JAKARTA, SON - Banyaknya iklan luar ruangan (out door) yang memajang foto Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan di setiap sudut Kota Bandung dan Jabar membuat sebagian masyarakat Jabar gerah.

Bahkan, seorang warga Jabar menilai Aher layak mendapatkan penghargaan rekor MURI sebagai gubernur yang banyak memasang iklan out door baik berupa spaduk, baliho dan banner (SBB).

"Coba saja kita hitung, jika rata-rata pada sebuah instansi Gubernur Ahmad Heryawan memasang SBB dengan tema dan isi yang berbeda sebanyak 5 buah, dikali dengan puluhan atau mungkin ratusan instansi tingkat Jawa Barat maka akan didapatkan jumlah ratusan atau bahkan ribuan buah SBB milik Ahmad Heryawan," ungkap warga Jabar berinisial DR seperti dikutip di salah satu media nasional.

Apakah hanya DR apakah hanya saja yang merasa kesal? Ternyata, pada bulan April 2012. Di kota Cirebon puluhan baliho dan poster bergambar Ahmad Heryawan yang dipasang di sudut-sudut kota dirusak orang tidak dikenal.

Pengurus PKS Kota Cirebon yang juga anggota DPRD Kota Cirebon, Azrul Zuniarto, mengatakan, 90 persen baliho diantaranya dirusak orang tak dikenal.

Azrul menjelaskan, pemasangan baliho itu dimasudkan sebagai upaya untuk meningkatkan elektabilitas Aher.

‘’Kami sangat menyayangkan adanya perusakan baliho Aher,’’ tutur Azrul di salah satu media nasional pada tanggal 17 April 2012.

Menanggapi hal itu, pengamat politik dari Sinergi Masyarakat Untuk Demokrasi (Sigma), Said Salahudin perilaku kepala daerah ini seperti wabah dan hal itu terjadi di setiap Pemilukada. "Mungkin dipikirnya, kalau tidak pasang iklan dengan dana APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) tidak keren," ungkap Said saat dihubungi SOROTnews.com, Sabtu (22/12/2012).

Dan ternyata, hasil survey Lembaga Survey Indonesia (LSI) menunjukkan usaha Aher tidaklah berhasil. Dimana, survey yang dilakukan pada 15-21 Mei 2012 lalu dengan 440 responden yang tersebar di Jabar. Aher hanya memperoleh sekitar 7,7% suara, dibawah wakilnya, Dede Yusuf.

(Bisma Rizal)

http://www.sorotnews.com/berita/prin...foto.4599.html



Pakai Uang Rakyat, PKB Protes Iklan Aher & Sule

Bandung - Kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengharamkan penggunaan uang rakyat demi kemenangan pribadi di pemilihan kepala daerah Jawa Barat medio Februari 2013 mendatang.

"Walaupun calon yang diusung PKB adalah Dede Yusuf, juga sama-sama incumbent. Kita sudah menetapkan haram kampanye menggunakan uang rakyat untuk kepentingan pemenangan pribadi,"jelas Ketua DPC PKB Kabupaten Bandung H Cucun A. Syamsurijal kepada redaksi [url=http://www.dpp.pkb.or.id,]www.dpp.pkb.or.id,[/url] Selasa (18/12).

Penjelasan Cucun terkait pernyataan Komisioner KPU Jabar, Iin Endah Setiawati bahwa penayangan iklan baik di media cetak maupun televisi yang dilakukan oleh petahana (incumbent) Ahmad Heryawan (Aher) dan Sule dengan jargon Semua Ada di Jawa Barat, tidak masuk dalam kategori pelanggaran pemilu.

Pasalnya, kata Iin, KPU Jabar belum menetapkan aturan kampanye. Selain itu, KPU Jabar juga belum menetapkan bakal calon sebagai calon gubernur. "Padahal realitanya tidak ada satu program pun dari Aher yang berkelanjutan dan merata untuk warga Jabar tetapi hanya dirasakan oleh kaum di lingkarannya," tegas Cucun.

Dia pun mencermati, efek pernyataan di media itu membuat aturan main tidak jelas. "Tidak fair kalau petahana bisa semena-mena bersosialisasi di media, walaupun aturan belum dijalankan sebagai penyelenggara harusnya memberikan arahan yang cerdas. Bukannya membuka wacana yang akan menimbulkan kekisruhan Pilkada Jabar,"jelas Cucun.

http://www.dpp.pkb.or.id/pakai-uang-...klan-aher-sule

Memang mantap nih kader2 pks... sementara jokowi pusing setres ngurusin banjir, kader2 pks udah gak level lagi ngurusin banjir tanah longsor, jembatan reot,
jawabarat dataran tinggi bisa bajir tanah longsor dimana2, bahkan ada jembatan reot pun udah gak di pusingin, yang diurusin cuma bagaimana tata cara berpose yang baik dan benar

pks stronggggg.. mari kita dukung terus untuk menyukseskan pembangunan baiho2 dan spanduk2 di setiap sudut diseluruh plosok Indonesia

serba - bisa
kudu - bisa
pasti - bisa