Kaskus

News

ora lucuAvatar border
TS
ora lucu
9.000 Ribu Tanaman Berpotensi Obat di Indonesia, Baru 1.000 Jadi Bahan Baku Jamu
9.000 Ribu Tanaman Berpotensi Obat di Indonesia, Baru 1.000 Jadi Bahan Baku Jamu



Indonesia terkenal kaya akan keanekaragaman hayati. Jumlah spesies tumbuhan Indonesia antara 25 sampai 30 ribu spesies dan diperkirakan 9 ribu spesies merupakan tanaman yang disinyalir memiliki khasiat obat.

“Namun yang tercatat sebagai bahan obat tradisional hanya 6 ribu spesies dan sekitar seribu jenis tanaman sudah dimanfaatkan untuk bahan baku jamu,” ujar Prof (Ris.).Dr. Muhammad Hanafi dalam Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidang Kimia Organik yang berlangsung di Auditorium LIPI, Kampus LIPI Gatot Subroto, Jakarta .

Hanafi yang merupakan peneliti dari Pusat Penelitian Kimia LIPI ini juga menambahkan potensi lain dari biota laut. Menurutnya, ada 1.800 kelompok algae, 3.500 protozoa, 2.500 jenis moluska, 1.500 jenis krustasea, 1.400 jenis ekonodermata, 850 koral, 745 jenis Echinoderm, dan 13.500 jenis hewan termasuk 2 ribu jenis ikan. “Sebagian besar belum pernah dikaji atau diidentifikasi dan dimanfaatkan,” terangnya.

Keadaan ini, lanjut Hanafi, merupakan peluang untuk menghasilkan temuan obat herbal (fitofarmaka). “Salah satu obat baru yang ditemukan adalah antikanker dan antikolesterol,” ujarnya. Temuan tersebut berupa ekstrak aktif dari tumbuhan maupun mikroba, telah diisolasi dan diidentifikasi senyawa aktifnya. “Tumbuhan dan mikroba tersebut, antara lain Garcinia, Curcuma, Hedyotis, Pseudomonas dan Streptomyces,” imbuhnya.

Hasil isolasi kalanon, UK-3A dan phenazina serta sintesis turunan dan analognya mempunyai potensi dalam menghambat pertumbuhan sel kanker, maka perlu dilakukan uji praklinis.

“Hasil uji praklinis senyawa SA mampu menurunkan kanker namun menunjukkan bersifat toksik,” tandasnya. Turunan lovastatin (Lipistatin) mempunyai potensi sebagai obat baru antikolesterol, maka perlu dilanjutkan ke uji klinis.

Ia menuturkan, untuk mengembangkan potensi bahan alam tersebut sebagai obat herbal antikanker maupun antikolesterol, dalam melakukan penelitian perlu ada skala prioritas dan fokus.

“Disamping itu, hal yang penting adalah diperlukan komunikasi lebih awal, intensif serta komitmen dengan pihak industri farmasi guna melancarkan komersialisasi hasil penelitian yang sedang dan telah dicapai,” tandasnya.

Selain itu, diperlukan konsistensi, komitmen dan dan kerjasama dengan berbagai multidisiplin dalam melakukan penelitian, sehingga hasilnya akan lebih cepat.
jamu

Quote:


jamu itu tak bersahabat dengan dunia industri farmasi dan medis ala seberang!.
selama itu pula akan ada propaganda bahwa jamu itu buruk.emoticon-Berduka (S)
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
3.3K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan