Di acara Gelar Museum Nusantara 2012, hadir museum tematik yang dikemas modern di salah satu sudut Jakarta Convention Center (JCC). Museum ini menceritakan perjalanan hidup bangsa Indonesia, mulai zaman prasejarah hingga kemerdekaan.

Gelar Museum Nusantara 2012 dihelat di JCC mulai 22 hingga 25 November 2012 pada pukul 10.00 WIB hingga 20.00 WIB. Pameran ini menyuguhkan koleksi ratusan museum yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia. Pengunjung bisa masuk tanpa dikenakan biaya.

Yang paling menarik, di salah satu sudut area pameran, disuguhkan sebuah museum tematik yang menceritakan perjalanan bangsa Indonesia, mulai zaman prasejarah hingga berhasil merebut kemerdekaan. Museum yang didesain modern ini tepatnya berada di Ballroom Cendrawasih.

Ketika akan memasuki ruangan ini, pengunjung akan melewati sebuah gerbang yang terbuat dari proyeksi cahaya. Sensasinya seperti kita bermandikan cahaya. Di dalam museum ini dihadirkan berbagai koleksi dari beberapa museum hingga akhirnya menghadirkan sebuah cerita perjalanan bangsa.

Perjalanan dimulai ketika zaman prasejarah, terdapat sebuah layar yang akan menjelaskan bagaimana kehidupan manusia kala itu. Ada pula penjelasan mengenai fosil-fosil dari masa lalu.
Kemudian, dijelaskan masa bercocok tanam yang menghadirkan berbagai gambar peralatan yang digunakan manusia prasejarah. Masa ini ditandai dengan kemampuan manusia memanfaatkan lingkungannya. Pada masa ini, manusia sudah mulai menetap di suatu tempat, manusia juga sudah mulai mengenal kepercayaan kepada nenek moyang.

Perjalanan diteruskan dengan melihat perkembangan masa-masa kerajaan di Indonesia, baik kerajaan Budha maupun Hindu, yang pernah ada di Indonesia. Dipajang pula sebuah arca yang berasal dari Kerajaan Hindu.

Perjalanan bangsa Indonesia tak sampai di situ. Perjuangan yang dilakukan para pahlawan ketika merebut kemerdekaan pun dipertunjukkan dengan jelas dalam museum tematik ini. Sebuah layar menayangkan cerita masa-masa perjuangan. Uniknya, ada sebuah kereta tandu yang pernah digunakan Panglima Besar Jenderal Soedirman sewaktu memimpin perang gerilya.

Beberapa anak yang berasal dari sebuah sekolah terlihat antusias menelusuri setiap langkah perjalanan bangsa Indonesia ini. “Bagus acaranya, museum di dalam museum,” kata Galang, siswa kelas 7 SMP Indonesia Natural School.

Salah seorang temannya mengamini kekaguman Galang. “Takjub, itu museum tematik keren, jadi tahu perjalanan bangsa Indonesia dari zaman purba,” sahut Raehan, siswa kelas 8 SMP Indonesia Natural School yang mengaku belum pernah ke museum.

Di bagian depan Ballroom Cendrawasih, disajikan beberapa koleksi Museum Harry Darsono. Ada pula beberapa booth museum, seperti Museum Kesehatan dan “Rahmat” International Wildlife Museum & Gallery. Ada pula sebuah tabung besar bernama Museum 360 derajat, yang dengan koleksinya pengunjung dapat menonton film mengenai kebudayaan Indonesia.

Beranjak ke lantai dasar Gedung JCC, para pengunjung dapat berkeliling museum-museum dari 33 provinsi di Indonesia. Ada spot untuk museum khusus teknologi dan informasi, juga Little Museum untuk si kecil dapat bermain sambil belajar. link