Quote:
Pungutan Liar Marak di Lintasan Banjir Riau-Sumut
Posted on 10 Dec 2012. Hits : 41
Pungutan liar marak di sejumlah pelintasan jalan penghubung provinsi Riau dan Sumatra Utara (Sumut) yang terputus akibat banjir, kata seorang sopir truk yang melintasi jalur tersebut, Siahaan, Senin.
"Tidak tanggung-tanggung, satu kendaraan harus rela mengeluarkan uang Rp600 ribu demi keamanan dan kenyamanan melintas di jalur itu," katanya.
Sudah lebih satu bulan Jalan Lintas Provinsi yang juga menghubungkan Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) dengan Kota Duri Kabupaten Bengkalis, tepatnya di Desa Sontang mengalami rusak berat bahkan hingga terputus.
Awalnya para sopir truk harus memilih jalur alternatif dengan lewat jalur Lintas Pasir Pengaraian menuju Tibrata Tandun. Namun setelah jalur itu kembali normal, para sopir justru direpotkan dengan aksi pungutan liar sekelompok orang bermoduskan pungutan jasa perbaikan jalan, ia menjelaskan.
Siahaan mengakui dirinya lebih nyaman melewati lintas Pasir Pangaraian ketimbang jalan utama itu, sebab oknum warga setempat memanfaatkan momen banjir untuk melakukan pungutan liar.
"Banjir di lintasan itu menjadi lahan 'basah' oknum untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya dengan memungut uang yang nggak tanggung besarnaya. Seperti merampok. Yakni antara Rp50 ribu hingga Rp250 per truk," katanya.
Untuk melewati jalur pelintasan Kepenuhan menuju Kota Duri, diakuinya, para sopir lainnya harus menyediakan uang minimun Rp 600 ribu untuk sekali lewat.
"Tiap pos kami harus stor uang minimal Rp50 ribu, malah kutipan itu dengan cara memaksa. Jika tidak diberikan, mereka mengancam akan membongkar isi truk. Apa ini bukan perampokan?," katanya.
Sopir truk minyak kelapa sawit mentah (CPO), Ariansyah, mengatakan, banyaknya pos liar dibangun antara Kecamatan Kepenuhan, Bonai Darussalam sampai Kota Duri Kabupaten Bengkalis, membuat dirinya kian 'gerah'. (ant/ed)
[url]http://www.ciputranews.com/ibu-kota-daerah/pungutan-liar-marak-di-lintasan-banjir-riau-sumut
[/url]
yg begini mau ekonominya efisien dan maju?
