjuk Sukatmo Padmosukarso, bankir senior dan Wakil Presiden Direktur Bank Internasional Indonesia.
Kombinasi dua orang itu membuat PT Pos mampu membalikkan nasib. Sejak 2009, perseroan berhasil membukukan laba Rp 98 miliar. Setahun kemudian, keuntungan naik menjadi Rp 156 miliar. Tahun ini perseroan mematok target laba Rp 182 miliar. "Ini adalah contoh bagaimana sebuah perusahaan yang dipikir akan mati kemudian menjadi lebih baik," Sofyan menambahkan.
Begitu didapuk menjadi komandan di PT Pos, Mardjana dan timnya langsung berbenah. Agar tak tenggelam, menurut Mardjana, perusahaan yang dipimpinnya melakukan sejumlah terobosan. PT Pos tak bisa lagi hanya berfokus pada bisnis yang sudah dilakoninya selama berpuluh tahun, yaitu pengiriman surat dan paket. "Kami bermetamorfosis dari postal company menjadi network company," katanya.
Quote:
Akrobat Mardjana di PT Pos Indonesia
Quote:
Ketut Mardjana, Direktur Utama PT Pos Indonesia, dan tim direksi harus berakrobat agar perseroan bisa mencetak untung. Dalam dua tahun pertama, kebanggaan pegawai yang redup lantaran petinggi PT Pos dijerat kasus korupsi digelorakan kembali. Sebagian besar pimpinan tak berani mengambil terobosan bisnis karena takut melakukan kesalahan. "Mereka tak percaya diri saat berhadapan dengan pelanggan dan menghadapi persaingan," ujar pria yang gemar bersepeda ini.
Sejumlah langkah revitalisasi disiapkan, termasuk memperbaiki infrastruktur perseroan. Ada dua skema perbaikan infrastruktur yang dijalankan, yaitu secara fisik dan virtual. Perbaikan fisik dilakukan untuk mendongkrak citra perusahaan, di antaranya dengan merenovasi gedung-gedung kantor pos yang kurang terawat. Ini dilakukan untuk meningkatkan brand image perusahaan sekaligus mengirimkan sinyal kepada publik bahwa PT Pos telah berubah wajah menjadi lebih modern dan dinamis.
Keberadaan kantor pos makin mudah dikenali dari tampilan gedung yang dibuat atraktif. Pegawai kantor pos bersalin rupa dengan mengenakan seragam baru berwarna oranye. Kendaraan operasional yang sudah uzur juga diganti dengan yang baru.
Bukan hanya tampilan fisik, infrastruktur teknologi informasi ikut diperbaiki. Komputer di sejumlah kantor pos diganti dengan yang baru. Kapasitas bandwidth ditingkatkan agar laju Internet kian cepat. Untuk kantor pos yang tidak tersedia jaringan telepon, perseroan menyewa V-Sat. Semua kantor pos, yang berjumlah 3.814 di Indonesia, kini terhubung dengan jaringan online. "Dengan demikian, PT Pos tidak hanya tersambung secara fisik, tapi juga virtual," ujar Mardjana.
Perbaikan sistem teknologi memudahkan pelanggan mengecek pengiriman. Di sisi lain, PT Pos bisa meningkatkan daya saingnya di antara perusahaan lokal dan multinasional. Beberapa produk baru pengiriman surat dan paket diluncurkan, antara lain Pos Express, Parcel, Admail dan Express Mail Service.
Saat pengiriman surat personal menurun tajam, PT Pos melirik pasar korporat, yang memiliki pangsa cukup besar. Strategi ini terbukti mendongkrak pertumbuhan jasa surat dan paket PT Pos sekitar 16 persen pada 2011.
Mardjana membenahi pula pelayanan di bidang logistik dengan mendirikan anak usaha PT Pos Logistik Indonesia pada Desember 2011. Ruang lingkup bisnisnya meliputi warehousing, freight forwarding, regulated agent, dan distribusi. "Kami memanfaatkan banyak gudang milik PT Pos yang tersebar di daerah," katanya.
Di bidang jasa keuangan, PT Pos meningkatkan pelayanan pengiriman uang. Sebenarnya, jauh sebelum merebaknya jaringan anjungan tunai mandiri (ATM), Pos sudah bermain di bisnis pengiriman uang melalui Weselpos. Layanan ini amat populer pada 1970-1990-an, dan dinilai lebih sederhana dibanding perbankan. Pengirim dan penerima Weselpos sama-sama tak perlu memiliki rekening di bank.
Melalui anak perusahaannya, PT Pos Jasa Keuangan Indonesia, perseoran menyediakan jasa remittance, postpay, bank channeling, dan insurance. Untuk melayani pengiriman uang antarnegara, PT Pos bekerja sama dengan Western Union, yang menawarkan layanan online dan transfer dana dengan waktu pengiriman hanya dalam hitungan detik. Kerja sama ini telah terjalin selama 10 tahun dengan total transaksi mencapai Rp 30 triliun.
Kantor pos juga menerima pembayaran berbagai jenis tagihan melalui produk Pospay. Sebanyak 70 biller sudah bekerja sama mulai tagihan listrik, telepon, air bersih, pajak, zakat, hingga sedekah. Cicilan kartu kredit, kredit kendaraan bermotor dan rumah, asuransi, serta pinjaman pribadi juga bisa disetorkan melalui kantor pos.
Langkah Pos mengembangkan layanan jasa keuangan terbukti mampu mendongkrak pendapatan perusahaan. Pada 2009, sektor keuangan menyumbang 31 persen dari total pendapatan perseroan. Dua tahun kemudian, angkanya melonjak menjadi 40 persen dari total pendapatan atau sebesar Rp 1 triliun.
Agar pundi-pundi perusahaan kian gendut, mulai 2013 perseroan melirik bisnis properti melalui PT Pos Properti Indonesia. Dua hotel akan dibangun di atas tanah milik PT Pos di Bandung, Jawa Barat. Seratus aset properti telah ditawarkan kepada calon mitra bisnis. Pos memiliki warisan properti peninggalan Belanda yang tersebar di 3.082 lokasi. Sedangkan bangunannya mencapai 3.296 unit di seluruh Indonesia. Lokasinya sebagian besar berada di tempat strategis, yaitu di pusat bisnis kota-kota besar di Indonesia.
Sejumlah langkah revitalisasi disiapkan, termasuk memperbaiki infrastruktur perseroan. Ada dua skema perbaikan infrastruktur yang dijalankan, yaitu secara fisik dan virtual. Perbaikan fisik dilakukan untuk mendongkrak citra perusahaan, di antaranya dengan merenovasi gedung-gedung kantor pos yang kurang terawat. Ini dilakukan untuk meningkatkan brand image perusahaan sekaligus mengirimkan sinyal kepada publik bahwa PT Pos telah berubah wajah menjadi lebih modern dan dinamis.
Keberadaan kantor pos makin mudah dikenali dari tampilan gedung yang dibuat atraktif. Pegawai kantor pos bersalin rupa dengan mengenakan seragam baru berwarna oranye. Kendaraan operasional yang sudah uzur juga diganti dengan yang baru.
Bukan hanya tampilan fisik, infrastruktur teknologi informasi ikut diperbaiki. Komputer di sejumlah kantor pos diganti dengan yang baru. Kapasitas bandwidth ditingkatkan agar laju Internet kian cepat. Untuk kantor pos yang tidak tersedia jaringan telepon, perseroan menyewa V-Sat. Semua kantor pos, yang berjumlah 3.814 di Indonesia, kini terhubung dengan jaringan online. "Dengan demikian, PT Pos tidak hanya tersambung secara fisik, tapi juga virtual," ujar Mardjana.
Perbaikan sistem teknologi memudahkan pelanggan mengecek pengiriman. Di sisi lain, PT Pos bisa meningkatkan daya saingnya di antara perusahaan lokal dan multinasional. Beberapa produk baru pengiriman surat dan paket diluncurkan, antara lain Pos Express, Parcel, Admail dan Express Mail Service.
Saat pengiriman surat personal menurun tajam, PT Pos melirik pasar korporat, yang memiliki pangsa cukup besar. Strategi ini terbukti mendongkrak pertumbuhan jasa surat dan paket PT Pos sekitar 16 persen pada 2011.
Mardjana membenahi pula pelayanan di bidang logistik dengan mendirikan anak usaha PT Pos Logistik Indonesia pada Desember 2011. Ruang lingkup bisnisnya meliputi warehousing, freight forwarding, regulated agent, dan distribusi. "Kami memanfaatkan banyak gudang milik PT Pos yang tersebar di daerah," katanya.
Di bidang jasa keuangan, PT Pos meningkatkan pelayanan pengiriman uang. Sebenarnya, jauh sebelum merebaknya jaringan anjungan tunai mandiri (ATM), Pos sudah bermain di bisnis pengiriman uang melalui Weselpos. Layanan ini amat populer pada 1970-1990-an, dan dinilai lebih sederhana dibanding perbankan. Pengirim dan penerima Weselpos sama-sama tak perlu memiliki rekening di bank.
Melalui anak perusahaannya, PT Pos Jasa Keuangan Indonesia, perseoran menyediakan jasa remittance, postpay, bank channeling, dan insurance. Untuk melayani pengiriman uang antarnegara, PT Pos bekerja sama dengan Western Union, yang menawarkan layanan online dan transfer dana dengan waktu pengiriman hanya dalam hitungan detik. Kerja sama ini telah terjalin selama 10 tahun dengan total transaksi mencapai Rp 30 triliun.
Kantor pos juga menerima pembayaran berbagai jenis tagihan melalui produk Pospay. Sebanyak 70 biller sudah bekerja sama mulai tagihan listrik, telepon, air bersih, pajak, zakat, hingga sedekah. Cicilan kartu kredit, kredit kendaraan bermotor dan rumah, asuransi, serta pinjaman pribadi juga bisa disetorkan melalui kantor pos.
Langkah Pos mengembangkan layanan jasa keuangan terbukti mampu mendongkrak pendapatan perusahaan. Pada 2009, sektor keuangan menyumbang 31 persen dari total pendapatan perseroan. Dua tahun kemudian, angkanya melonjak menjadi 40 persen dari total pendapatan atau sebesar Rp 1 triliun.
Agar pundi-pundi perusahaan kian gendut, mulai 2013 perseroan melirik bisnis properti melalui PT Pos Properti Indonesia. Dua hotel akan dibangun di atas tanah milik PT Pos di Bandung, Jawa Barat. Seratus aset properti telah ditawarkan kepada calon mitra bisnis. Pos memiliki warisan properti peninggalan Belanda yang tersebar di 3.082 lokasi. Sedangkan bangunannya mencapai 3.296 unit di seluruh Indonesia. Lokasinya sebagian besar berada di tempat strategis, yaitu di pusat bisnis kota-kota besar di Indonesia.
http://www.tempo.co/read/news/2012/1...-Pos-Indonesia
Ditangan Orang" yang Kredibel dan bermoral,bahkan Perusahaan Negara yang sekarat pun bisa Kembali hidup dan sehat. Zyufer sekali

0
12.3K
Kutip
107
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan