Bupati Ancam Bunuh Koordinator LSM KRPK
Quote:
SURYA Online, BLITAR - Merasa nyawanya terancam, Trianto, koordinator LSM KRPK (Komite Rakyat Pemberantasan Korupsi) melaporkan Bupati Herry Noegroho ke Polres Blitar Kota, Senin (10/12/2012). Laporan itu merupakan buntut ancaman yang diduga dilakukan bupati padanya saat berlangsung serahterima jabatan kapolres, dari AKBP FX Surya Kumara ke AKBP Indarto, di Hotel Puri Perdana, Jumat (7/12/2012) siang sekitar 14.15 WIB.
Laporan Trianto itu No: LP K/LP/250/XII/SPK.10 Desember 2012 tentang perbuatan tak menyenangkan dengan Pasal 335 KUHAP dan ancaman hukumannya 9 bulan. "Kami nggak terima diancam mau dibunuh dan jiwa kami merasa terancam sehingga kami melapor," kata Trianto saat melapor dengan dikawal 40 simpatisannya.
Menanggapi laporan Trianto, AKBP Indarto SH MH SIk, Ssos, Msi, Kapolres Blitar Kota yang baru siap menanganinya. Meski ia tak tahu langsung kejadiannya namun peristiwa itu berlangsung disaat serahterima jabatannya. "Saat itu kami sedang sibuk foto-fotoan di atas panggung tiba-tiba ada keributan. Nggak tahunya ada kejadian seperti itu," tutur Indarto, Senin (10/12/2012).
Menurutnya, saat itu acaranya sedang ramah tama atau makan. Saat keduanya antre makan, tiba-tiba terjadi keributan sehingga bupati dilerai oleh ajudannya sendiri dan beberapa polisi. Di saat dibawa menjauh itu, bupati mengeluarkan kata-kata ancaman. "Untuk saat ini, baru pelapor yang kami mintai keterangan, berikutnya baru terlapor," ungkapnya.
Sementara versi Trianto, saat kejadian itu dirinya sedang antri makan. Sedang, posisi bupati berada di belakangnya yang hanya dipisahkan satu orang saja, Fajri Sobah (22), temannya Trianto. Tahu ada bupati di belakangnya, Fajri memberi tahu Trianto. Namun ketika Trianto menoleh ke belakang, bupati mengacungkan kepalan dan berusaha memukulnya. Karuan, Trianto lari dan bupati berusaha mengejarnya.
Beruntung, ajudannya dan beberapa polisi langsung sigap sehingga bupati langsung dilerai. Sebelum meninggalkan lokasi, bupati sempat mengancam Trianto kalau akan dibunuh. Itu didengar para undangan. "Sejak itu, perasaan saya jadi nggak tenang dan ada rasa takut. Dari pada terjadi sesuatu yang tak kami inginkan, lebih baik kami lapor dulu," ujarnya.
Sumber Surya, bupati sampai tak bisa mengendalikan emosinya di muka umum itu karena diduga dipicu demo yang dilakukan Trianto selama ini terkait kasus-kasus dugaan korupsi yang diarahkan padanya. Lebih-lebih yang membuat bupati kian berang, demo yang digelar Trianto ke Pemkab Blitar, Senin (3/12/2012) kemarin.
Selain Trianto mendeadline kejaksaan agar segera menetapkan bupati sebagai tersangka dalam kasus korupsi tukar guling aset Jatilengger, pendemo juga mensweeping ruangan bupati.
Sementara Joni Setiawan, Kabag Humas Pemkab Blitar mengatakan, silakan saja melapor. Itu hak dia. Namun, pihaknya akan menyiapkan kuasa hukum jika sampai masalah ini jadi perkara hukum.
Ane bangga gan jadi orang Indonesia, prinsip senggol-bacok, usik-tusuk sudah mulai banyak diterapkan sampai kalangan pejabat.
(Konon kata orang bule Indonesia terkenal karena orangnya ramah-ramah... Gak tau aja itu bule, ramah kalo ada maunya, alias kalo ada duitnya baru ramah...)