Kaskus

Female

News UpdateAvatar border
TS
News Update
Menumbuhkan Keterampilan Komunikasi Anak Sejak Dini
Menumbuhkan Keterampilan Komunikasi Anak Sejak Dini


Seberapa pentingkah komunikasi? Tentunya kita semua berpendapat bahwa komunikasi amatlah penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita sebagai manusia, adalah mahluk sosial yang membutuhkan komunikasi untuk membina relasi dengan orang lain. Komunikasi merupakan proses seseorang atau beberapa orang menciptakan atau menyampaikan informasi sehingga tercipta hubungan dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh masing-masing pihak. Ketidakmampuan berkomunikasi seseorang seringkali memberi dampak kegagalan dalam bersosialisasi, rumah tangga, pekerjaan, dll.

Sejak kapankah seorang manusia berkomunikasi dengan orang lain? Apakah sejak seseorang dapat berbicara? kemampuan berkomunikasi bukanlah kemampuan seseorang dengan kepandaiannya berbicara atau berkata-kata, namun kemampuan bertukar pemaknaan satu sama lain. Oleh sebab itu, kemampuan berkomuniaksi seseorang mulai bertumbuh sejak ia terlahir di dunia ini.

Seorang bayi dengan segala kemampuan inderanya yang terbatas akan tetap berusaha untuk membangun interaksi dengan lingkungan sekitarnya dan menciptakan hubungan dengan orang-orang yang berada dekat dengannya.

Disaat mulai berkembang kemampuan indera anak di masa awal kehidupannya, justru saat itulah tumbuh kesan-kesan awal yang akan ia bawa sepanjang kehidupannya. Segala rangsangan dan stimulasi bagi indera anak anda akan menumbuhkan kepekaannya dalam membangun hubungan, interaksi dan mengkomunikasikan dirinya.

Kesadaran akan hal ini, memberikan pemahaman pada orang tua untuk secara sadar menumbuhkan komunikasi anak sejak dini. Selalu ciptakan interaksi 2 arah antara anda dan anak di setiap aktifitasnya yang sederhana.

Bangunlah interaksi dan tumbuhkan kemampuan komunikasi anak melalui kontak mata

Disaat menggantikan baju atau popok, menyusui, makan, merangkak dan lain sebagainya, saat terjadi kontak mata, orang tua atau pengasuh yang berusaha menumbuhkan keterampilan komunikasi anak sejak dini akan memberikan jeda bagi anak untuk menyampaikan sesuatu melalui tatapan matanya. Bukan sebaliknya, anak hanya sering menerima tatapan-tatapan dari orang dewasa tanpa menanti respon tatapan balasan dari anak. Perlunya ditumbuhkan kepekaan anak dalam komunikasi non verbal tatapan mata ini, sehingga anak memiliki kemampuan observasi dan pengamatan yang luas serta pemaknaan yang kaya. Anak akan menguji persepsinya melalui interaksi kita pada respon balik yang diberikannya.

Bangunlah interaksi dan tumbuhkan kemampuan komunikasi anak melalui sentuhan fisik

Indera peraba sangat menentukan keberadaan orang lain disekitr anak. Anak dengan pemahaman konkrit akan merasakan keberadaannya dan keberadaan orang disekitarnya melalui sentuhan dan pijatan. Sentuhan pelukan, pijatan, dan ciuman dari orang tua atau pengasuh selain meningkatkan respon anak untuk berkomunikasi non verbal juga memberikan dampak afeksi dan pemenuhan kebutuhan kasih sayang serta rasa aman. Rasa aman sangat dibutuhkan sesorang untuk menjadi tenang dan membina hubungan. Semakin tinggi dan kuat respon anak maka kemampuan komunikasinya terus berkembang.

Bangunlah interaksi dan tumbuhkan kemampuan komunikasi anak melalui indera lainnya

Berikanlah waktu untuk berinteraksi dengan anak secara lengkap. Kehadiran anda, kontak mata, sentuhan, ucapan, dapat juga menghadirkan makanan minuman dan aroma untuk membuat suasana yang nyaman. Semua memberikan kesan-kesan yang kuat dan mendalam. Selalu ingat untuk memberikan kesempatan bagi anak agar berespon atas interaksi yang kita tumbuhkan. Beberapa tahun belakangan ini berkembang trend ‘baby gadget’ yang menggantikan interaksi para orang tua atau pengasuh yang sibuk. Komunikasi yang tercipta melalui gadget atau televisi dan mainan-mainan individual dapat menstimulasi anak namun sangat terbatas dan bersifat satu arah. Kurangnya interaksi dari orang tua dan pengasuh ataupun interaksi yang tidak memberikan kesempatan anak untuk menampilkan respon serta mendapat feedback yang tepat, dapat menimbulkan permasalahan kurangnya keterampilan komunikasi anak yang dapat terbawa sampai usia dewasa. Permasalahan yang lebih serius adalah pada anak-anak dengan ketelantaran interaksi dengan orang-orang terdekatnya. Akibatnya, dapat berupa keterlambatan bicara (spech delay), anak dengan gangguan konsentrasi (ADHD) ataupun gangguan interaksi lainnya (dipengaruhi pula dari faktor kondisi struktural fisik) seperti autisme.

Info ini ditulis oleh
Emmaretha MW, M.Psi
Transforms Development You Consultant

0
1.6K
15
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan