Ratusan tahun yang lalu, Confucius pernah memberi nasihat begini, “Carilah pekerjaan yang betul-betul Anda senangi, maka seumur hidup Anda tidak perlu lagi menyebutnya bekerja.” Senada dengan itu Malcolm Forbes pernah berucap; “Kesalahan terbesar yang dapat dilakukan seseorang adalah tidak berusaha mencapai kesuksesan dengan cara mengerjakan apa yang betul-betul ia senangi.”
Bayangkan skenario berikut ini…
Quote:
Sepuluh orang dari kampung dibawa ke Jakarta. Mereka berumur masing-masing 21 tahun, pendidikan terakhir SMP, dan seumur hidup mereka belum pernah melihat “benda” bernama Komputer. Sesampai di Jakarta, mereka mengikuti kursus Komputer selama enam bulan. Setelah selesai kursus mereka bekerja pada sebuah perusahaan dimana pekerjaan utama mereka adalah mengetik setiap hari. Setelah enam bulan, kualitas kerja mereka dievaluasi. Kira-kira menurut Anda, apakah kualitas mengetik mereka semua sama?
Jawabannya, tidak sama! Ada yang sangat baik, ada yang cukup baik, ada pula yang buruk. Pertanyaanya adalah, mengapa bisa demikian? Bukankah mereka memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang sama? Mereka juga kursus di tempat yang sama, dimana materi dan staf pengajarnya semua sama. Lalu mengapa hasil akhir bisa berbeda?
Quote:
Secara sederhana, jawaban dari pertanyaan tersebut adalah; karena terdapat perbedaan talenta atau bakat khusus dari masing-masing orang.
Benson Smith & Tony Rutigliano, dalam buku mereka yang terkenal berjudul “Discover Your Sales Strengths,” menceritakan penemuan mereka bahwa ternyata orang-orang dengan kualitas mengetik terbaik memiliki kombinasi antara kecekatan fisik atau physical dexterity (khususnya di bagian jari-jari), dengan kemampuan berkonsentrasi pada pekerjaan selama berjam-jam tanpa merasa jenuh.
Quote:
Menurut mereka, kemampuan seperti itu tidak didapat melalui kursus, pengalaman ataupun pendidikan. Kemampuan tersebut merupakan talenta atau bakat khusus yang terdapat dalam diri seseorang bahkan sebelum ia melihat benda bernama Komputer. Masih menurut Smith & Rutigliano, tanpa talenta yang tepat, semua pengalaman, pelatihan dan pendidikan tidak akan pernah mampu menjadikan seseorang menjadi The World-Class Performers, atau performer terbaik dunia.
Quote:
Seseorang yang memiliki talenta seperti dijelaskan di atas, pada saat mulai mengetik ia merasakan suatu daya tarik yang maha dahsyat. Di saat itu ia menemukan core-geniusnya, dan potensi terbaiknya bangun dari tidur. Maka orang ini, mengikuti kursus dengan penuh keceriaan. Ia mengerjakan semua pekerjaan kantor dengan sukacita dan tanpa paksaan. Ia menjadi ketagihan, sampai-sampai lupa makan dan lupa tidur. Inilah keadaan yang dikenal dengan istilah flow – mengalir / hanyut.
Seorang komposer melukiskannya seperti ini:
Quote:
"Berada dalam suatu keadaan ekstase sampai disuatu titik di mana Anda merasa seolah-olah Anda hampir-hampir tidak nyata. Saya pernah mengalami hal ini berulang kali. Seakan-akan tangan saya bukan lagi milik saya, dan saya merasa tidak terlibat apa-apa. Saya hanya duduk mematung seraya menonton dalam keadaan takjub dan kagum. Gubahan itu seolah-olah mengalir dengan sendirinya.”
Flow
Istilah flow, pertama kali diperkenalkan oleh Mihaly Csikszentmihalyi, ahli psikologi dari University of Chicago lewat bukunya yang terkenal “Flow: The Psychology of Optimal Experience.” Di situ ia menampilkan hasil penelitiannya selama dua puluh tahun, terhadap kesaksian berbagai macam orang dari berbagai macam profesi: Penari, pendaki gunung, insinyur, ahli bedah, pelukis, pemahat, pemain catur, musisi, atlit, ice skater, petani, guru, penulis, ibu rumah tangga dan sebagainya.
Quote:
Dari penelitian tersebut ia mendapatkan benang merah pengalaman yang sama dari orang-orang-orang yang berbeda, bahwasanya kualitas kerja mereka mencapai hasil terbaik ketika mereka mengalami suatu peleburan total atau hanyut dalam apa yang sedang mereka kerjakan. Perasaan seperti itu memabukkan dan menimbulkan ketagihan seperti tengah melayang atau mengalir seperti air, oleh karenanya ia dinamakan flow.
Quote:
Kesimpulannya adalah; kinerja terbaik dihasilkan pada saat seseorang mengerjakan sesuatu dengan senang hati atau berada dalam zona flow. Mengenai hal itu saya meyakini bahwa keadaan flow muncul ketika seseorang mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan talenta atau bakat alaminya. Talenta atau bakat alami ini bersifat given, yang berarti diberikan oleh Tuhan kepada setiap orang secara unik dan berbeda-beda.
Apakah ada talenta yang lebih superior dibandingkan talenta yang lain? Menurut pemahaman saya tidak ada. Setiap talenta pada dasarnya baik dan memiliki potensi untuk mengukir sejarah. Namun seseorang bisa berakhir sebagai “Pecundang” karena ia tidak mengenali talenta atau bakat khusus yang ada di dalam dirinya. Atau pada beberapa kasus, seseorang mengenali talenta yang ia miliki namun ia tidak menghargainya. Ia lebih memilih untuk menjadi diri orang lain sehingga talenta yang ia miliki tidak berkembang, bahkan bisa hilang.
Quote:
Jadi setiap orang diberikan talenta atau bakat khusus, namun menjadi tanggung jawab masing-masing orang untuk menemukan, menghargai dan mengembangkannya. Sekarang, bagaimana cara menemukan talenta atau bakat khusus tersebut? Berikut adalah lima langkah yang dapat digunakan, yakni:
Quote:
Ingat-ingat waktu Anda masih remaja. Mungkin Anda merasa senang olah-raga, bermain musik, menulis, menari, melukis atau berbicara di depan umum? Ingat suatu kegiatan yang mana ketika Anda melakukannya, Anda merasakan suatu kesenangan yang amat sangat. Anda seakan memasuki zona flow.
- Kemampuan belajar dengan cepat
Ada orang-orang yang sangat cepat belajar suatu olah raga baru. Sementara orang lain lebih cepat mengikuti gerakan tarian baru. Dan lain lagi lebih cepat belajar piano. Dan yang lain lagi lebih cepat memahami bagaimana menjadi pembicara yang menggugah dan mengubah. Bagaimana dengan Anda.
Ketika Anda mengerjakan suatu kegiatan Anda merasakan suatu kepuasan. Anda tidak saja hanya merasa senang tetapi juga merasa puas dan bangga ketika mengerjakannya.
- Kemenangan kecil di masa lalu
Pada waktu saya masih kuliah di Melbourne, saya sering mendapat kesempatan untuk berbicara di depan sekelompok orang. Setelah berbicara, tidak jarang saya mendapatkan pujian dari seseorang yang berkata bahwa hal yang baru saya sampaikan telah menguatkan dan menginspirasi mereka. Moment-moment itu telah menghantarkan saya kepada profesi seperti saat ini.
Langkah yang paling penting adalah bertanya kepada Sang Pemberi Talenta. Ia memberikan talenta tertentu kepada Anda supaya Anda hidup dan beraktivitas sesuai dengan talenta tesebut. Ia tidak membiarkan Anda tinggal dalam kebingungan. Sebaliknya, Ia ingin Anda mengenali talenta yang Ia berikan supaya hidup Anda efektif dan efesien.
Quote:
Maka bila lampu dicipta untuk menerangi, kursi dibuat untuk diduduki, bagaimana dengan manusia? Ada orang yang dicipta untuk menjadi Dokter, maka jadilah Dokter terbaik. Ada orang yang dicipta menjadi Pengacara, maka jadilah Pengacara terbaik. Ada orang yang dicipta menjadi Motivator, maka jadilah Motivator terbaik. Demikian juga dengan pengusaha, guru, dan ibu rumah tangga. Semuanya dicipta untuk menunaikan tugas panggilannya dengan sebaik-baiknya. Sesungguhnya, inilah dasar dari pemikiran “Kerja adalah Ibadah…”
Maka, bila Anda melihat benang merah dari kelima hal di atas, itulah karir atau profesi yang telah disiapkan untuk Anda. Kerjakanlah dengan semangat dan ketekunan, maka imbalan yang akan Anda nikmati akan berkelimpahan. Secara khusus Anda akan mengalami pemenuhan dan kepuasan batin.
Saya telah berjanji dan terus berjuang untuk menjadi ” One of the World Greatest Motivator…,” berpatokan pada kelima langkah di atas, saya meyakini bahwa saya diberikan talenta atau bakat khusus dalam bidang ini. Mudah-mudahan Anda pun menjadi The Greatest, atau yang terbaik dalam bidang Anda masing-masing. Maka, melalui profesi atau pekerjaan kita, masyarakat dunia yang lebih makmur dan lebih sejahtera akan dapat kita saksikan bersama.
SUMBER