[Share] Antara Sakti SO7, Vocalist Nineball, dan Papaku.
TS
mimif_07
[Share] Antara Sakti SO7, Vocalist Nineball, dan Papaku.
Dia yang selalu mencari
Malam ini (06-12-2012) saya menonton Chatting dengan YM, bintang tamunya Sakti ex Sheila on 7 dengan vokalis nineballs. Kedua sosok ini mengingatkan saya dengan satu sosok yang dekat dengan saya, Papa.
Spoiler for satu:
Belum banyak teman-teman saya yang tahu secara gamblang, bahwa Ayah saya adalah bagian dari Jamaah Tabligh (JT). Saya juga agak bingung menjelaskan apa sebenarnya JT ini. Mmmm, gini deh, dalam pergerakan dakwah islam, ada beberapa jenis “gerakan” yang berjalan dengan cara-cara berbeda. Mungkin kalau di kalangan mahasiswa yang paling terkenal adalah tarbiyah. Pernah dengar orang-orang liqo? Nah itu biasanya tarbiyah. Kelompok-kelompok kecil yang saling belajar gitu deh. Kalo JT ini sendiri, caranya agak berbeda dari tarbiyah. Mereka berdakwah ke orang-orang baru. Ngajakin orang shalat di mesjid dan tepat waktu. Itu yang paling inti dari gerakan ini kalau selama ini yang saya perhatikan. Mengenai gerakan-gerakan dakwah ini coba gugling aja yaa, takut-takutnya ada salah. Maklum cetek ilmunya hehhe..
Yak, jadi Ayah saya, seperti sakti dan si vokalis nineballs itu (sopo yo nomo ne??) adalah termasuk jemaah tabligh. Kira-kira dimulai sejak tahun 2005. Saya juga tidak tahu pasti siapa yang mengajak ayah saya untuk bergabung dengan JT. Yang saya ingat, saat itu Papa mulai mengalami perubahan perilaku. Selalu bergegas jika waktu shalat sudah dekat. Mulai menumbuhkan jenggot. Dan akhirnya memakai gamis kemana-mana. Lalu kemudian beliau memiliki “ritual” untuk pergi keluar selama 3 hari. Berdakwah katanya. Apa reaksi saya terhadap perubahan ini? saya TIDAK TERIMA. saya bingung dengan gerakan ini. Saya takut Papa terjerat ke jaringan-jaringan so called ekstrimis. Tapi saya diam. Jujur bahkan ada perasaan malu melihat ayah berpakaian seperti itu. Why cant he just wear normal wardrobe?” Belum lagi kebiasaan baru yang melibatkan kami sekeluarga, membaca fadhilah amal bersama-sama, hampir setiap hari. Erghhhhhhh. Kalau giliran saya yang harus membaca keras-keras, saya akan baca ngebut biar cepat selesai hehe.. Terus kemana-mana ketemu ama orang baru ataupun saudara, ujung-ujungnya malah berdakwah. Kocak juga kadang melihat respon orang-orang yang diceramahi begitu. Hehe..
Spoiler for dua:
Sampai akhirnya saya bertanya pada Mama, apakah beliau tidak keberatan dengan gaya hidup papa yang sekarang. Lalu mama bilang “Orang lain, pusing suaminya keluar-keluar terus karena godaan duniawi. Ini suamiku keluar-keluar untuk agamanya. Kenapa Mama harus keberatan? Lagian apalagi sih yang mau dicari? Bukan waktunya lagi Papa sibuk-sibuk ngejar karir. Suamiku banyak duitnya kok.”
Hahhaha kalimat terakhir mohon dimaklumi ya buat yang baca. Emak memang suka begono, pede nyerempet narsis. Tapi ada yang berusaha Mama sampaikan dari kalimat terakhir itu. Jadi ceritanya, dulu itu Papa mulai aktif di JT setelah tidak terlalu aktif lagi di kepolisian. Rumor-rumor pun beredar, bilang papa bangkrut lah, setres lah karena tidak lagi menjadi anggota DPRD. Yang namanya gosip emang adaa aja. Semua disambungin. Wong babe ane beres jadi anggota DPRD udah dari tahun 2004. Setelah itu beliau kembali aktif ke kepolisian. Lah kenapa rumor yang beredar stresnya bukan karena jabatan yang di kepolisian malah ngungkit jabatan lama -_- Jadi disitu maksud Mama, yang tidak mau mempedulikan kata-kata orang yang bilang Papa bangkrut dan lain sebagainya. Mendengar penerimaan Mama, saya menjadi lebih lega. Buat saya, selama Mama tidak keberatan, yasudahlah.. Makin lama saya semakin terbiasa dengan gaya hidup Papa yang baru ini. Bahkan saya melihat banyak sekali perubahan positif yang terjadi. Papa jadi lebih bisa mengendalikan emosi negatifnya. Saya pun melihat bahwa beliau tidak meninggalkan tanggungjawab terhadap istri dan anak-anaknya. Jadi akhirnya saya semakin “terbiasa menerima” kondisi beliau.
Walaupun sebenarnya tetap ada “kekhawatiran” yang saya rasakan terkait identitas Papa ini. Dulu, saya khawatir kalau lelaki yang saya pilih untuk menjadi calon saya keberatan ataupun kaget ataupun keder melihat Papa. Karena kan calon saya mau tidak mau ya harus menerima identitas Papa. Untungnya kekhawatiran ini tidak terjadi. Mas Indro ternyata santai dengan identitas Papa. Bahkan dia memiliki pengetahuan tentang JT lebih jauh daripada saya (YAIYALAAH ) )
Spoiler for tiga:
Well, saat ini insyaAllah saya sudah menerima ayah saya dengan sepenuhnya.Mungkin karena terbiasa, atau mungkin juga Allah sudah membukakan hati saya. Bahkan tidak ada yang lebih membuat saya bangga sekaligus minder, mengetahui bahwa Papa sering kali menangis di tiap solat malamnya. Saya tidak percaya, papa bisa bertransformasi dari orang yang dulu *#$$%*%K*%$&@!!!! (disensor, rahasia keluarga_red ) menjadi sosok yang seperti sekarang ini.
Menutup tulisan ini, saya ingin mengutip kata-kata Pak Lek, kepala tukang rumah kami di Pekanbaru. Beliau adalah orang yang memperkenalkan kepada papa sedikit demi sedikit tentang JT. Sedikit ulasan tentang Pak Lek, beliau adalah lelaki usia 60an, seorang tukang, yang bahkan ketika bulan Ramadhan pun masih berpuasa penuh, break ketika waktu shalat untuk bergegas ke masjid, dan lantunan suaranya membaca Alquran selalu mengisi tiap malam, walaupun dari pagi hingga petang beliau lelah membangun rumah.
Ketika akhirnya melihat perubahan tingkah laku Papa, Pak Lek menangis di hadapan Papa. Kira-kira inilah yang ia katakan “Dari dulu..sejak pertama kali bekerja dengan Bapak, saya selalu berdoa ke Allah, tolong berikan Bapak ini hidayah. Alhamdulillah sekarang Bapak sudah mendapatkan hidayah.”
Entahlah, bagi saya, kalimat yang dikeluarkan oleh lelaki yang “hanya” seorang tukang itu, terdengar begitu indah.
Sumber : blog seorang teman.
http://hanifaasrasilmi.tumblr.com/
06-12-2012
Diubah oleh mimif_07 10-12-2012 17:31
0
3.2K
Kutip
13
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru