Sebuah kitab dengan sebuah peringatan pada sampul belakang buku yang sangat sangat nyeleneh :
Spoiler for Peringatan sebelum membaca:
"Tolong sampaikan agar cerita ini tidak usah dibaca karena membuang waktu, pikiran, dan tenaga. Sungguh hanya suatu omong kosong belaka. Mohon maaf sekali lagi untuk permintaan tolong ini. Maaf Beribu-ribu kali mohon maaf"
Togog
Cerita ini memang ditulis oleh Togog, yang merasa minder dan terasingkan dalam sebuah dunia yang sangat memuja Semar. Berkisah tentang malapetaka serbuan balatentara Sri Rama yang menyapu anak benua, dan menghadirkan pemandangan bencana. Inilah kisah Satya dan Maneka, rakyat yang menjadi korban, yang menjelajah dalam pencarian Walmiki penulis Ramayana, sembari berlayar di samudera cerita. Inilah saat kematian Sang Hanoman, wanara agung yang ditakdirkan berumur panjang, untuk menjaga kebudayaan. Kenapa Togog menganjurkan cerita ini tidak dibaca?
Nah!
Spoiler for Kosong adalah isi, isi adalah kosong:
"Kosong Adalah Isi. Isi Adalah Kosong"
Salahkah Sinta yang tak mau menjalani upacara Obong yang dipinta oleh Rama? Takutkah Sinta ketahuan kalau ia tidak suci lagi secara ragawi? Tapi, begitu tipiskah cinta Rama kepada Sinta hingga kesucian ragawi bisa meniadakan kepercayaan. Suci. Ragu. Cinta. Patah.
"Kosong Adalah Isi. Isi Adalah Kosong"
Maneka memang pramuria. Letih. Kisah hidupnya ditulis oleh Walmiki, seorang manusia biasa. Mengapa manusia satu bisa menentukan hidup manusia lainnya? Pasrah. Diam. Derita. Tak perlu bertanya,jalani saja hidupmu dengan penuh semangat. Hidup. Semangat. Bahagia.
"Kosong Adalah Isi. Isi Adalah Kosong"
Dunia seperti adanya dunia. Begini dan begitulah dunia seperti apa yang dunia wujudkan. Dunia seperti dipandang Manusia. Begini dan begitulah dunia seperti apa yang dipandang oleh mata. Sama? Beda? Lalu sebenarnya seperti apa wajah dunia?
"Kosong Adalah Isi. Isi Adalah Kosong"
Dunia tak ada. Dunia tak bisa menampilkan wajah sebenarnya karena tiap orang mempunyai perspektif dan definisi kebenaran berbeda. Sengketa. Kompromi. Damai. Namun Tugas manusia untuk Mengadakan Dunia. Ciptakan makna terhadap dunia hingga tiap detik kehidupan menjadi guna.
"Kosong Adalah Isi. Isi Adalah Kosong"
Kitab kosong menanti huruf
Siapa sedang membaca semesta
Dunia bagai sejuta cerita
Mengisi lembar kitab yang kosong, o!
"Kosong Adalah Isi. Isi Adalah Kosong"
Kisah Ramayana memang hanya dibahas di bagian pertama, Persembahan Kuda. Bagian ini seru. Bagian kedua, Perjalanan Maneka, membahas kehidupan para tokoh yang sebelumnya hanya figuran rakyat jelata yang terkena imbas Persembahan Kuda tadi. Berkisah tentang Satya yang desanya hancur lebur dan Maneka, pramuria yang memiliki rajah kuda, kuda yang menyebabkan bencana Persembahan Kuda. Karena rajah itu maneka harus menderita, melarikan diri, ditolong Satya yang akhirnya jatuh cinta pada Maneka. Berdua mereka berkelana mencari Walmiki untuk menggugat jalan hidup yang telah dilalui Maneka dan meminta kemerdekaannya. Menarik kan? Sedikit mengingatkan pada Ink Heart.
Nah, bagian ketiga, Kitab Omong Kosong, sedikit lebih berat. Diceritakan dalam pengembaraannya Satya dan Maneka secara "tak sengaja" bertemu Hanoman. Lalu Satya mau tak mau harus mempelajari Kitab Omong Kosong. Kitab ini dipisah 5 bagian, yang kesemuanya merupakan intisari pengetahuan dunia. Peradaban yang telah porak poranda akibat Persembahan Kuda butuh waktu 300 tahun untuk kembali seperti semula dan melajutkan perkembangannya. Mempelajari kitab ini bisa mengehemat waktu tsb. Tentu saja akhirnya kitab ini menjadi bahan pertentangan baru karena berbagai pihak, yang tak semuanya baik, menginginkannya dengan tujuan masing-masing.
