Kaskus

Entertainment

helfikaAvatar border
TS
helfika
Perawan vs Perjaka
Just share pandangan ane gan.....

PERAWAN VERSUS PERJAKA



Perawan, sebuah kata sederhana namun memiliki berbagai pemahaman yang berbeda di masyarakat. Ada yang menganggapnya sebagai sebuah keharusan sehingga menjadi sesuatu yang sangat sakral, namun ada juga yang menganggapnya biasa saja tanpa perlu diperdebatkan. Sebuah kata dengan pemahaman luas yang berpengaruh terhadap kehidupan sosial seseorang. Tentu saja, efek yang dimaksud ditujukan kepada perempuan. Perawan diperuntukkan bagi perempuan dan perjaka bagi laki-laki. Entah siapa yang memberi label ini, yang pasti pelabelan ini berlangsung sampai sekarang. Keperawanan sebuah kata yang menjadi momok bagi sebagian besar perempuan Indonesia. Betapa berharganya sebuah keperawanan untuk dijaga sampai dewasa yang kelak akan direnggut oleh seseorang yang memang pantas. Perjuangan seorang perempuan untuk menjaganya dari anak-anak sampai menginjak usia dewasa. Tentunya ini bukan hal yang mudah mengingat masih banyaknya persepsi yang salah mengenai definisi perawan. Ditambah lagi dengan budaya patriarki yang masih menjadi acuan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Banyak perdebatan yang terjadi di masyarakat mengenai definisi keperawanan. Saya sendiri bertanya kepada beberapa orang apa sebenarnya perawan menurut mereka. Hampir seluruh orang yang saya tanya tidak terlepas dari urusan seks. Seorang wanita yang dianggap perawan adalah perempuan yang masih ketat, rapat atau dengan kata lain masih ada selaput daranya. Selaput dara menjadi sebuah tolak ukur keperawanan seorang wanita. Benarkah....???

Pernyataan ini menimbulkan sejuta pertanyaan bagi saya. Kesimpulannya, selaput dara sama dengan keperawanan begitu juga sebaliknya. Terlalu sederhana. Keperawanan sesuatu yang sangat suci dan lebih dari hanya sebuah selaput dara. Selaput dara atau hymen pada setiap perempuan memiliki bentuk dan kekuatan yang berbeda. Ada yang bentuknya seminular atau bulan sabit berlubang dan ada juga yang ada pemisahnya (septum). Kekuatannya juga berbeda-beda, ada yang kaku ada juga yang sangat lunak. Biasanya selaput dara akan robek apabila terjadi intercourse, namun benturan keras ke vagina akan menyebabkan vagina mengalami pendarahan, luka ataupun hymen koyak walaupun terkoyaknya selaput dara ini tidak serta merta diikuti oleh pendarahan. Bahkan hymen tidak akan terkoyak pada saat melakukan hubungan seks bisa saja terjadi. Sekali lagi tergantung dengan kekuatan dan ketebalan selaput dara itu sendiri. Jadi ada perempuan yang memang sudah kehilangan selaput dara dari kecil. Misalnya karena terjatuh dari sepeda dan kebetulan selaput daranya tipis. Jadi kemungkinan untuk robeknya selaput dara juga besar. Begitu juga halnya dengan atlit beladiri, sepeda, senam, dan lainnya yang memiliki kemungkinan sangat besar untuk robeknya selaput dara karena aktifitas fisiknya. Tidak perawankah mereka...?? kalau jawaban anda iya, mulai sekarang jangan pernah berharap ada atlit senam, bersepeda, beladiri, dan lainnya di Indonesia dari kalangan perempuan mengingat kecenderungan yang tinggi untuk robeknya selaput dara. Tergantung dari ketebalan yang mempengaruhi kekuatan selaput dara tersebut.

Keperawanan memiliki definisi yang sangat mendalam. Bukan hanya sekedar selaput dara. Keperawanan akan hilang apabila seorang perempuan sudah pernah melakukan hubungan seks yang dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan dan tekanan. Ada dua penekanan disini, pertama pernah melakukan hubungan seks yang sudah sampai tahap penetrasi, masuknya penis ke dalam liang vagina. Kedua, dilakukan secara sukarela, ikhlas, tanpa tekanan dan paksaan. Artinya saat melakukan hubungan seks perempuan memang mau melakukannya dengan sukarela tanpa ada intimidasi dari pihak manapun maupun ancaman yang akan mengancam jiwanya. Tanpa dua unsur ini, seorang perempuan masih dapat dikatakan perawan. Bahkan pada perempuan dalam kasus rudapaksaan sekalipun, mengingat tak ada satupun di dunia ini yang mau dirudapaksa. Walaupun sudah terjadi penetrasi pada kasus rudapaksaan, tapi ada sebuah ancaman, paksaan, intimidasi yang dialaminya yang membuat statusnya tetap perawan. Inilah pengertian keperawanan yang lebih dari hanya sekedar selaput dara menurut saya. Keperawanan adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat tapi sesuatu yang lebih suci dari hanya sebuah selaput dara.

Banyak fenomena yang terjadi mengenai kesalahpahaman antara pengertian selaput dara dengan keperawanan. Beberapa waktu lalu di beberapa media cetak dan elektronik sempat heboh mengenai publik figur kita yang operasi perawan. Bahkan mereka juga diberitakan rela jika sampai harus merogoh kocek puluhan juta sampai ratusan juta rupiah. Bahkan ada yang sampai bela-belain keluar negeri untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Kembali lagi ke definisi keperawanan diatas. Kalau sudah pernah melakukan hubungan seks sampai dengan tahap penetrasi secara sukarela dan tanpa paksaan, mau dioperasi seperti apapun tidak pernah akan kembali lagi menjadi perawan. Mungkin kata-kata yang lebih tepat adalah operasi selaput dara, karena perawan tidak bisa dioperasi, sekali hilang keperawanan seorang wanita akan hilang untuk selamanya. Belum lagi beberapa waktu lalu sempat ada beberapa sekolah yang akan melakukan tes keperawanan bagi siswi yang akan masuk ke sekolah baru pada saat penerimaan murid baru. Tes keperawanan adalah salah satu tes yang harus dilewati setiap siswi untuk bisa masuk ke sekolah yang dimaksud. Alasan sekolah untuk menyaring siswi yang pernah melakukan hubungan seks agar tidak masuk ke sekolah tersebut. Saya sempat bingung, kalau tes keperawanan apa yang akan diperiksa, ujung-ujungnya juga selaput dara. Apa sebenarnya esensi dari kebijakan ini, apakah siswa yang sudah tidak perawan dalam pengertian hilangnya selaput dara tidak boleh masuk di sekolah favorit. Bagaimana dengan orang yang hilang selaput daranya bukan karena pernah melakukan hubungan seks. Misalnya karena kecelakaan sewaktu kecil yang menyebabkan selaput daranya robek, tentunya siswi ini tidak akan diterima di sekolah yang menerapkan peraturan ini. Ironisnya, kebanyakan yang menerapkan peraturan ini adalah sekolah-sekolah favorit. Sekolah sudah merenggut hak-hak anak yang seharusnya mereka terima. Sekolah sangat diskriminatif terhadap mereka yang terbukti kehilangan selaput dara yang menurut versi sekolah siswi tersebut sudah tidak perawan lagi. Kalau begitu, bagaimana dengan keperjakaan, kenapa tidak diperiksa, apakah karena laki-laki tidak memiliki selaput perjaka. Ketidakadilan berada pada siswi yang selaput daranya tidak ada yang kemudian dianggap tidak perawan lagi.

Berbeda dengan keperjakaan, kita tidak terlalu mempermasalahkan hal ini. Budaya patriarki yang menganggap laki-laki adalah segalanya membuat keperjakaan menjadi sebuah hal yang dianggap tabu untuk dibicarakan. Definisi perjaka juga lebih mengarah kepada kekuatan seorang pria berada di ranjang, berbeda dengan definisi perawan di masyarakat. Tidak ada simbol keperjakaan laki-laki yang ditandai seperti selaput dara pada perempuan.

Pengertian perjaka juga sama halnya dengan pengertian perawan seperti yang sudah saya jabarkan di atas. Jadi, kenapa kita hanya mempermasalahkan keperawanan sementara keperjakaan tidak. Sudah saatnya kita ubah paradigma yang menganggap perawan itu sama dengan selaput dara. Karena keperawanan itu lebih dari hanya sekedar selaput dara.

Nice to share.....
0
11.7K
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan