Kunker DPR Lecehkan Akal Sehat
Misbahol Munir - Okezone
Kamis, 13 Desember 2012 06:30 wib

JAKARTA - DPR kembali berulah. Tekad moratorium untuk pelaksanaan kunjungan kerja (kunker) ke luar negeri DPR yang pernah diucapkan Ketua DPR Marzuki Alie ternyata hanya isapan jempol belaka. Yang terbaru adalah rencana kunker anggota DPR ke Perancis dan China untuk penyusunan RUU Peternakan

Entah sengaja direncanakan sejak awal atau memang tidak peka lagi dengan kesulitan hidup yang masih mendera rakyat, minimal warga di konstituen masing-masing anggota DPR. Pengamat politik Universitas Indonesia, Ari Junaedi menganggap kunker terbaru ke Perancis dan China sebagai bentuk mempermainkan akal sehat.

"Tega bener yang wakil-wakil rakyat yang menamakan diri orang terhormat di parlemen masih memanfaatkan momentum piknik gratis ditanggung uang rakyat. Malu melihat kelakuan anggota DPR kian hari makin tidak bermutu. Jangan jauh-jauh studi banding soal peternakan ke Perancis dan China, datangi aja pengembangan ternak lokal di Jawa Timur, Tapos atau kembangkan saja pemikiran pembudidayaan sapi lokal Bali. Ini mau studi banding apa mau jalan-jalan gratis akhir tahun? Dimana sih nurani mereka?," tanya Ari Junaedi saat ditelefon Okezone, Rabu (12/12/2012).

Menurut Ari Junaedi yang juga pengajar di Program Pascasarjana Universitas Diponegoro ini, pencanangan moratorium yang pernah digembar-gemborkan pimpinan DPR memang hanya sebatas wacana "front stage" alias pengemasan isu agar DPR terlihat peka dengan aspirasi rakyat.

"Namun di panggung belakang/back stage, rencana kunker terus dijalankan DPR karena cara ini ditempuh untuk menambah penghasilan dan pengalaman plesir gratis anggota DPR. Kita hanya berharap, rekan-rekan Persatuan Pelajar Indonesia/PPI di Perancis dan China bisa menjadi wakil pengamat yang memantau pergerakan anggota DPR di luar negeri. Sebaiknya anggota DPR memfokuskan tugas program legislasi nasional yang makin disangsikan penuntasannya sampai kapan. Berapa sih produk Undang-Undang yang dituntaskan DPR ?," ungkap Ari dengan nada prihatin.

Source

Patut dipertanyakan apakah DPR adalah wakil rakyat? Ketika rakyat menolak studi banding / kunjungan kerja ke luar negeri yang dilakukan DPR, kenapa anggota DPR tutup telinga dan tetap pergi ke luar negeri?