Kitab yang isinya bukan omong kosong, benar - benar impressive! Dari buku ini kekaguman saya terhadap Sri Rama turun dan memindahkannya pada Shinta dan Hanoman, bagaimana Rama menjalankan kecurigaannya terhadap Shinta yang diculik Rahwana ke Alengka membuatnya harus lebu geni, dan akhirnya terseok - seok dgn Lawa dan Kusa di rahimnya. Dalam buku ini, saya jadi semakin mengagumi Hanoman melebihi yang lain, ia benar - benar ksatria dan sangat setia juga perjalanan Satya dan Maneka dalam pencarian kitab - kitab. Dari semua kitab dalam pencarian, saya paling menyukai kitab terakhir yaitu "Kitab Keheningan" karena jika ibarat kertas, kitab ini kosong - dan kita sebagai manusia memiliki tinta untuk menulis bahkan melukis diatasnya, entah itu kebajikan ataupun kebathilan, semua manusia yang tentukan nasibnya sendiri. Togog. Walmiki. Entahlah ada dimana pada zaman apa atau dilangit keberapa mereka berada yang jelas pesan - pesan itu sampai melalui "Kitab" ini dan Seno Gumira Ajidarma adalah penyambung lidah zaman yang mengagumkan
Adapun pada akhir cerita, Kitab Omong Kosong ini terpecah menjadi 5 kitab yang ada di 5 dimensi yang berbeda.....
Spoiler for Kitab 1:
DUNIA SEPERTI ADANYA DUNIA
keberadaan segala sesuatu ditentukan oleh segala sesuatu dari dirinya sendiri; bahwa pohon itu terdiri dari batang, daun, dahan, ranting, dan keseluruhannya membuat pohon menjadi pohon. Batang bisa dilihat, daun bisa didengar, akar bisa diraba, dan ranting bisa disentuh. Pohon memang ada. Dunia itu ada. Tidak ada lagi yang bisa membantahnya.
Danau ada karena ada danau yang permukaannya tak bererak seperti cermin dan hanya bergoyang ketika seekor rusa minum ditepiannya. Danau ada seperti adanya danau itu. Dunia ada seperti adanya dunia itu, dengan atau tanpa adanya manusia.
Dunia seperti adanya dunia seperti manusia mengurai buah kelapa yang memisahkan serabut dari tempurungnya. Memisahkan tempurung dari dagingnya, dan daging dari airnya. Air kelapa yang kesegarannya meneduhkan perasaan dipecahkan lagi menjadi istilah-istilah yang memisahkan bagian yang satu dengan bagian yang lain.
Sehingga segala sesuatu yang tercatat mulai dari umur pohon kelapa dan berapa buah kelapa yang akan dihasilkan oleh pohon itu bisa menghasilkan kesimpulan menyeluruh yang tepat.
Spoiler for Kitab 2:
DUNIA SEPERTI DIPANDANG MANUSIA
Keberadaan segala sesuatu ditentukan oleh pemandangan manusia; bahwa manusia mengatakan langit itu biru ketika ia melihanya biru, bahwa langit itu kemerah-merahan ketika ia melihatnya kemerah-merahan.
Kemudian ia akan tau bahwa tanpa udara yang mereka hirup dibawah atap langit, ternyata langit tidak berwarna, bahkan kosong dan hampa. Kenyataan ini mereka ketahui karena langit diselidiki sampai keluar angkasa. Adanya dunia seperti adanya dunia ditentukan oleh pandangan manusia.
Dunia seperti dipandang manusia memeberikan penyadaran bahwa seluruh pencapaian bagian pertama hanya berlaku dalam sudut pandang manusia, artinya tanpa manusia yang berkesadaran, dunia ini tidak mungkin ada.
Tanpa pandangan manusia tidak ada pohon kelapa, tidak ada nyiur melambai di pantai yang sunyi, karena kesunyian hanya bisa dihadirkan kedalam kesadaran oleh manusia.
Spoiler for Kitab 3:
DUNIA YANG TIDAK ADA
Dunia ini tidak pernah tampil seutuhnya dengan cara yang sama bagi setiap orang. Sehingga, yang tersisa dari kemungkinan mengetahui adanya dunia adalah dengan memeriksa ketepatan dari cara-cara dunia mengada. Dunia tidak ada, yang ada hanyalah cara-cara tampilnya dunia kepada manusia. Jadi manusia hanya berurusan dengan gambaran-gambaran mengenai dunia dan bukan dunia itu sendiri.
Dunia ya ng tidak ada menyatakan sebagai kemustahilan besar, karena manusia pada dasarnya berada di dalam dunia yang digambarkannya.
Angka, huruf, dan bahasa itu hanyalah penggambaran dunia dan bukan dunia itu sendiri, maka sebetulnya dunia yang di fahami manusia itu tidak ada.
Spoiler for Kitab 4:
MENGADAKAN DUNIA
Manusia selalu memandang masa depan sebagai keberadaan penting dalam hidupnya, maka adalah menjadi tugas manusia agar kehidupan ini mempunyai makna dengan cara yang tidak bisa lain adalah membuat dunia ini kembali ada.
Dengan mengadakan kembali dunia ini melalui sudut pandang yang menilai kembali dunia melalui sudut pandang yang menilai segala sesuatu dari gunanya.
Kalau tidak berguna, tidak ada dunia. Apa yang benar dan apa yang baik tidak di persoalkan, berguna atau tidak berguna itulah soalnya. Yang baik dan benar adalah yang beguna.
Spoiler for Kitab 5:
KITAB KEHENINGAN
Kekosongan yang harus dibaca. Semesta wajib di pahami.