Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Mat Bodok

TRIBUNNEWS.COM, KAYUAGUNG–Yasmin bin Syamsuddin (20) tewas dibakar pemudaDesa Sri Tanjung Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung. Sedangkan rekannya yakni Andi bin Lison (22) mengalami luka bakar hingga di larikan ke Rumah Sakit Umum Palembang, Selasa (18/12/2012).

Yasmin dan Andi tinggal di Desa Sungai Menang Kecamatan Sungai Menang Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) itu. Yasmin tewas setelah diikat lalu digulingkan dan ditimpa dengan sepeda motor miliknya.

Tak hanya itu, kedua korban juga ditindih dengan ban mobil bekas. Kemudian, korban disiram dengan minyak bensin lalu dibakar. Saat peristiwa kebakaran berlangsung, korban Yasmin yang meninggal tak dapat berkutik karena dirinya tertimpa kendaraan sepeda motor Mio miliknya.

Sedangan, Andi bisa selamat setelah bisa melepaskan ikatan tangannya setelah terbakar api. Saat itulah, Andi mengucapkan takbir lalu berusaha terjun ke Sungai Menang, hingga diselamatkan warga yang mengenali dirinya.

Menurut informasi dihimpun dari orang tua korban Andi Mulyati (40) kejadian berawal dari kedua korban dari Desa Sungai Menang berkunjung ke Desa Sri Tanjung, tujuan ke rumah pacarnya bernama Yeni.

“Anak saya itu, nak ngapel ke rumah Yeni, setelah pulang ngapel saat itu anak saya dicegat dari 4 orang warga desa. Tiba-tiba anak saya dipukul hingga babak belur,” cerita Mulyati yang menirukan perkataan anaknya Andi.

Selain itu, anaknya beserta rekannya itu dibacok dan ditembak ber kali-kali. “Andi selamat karena, ikatan tangannya lepas dari bakaran api. Sedangkan, Yasmin tak bisa keluar dari bawah motor dan ban yang ditindihkan kepada dirinya,” ujar Mulyati yang didampingi dua anggota dewan asal dapil IV yakni, Sang Dewi Rusmin dan Arpan Hadi kepada
wartawan.

Disebutkannya, peristiwa itu terjadi Minggu (16/12/2012) dini hari. Kedatangan anaknya bersama rekannya itu, selain untuk mendatangi sang pacar, juga henda menyaksikan acara pernikahan keluarganya di Desa Sri Tanjung. “Anak saya naik motor Mio tujuan Sri Tanjung melalui jalan darat,” kata Mulyati.

Kapolres OKI AKBP Agus F SH SIk melalui Kasat Reskrim AKP H Surachman didampingi Kapolsek Sungai Menang Iptu Azizir Alim SH membenarkan, adanya laporan tersebut dan saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan jajaran kepolisian Kabupaten Mesuji Lampung guna menyelesaikan permasalahan tersebut. Mat bodok

Editor: Yulis Sulistyawan
Sumber : Sriwijaya Post

Sumber

Original Posted By .john.preston►budaya beringas massa indon bodoh yg entah hrs dilestarikan atau dilenyapkan

bnr2 negara dg SDM yg sangat rendah bangsa ini.

masak cuma gitu aja sampe dibacok dibakar segala.

bener2 malu ane jd warga negara indon bodoh ini.

pantes Malaysia sll mengatakan kita indon bodoh,
krn kita memang bener2 bodoh, negara pembantu, negara SARA,
bodoh semua.

Original Posted By 2593000►Budaya kekerasan emank identik dengan bangsa kita yah??

Pantesan dikatain bodoh ama negara lain

Original Posted By crossxtrim►pantesan gak bisa maju.
di ajak maju aja belom bisa.
Indonesia susah euy emang bego2 orangnya.

Original Posted By denocture►masyarakat indon memang tolol
masyarakat ga beradab, dari pejabat sampe rakyat melarat semuanya biadab, toh pejabat juga dari rakyat.
indon...indon
lama2 muak juga jadi indon


kalo gw indonesia, kalo mereka indon

Original Posted By mbencekno.com►Kok Indonesia jaman sekarang?
bukanya dari dulu yak?

Original Posted By theophaniastrea►cayooo indonesia....
cayooo orang" bodoh minim otak....
pasti ulah israel n kafir... ( standard budaya indonesia cr kambing hitam ) :

Original Posted By imansyah►ane kaga heran kalo kejadian kayak gitu terjadi di sumsel, gan. itu propinsi emang replika texas jaman koboi masih ngerampok bank buat ngambil koin emas.

coba aja minta kesaksian dari kaskuser yang tinggal di sumsel. berani kaga dia keluar malem sendirian (atau berdua) di atas jam 10?

jangankan pemuda biasa, polisi sama tentara aja banyak yang jadi korban pembunuhan. ngeri gan ane sama sumsel.

taro pekiwan, gan (ngarep -red).

Original Posted By kokoda►wakakakaka mesuji dan sekitarnya ya yg perbatasan ama sumsel

daerah "texas" itu temen ane yg ditugasin disaono aja pernah cerita motor polisi aja dirampas. Malahan temen ane ada cerita pas lg ada tugas. Mengingat daerah tersebut adalah daerah yg "anu" temen ane dan rekan mendapat pengawalan polisi bersenjata biar aman. Sesampainya dilokasi hari udah agak sore dan kades menawarkan agar rombongan menginap didesanya. Tapi ditolak halus karena tahu reputasi desa tsb. Singkat cerita ditengah jalan mobil mereka dihadang belasan orang bersenjata (untung jalan belum di barikade), melihatnya temen ane lngsung tancap gas sambil ngasih peringatan buat nunduk tiba-tiba kedenger suara tembakan. alhamdulillah ga kena, sejurus kemudian seorang anggota membidikkan senjatanya kearah salah satu penghadang tadi. tp ga ditembak-tembak. temen ane dongkol terus teriak "tembak pak . . . tembak . . . ." akhirnya polisi itu bilang "saya ga berani pak, bbrp saudara saya tinggal diwilayah ini. takutnya mereka menuntut balas". temen ane cuma bisa ngedumel sambil tancap gas.

Original Posted By imansyah►

jam posting ente bareng sama ane. cuma beda detik doang. tapi kita sama-sama menggunakan istilah texas. kocak, gan!

ane kasih tau, gan. adat kayak gitu bukan cuma di mesuji, tapi hampir di seluruh propinsi sumsel termasuk ibukotanya, palembang.

ane lama tinggal di sana. 20 tahun lebih.

ada satu "trik" agar aman dari amukan preman di sana, gan. preman di sana segen sama "ustad", gan. kalo agan keluar malem, masuk kampung orang, pake aja baju gamis atau sorban. kalo biasa pelihara jenggot yang panjang.

insya allah aman, gan. sejahat-jahatnya orang di sana, mereka masih takut kualat kalo ngeganggu ustad. serius ane, gan.

fakta nih, gan. di sumsel juga ada jamaah tabligh yang khuruj di sana. mereka semua orang asing (bukan orang sumsel), mereka berkelana dari satu kampung ke kampung. tapi kaga ada yang dicegat sama preman.

kalo polisi sama tentara, wah... ane kaga jamin, gan. di sana warganya juga punya senjata api. namanya kecepek. senjata api laras panjang rakitan sendiri yang peluruhnya bisa nyebar. lebih bahaya daripada pistol organik bawaan polisi.

Original Posted By kokoda►
hehehe entar ane coba triknya gan, sapa tau dapet orderan ke daerah BK sekian pelosok sonoan lagi, gunung batu, kayuagung, tebing tinggi, dll.

Tp jujur soal kecepek semua orang di pelosok desa pada punya tuh. Pengalaman ane takziah di daerah tulangszelapan nama desanya lupa pokoknya dua jam abis desa pulau beruang. Nyasar di daerah entah berantah jam 8 malem kondisi jalan tanah berbatu ditengah hutan karet cuma berdua ga ada penerangan sama sekali, sinyal telepon ga ada. Akhirnya ada tiga motor lewat yg pengendaranya masih satu keluarga dan mau beli logistik ke kecamatan terdekat, kami nanya desa yg bakal kami kunjungi dan untungnya ditunjukkan jalan kesana, tp ane kaget liat bawaan mereka senapan rakitan masing-masing pengendara bawa 2 buah, golok, dan pistol rakitan.

Ane sempet nanya kok bawa senjata banyak amat bang? banyak babi hutan ya? dijawab sama salah seorang diantara mereka kalo bawa bawaan seperti itu sudah jamak soalnya kondisi sepanjang jalan dari desa ke kecamatan memang rawan. Dan akhirnya kami diberitahu kalo memang sudah terlalu malam lebih baik menginap didesa yg akan kami tuju saja.