Di negeri yang sudah carut marut ini, bukan hanya pendidikan dan kesehatan saja yang sulit diperoleh. Namun lapangan kerja pun sulit ditemui. Sulitnya mendapatkan lapangan kerja bisa menjadi beban ekonomi hingga psikis tersendiri bagi mereka yang membutuhkannya. Tidak terkecuali bagi mereka yang mau terus berusaha. Mengenyam pendidikan sarjana pun bukan jaminan mudah mendapatkan pekerjaan. Mendapatkan nilai diatas rata-rata pun tidaklah cukup untuk bisa menembus dunia kerja.

Saat beban ekonomi dirasa berat, dan saat iman dibutakan harta, maka lagi-lagi alasan ekonomi menjadi alasan klasik untuk dijadikan tindak kriminalitas, KDRT, hingga prostitusi. Terlebih saat ini sedang maraknya baso oplosan daging sapi dan babi. Demi meraup untung mereka tidak memikirkan nasib konsumen dan dosa yang telah dilakukannya. Apa yang mereka lakukan terang saja karena mereka telah menjadi hamba uang. Berbuat bohong dan curang demi mendapatkan keuntungan dalam berdagang adalah cara yang tidak diajarkan dalam islam. Terlebih cara tersebut adalah cara sesat dan cara setan untuk menjebak kita dalam hal menghalalkan segala cara tanpa mempedulikan nilai halal-haram.

Dewasa ini sering kali banyak diantara kita yang hanya memikirkan untung-rugi dibanding halal-haram. Apa yang menurutnya halal namun tidak menguntungkan bagi mereka lebih baik tidak dilakukan. Namun jika yang menurutnya haram tapi menguntungkn akan mereka lakukan. Jangan jadikan untung-rugi menjadi ukuran utama dalam melakukan suatu hal. Tapi jadikanlah halal-haram menjadi patokan utama untuk kita dalam melakukan suatu hal. Jangan sampai apa yang kita lakukan adalah hal sia-sia mengandung dosa, walau keuntungan kita dapatkan.

Sumber