Gus Dur diejek politisi Malaysia, PKB minta SBY tegas
TS
hastaantasena
Gus Dur diejek politisi Malaysia, PKB minta SBY tegas
Spoiler for No REPSOL:
MERDEKA.COM, Pernyataan anggota Organisasi Bangsa Melayu Bersatu (UMNO) Zainudin Maidin yang menuding mantan Presiden RI almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tidak menghormati kedaulatan Malaysia, membuat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bereaksi.
Partai yang didirikan Gus Dur itu meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tegas menyikapi tudingan tersebut.
"Mestinya Presiden SBY juga memperlakukan yang sama Pak Habibie dan Gus Dur. Dalam hal Pak Habibie, presiden tersinggung, tapi dalam hal Gus Dur mestinya juga sama," kata Sekretaris Jenderal PKB Imam Nahrawi saat dihubungi, Rabu (19/12).
Sebagai partai yang menghantarkan Gus Dur menduduki kursi presiden pada tahun 1999, PKB berharap SBY dapat menerapkan asas keadilan dan kesamaan menyikapi penghinaan tersebut.
"Pemimpin harus adil bagi seluruh tumpah darah Indonesia," terangnya.
Di situs pribadinya zamkata.blogspot.com, Zainudin kembali membuat publik Indonesia marah. Lelaki 72 tahun itu menuding Gus Dur sebagai seorang pemimpin yang tidak menghormati kedaulatan Malaysia dan terlalu jauh ikut campur urusan politik dalam Negeri Jiran itu.
Tulisan yang dibuat pada Selasa (18/12) itu juga mengecam Gus Dur, sebagai tokoh yang sok tahu karena hendak mengajarkan demokrasi pada Malaysia.
Zainudin malah membandingkan Gus Dur dan BJ Habibie dengan mantan Presiden Soeharto. Menurut dia, keduanya harus belajar dari Soeharto yang telah bersusah payah menjaga hubungan baik dengan Malaysia, saat itu dipimpin Tun Abdul Razak, dan tidak mencampuri otoritas dalam negeri masing-masing.
Adik Gus Dur: Soal ejekan politisi Malaysia, gitu aja kok repot
MERDEKA.COM, Adik kandung almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Lily Chodijah Wahid menanggapi dingin ejekan anggota Organisasi Bangsa Melayu Bersatu (UMNO) Malaysia, Zainudin Maidin terhadap kakaknya.
Menurutnya, pernyataan politisi Malaysia itu tak penting dan tidak akan memberi pengaruh apa-apa. Lily bahkan mengatakan, jika Gus Dur masih hidup, tentu kiai kebanggaan warga Nahdhatul Ulama (NU) itu hanya tersenyum tanpa harus menanggapi lebih lanjut.
"Sebagai adik-adiknya, kami tidak berpikir itu penting. Kalau almarhum masih hidup, paling komentarnya 'gitu aja kok repot'. Artinya kita buang-buang energi ngurus hal yang seperti itu," kata Lily saat dihubungi, Rabu (19/12).
Lily yang juga menjabat sebagai anggota Komisi I DPR itu, menyebut Zainudin memiliki kebiasaan suka mengumbar perkataan yang berbau provokatif. Untuk itu dia mengajak kepada bangsa Indonesia supaya tidak terpancing dengan ulah Zainudin.
"Zainudin itu mulutnya loncer, gak usah diperhatikan," terangnya.
Selain itu, pernyataan Zainudin menghina Gus Dur, hanya sebagai cara pintas mencari popularitas menjelang pemilihan perdana menteri baru Malaysia. Namun, Lily menilai usaha pintas Zainudin tersebut tidak berhasil lantaran masyarakat Malaysia sudah mengetahui tabiat buruknya.
"Cercaan atau hujatan Zainudin untuk almarhum,sama sekali tidak mempengaruhi nama baik dan nama besar almarhum," tegas Lily.
Di situs pribadinya zamkata.blogspot.com, Zainudin kembali membuat publik Indonesia marah. Lelaki 72 tahun itu menuding Gus Dur sebagai seorang pemimpin yang tidak menghormati kedaulatan Malaysia dan terlalu jauh ikut campur urusan politik dalam Negeri Jiran itu.
Tulisan yang dibuat pada Selasa (18/12) itu juga mengecam Gus Dur, sebagai tokoh yang sok tahu karena hendak mengajarkan demokrasi pada Malaysia.
Zainudin malah membandingkan Gus Dur dan BJ Habibie dengan mantan Presiden Soeharto. Menurut dia, keduanya harus belajar dari Soeharto yang telah bersusah payah menjaga hubungan baik dengan Malaysia, saat itu dipimpin Tun Abdul Razak, dan tidak mencampuri otoritas dalam negeri masing-masing.
Spoiler for ORANGNYA:
Penghina Habibie Sekarang Hina Gus Dur
Elite politik Malaysia yang baru saja menghina Presiden B.J. Habibie, Zainudin Maidin, tampaknya masih belum menganggap lontarannya memanaskan hubungan Indonesia-Malaysia. Selain menolak meminta maaf, Zainudin kini malah meluaskan penghinaannya pada Presiden Abdurrahman Wahid.
Menulis di blog pribadinya, Selasa, 18 Desember 2012, Zainudin mengecam Habibie dan Gus Dur --panggilan akrab Presiden Wahid--sebagai pemimpin Indonesia yang tidak lagi menghormati kedaulatan Malaysia. Kedua mantan RI-1 ini dinilai sering turut campur dalam urusan politik dalam negeri Malaysia dan "mau mengajar demokrasi pada kami." Habibie sendiri tidak mempersoalkan kecaman ini.
Zainudin membandingkan kondisi sekarang dengan zaman Presiden Soeharto. Ketika itu, kata dia, Soeharto dan Perdana Menteri Tun Abdul Razak sepakat untuk menjaga hubungan baik kedua negara dengan tidak mencampuri urusan politik masing-masing. Zainudin sendiri selain pernah menjadi Menteri Penerangan Malaysia, juga pernah menjadi Pemimpin Redaksi Harian Utusan Malaysia.
Zainudin tampaknya tidak senang dengan dukungan yang ditunjukkan Gus Dur dan Habibie pada mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Sejak pengadilan menyatakan Anwar tak terbukti melakukan tindakan homoseksual --yang di Malaysia dianggap tindak pidana--posisi politik Anwar memang menguat. Partainya, Partai Keadilan Rakyat, kini memiliki kursi di parlemen.
Menurut Zainudin, rakyat Indonesia sekarang berada dalam euforia demokrasi setelah keluar dari penindasan politik sekian lama. "Kegairahan euforia demokrasi Indonesia ini membuat sebagian pihak di Indonesia --terutama Gus Dur dan Habibie-- memandang kecil demokrasi Malaysia dan mau mengajar demokrasi kepada kami," tulisnya.
Spoiler for Zainudin Maidin:
Diubah oleh hastaantasena 20-12-2012 03:41
0
2.2K
Kutip
19
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru