- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
{Sedih} Korban Lapindo Kembali Kecewa, Pembayaran Diangsur Hanya Rp 5 Juta/Berkas


TS
soipon
{Sedih} Korban Lapindo Kembali Kecewa, Pembayaran Diangsur Hanya Rp 5 Juta/Berkas
Korban Lapindo Kembali Kecewa
Kamis, 6 Desember 2012 20:54 WIB
Metrotvnews.com, Sidoarjo: Warga korban lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, kembali harus kecewa. Sebab, uang ganti rugi yang ditransfer PT Minarak Lapindo Jaya hanya Rp5 juta untuk setiap berkas warga.
Angka tersebut tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Apalagi transfer uang ganti rugi sebelumnya macet antara empat hingga lima bulan.
Semula warga mengharapkan PT Minarak Lapindo Jaya bisa mentransfer dengan nilai lebih tinggi, yaitu rata-rata Rp25 juta untuk setiap berkas. Karena itu, melihat kecilnya nilai nominal dana yang ditransfer warga pesimistis uang ganti rugi mereka bisa dilunasi hingga akhir tahun ini.
"Bagaimana kami bisa yakin, uang yang ditransfer pertama saja hanya sebesar ini," kata koordinator korban lumpur Lapindo Pitanto sambil memperlihatkan buku tabungannya.
Pada saat pertemuan antara perwakilan warga dengan Nirwan Bakrie di Wisma Bakrie Jakarta pada 28 November lalu, Lapindo mengaku memiliki dana Rp200 miliar hingga Rp250 miliar. Ternyata dana yang ditransfer kepada warga pada Rabu (5/12) hanya sekitar Rp15 miliar.
Nilai total kewajiban Lapindo yang masih harus dibayar saat ini mencapai Rp876 miliar. Padahal kewajiban Lapindo itu seharusnya dilunasi paling lambat akhir bulan Desember 2012.(MI/TII)
Source
Lapindo Mulai Angsur Pembayaran Korban Lumpur Rp5 Juta
Kamis, 6 Desember 2012 13:31 wib wib
SIDOARJO - Lapindo Brantas Inc, melalui anak perusahaannya, PT Minarak Lapindo Jaya (Minarak), mulai mengangsur pembayaran sisa ganti rugi korban lumpur. Sayangnya, warga kecewa karena setiap berkas hanya dijatah Rp5 juta.
Minarak berjanji mentransfer pembayaran tersebut mulai Rabu, 5 Desember 2012. Para korban lumpur pun mengecek rekening BRI di mesin ATM. Namun sampai sore kemarin, ternyata belum ada uang yang masuk. Hal ini yang membuat warga gusar.
Baru setelah maghrib, warga mendapati saldo di rekening mereka bertambah Rp 5 juta. “Awalnya kami mengira paling tidak Minarak mentransfer di atas Rp10 juta per berkas. Kan sudah berbulan-bulan belum ada pembayaran,” ujar Yudho Wintoko, seorang korban lumpur yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) Korban Lumpur.
Dengan uang Rp10 juta itu, kata Yidho, warga bisa untuk bayar utang. Perwakilan korban lumpur mendapat kabar dari Minarak akan ada pembayaran lagi pada Senin pekan depan. Warga berharap dana yang ditransfer lebih besar lagi.
Apalagi, Minarak dalam pertemuan yang dihadiri Nirwan Bakrie beberapa hari lalu mengaku akan mengucurkan dana Rp200 juta sampai Rp250 miliar mulai 5 sampai 24 Desember.
Perwakilan korban lumpur belum tahu berapa nominal yang ditransfer berikutnya. Namun informasi yang diperoleh, Minarak baru mengucurkan dana antara Rp10 miliar sampai Rp13 miliar per Rabu kemarin.
Jika melihat besaran dana yang ditransfer, belum semua berkas mendapat pembayaran. “Sejauh ini kami belum tahu apakah sudah semua berkas mendapat angsuran, karena dananya baru masuk tadi malam,” tandas Yudho.
Sementara itu, Direktur PT Minarak Lapindo Jaya Andi Darussalam Tabusala saat dikonfirmasi mengaku pihaknya sudah mulai mentransfer pembayaran. “Sudah ada pembayaran," ujarnya.
Namun, Andi tidak menyebut berapa nominal yang ditransfer kali ini. Informasi yang diperoleh, pihak Minarak mulai memproses transfer pembayaran di Bank BRI siang dan baru masuk malam harinya.
Demikian pula dana yang dikucurkan kali ini berkisar Rp10 miliar sampai Rp13 miliar. Namun, dana sebesar Rp200 miliar seperti yang dijanjikan akan dibayarkan bertahap hingga 24 Desember.
Sebenarnya, Minarak mulai Juni lalu mengucurkan dana tak lebih dari Rp60 miliar. Padahal sesuai kesepakatan, Lapindo akan mengucurkan dana Rp400 miliar untuk membayar berkas yang tagihannya di bawah Rp500 juta. Sedangkan untuk berkas yang tagihannya di atas Rp500 juta akan dibayar sampai akhir 2012.
Bila kini Minarak hanya sanggup menyediakan Rp200 miliar sampai Rp250 miliar, berarti masih kurang sekira Rp500 miliar. Untuk bisa melunasi pembayaran, Lapindo berharap bisa mendapat kredit dari bank pemerintah.
Source
Semoga para korban lumpur Lapindo tetap bersabar dan tetap mengingatkan Bakrie akan janji2nya, jangan sampai menunggak macet ganti ruginya.
Kamis, 6 Desember 2012 20:54 WIB
Metrotvnews.com, Sidoarjo: Warga korban lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, kembali harus kecewa. Sebab, uang ganti rugi yang ditransfer PT Minarak Lapindo Jaya hanya Rp5 juta untuk setiap berkas warga.
Angka tersebut tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Apalagi transfer uang ganti rugi sebelumnya macet antara empat hingga lima bulan.
Semula warga mengharapkan PT Minarak Lapindo Jaya bisa mentransfer dengan nilai lebih tinggi, yaitu rata-rata Rp25 juta untuk setiap berkas. Karena itu, melihat kecilnya nilai nominal dana yang ditransfer warga pesimistis uang ganti rugi mereka bisa dilunasi hingga akhir tahun ini.
"Bagaimana kami bisa yakin, uang yang ditransfer pertama saja hanya sebesar ini," kata koordinator korban lumpur Lapindo Pitanto sambil memperlihatkan buku tabungannya.
Pada saat pertemuan antara perwakilan warga dengan Nirwan Bakrie di Wisma Bakrie Jakarta pada 28 November lalu, Lapindo mengaku memiliki dana Rp200 miliar hingga Rp250 miliar. Ternyata dana yang ditransfer kepada warga pada Rabu (5/12) hanya sekitar Rp15 miliar.
Nilai total kewajiban Lapindo yang masih harus dibayar saat ini mencapai Rp876 miliar. Padahal kewajiban Lapindo itu seharusnya dilunasi paling lambat akhir bulan Desember 2012.(MI/TII)
Source
Lapindo Mulai Angsur Pembayaran Korban Lumpur Rp5 Juta
Kamis, 6 Desember 2012 13:31 wib wib
SIDOARJO - Lapindo Brantas Inc, melalui anak perusahaannya, PT Minarak Lapindo Jaya (Minarak), mulai mengangsur pembayaran sisa ganti rugi korban lumpur. Sayangnya, warga kecewa karena setiap berkas hanya dijatah Rp5 juta.
Minarak berjanji mentransfer pembayaran tersebut mulai Rabu, 5 Desember 2012. Para korban lumpur pun mengecek rekening BRI di mesin ATM. Namun sampai sore kemarin, ternyata belum ada uang yang masuk. Hal ini yang membuat warga gusar.
Baru setelah maghrib, warga mendapati saldo di rekening mereka bertambah Rp 5 juta. “Awalnya kami mengira paling tidak Minarak mentransfer di atas Rp10 juta per berkas. Kan sudah berbulan-bulan belum ada pembayaran,” ujar Yudho Wintoko, seorang korban lumpur yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) Korban Lumpur.
Dengan uang Rp10 juta itu, kata Yidho, warga bisa untuk bayar utang. Perwakilan korban lumpur mendapat kabar dari Minarak akan ada pembayaran lagi pada Senin pekan depan. Warga berharap dana yang ditransfer lebih besar lagi.
Apalagi, Minarak dalam pertemuan yang dihadiri Nirwan Bakrie beberapa hari lalu mengaku akan mengucurkan dana Rp200 juta sampai Rp250 miliar mulai 5 sampai 24 Desember.
Perwakilan korban lumpur belum tahu berapa nominal yang ditransfer berikutnya. Namun informasi yang diperoleh, Minarak baru mengucurkan dana antara Rp10 miliar sampai Rp13 miliar per Rabu kemarin.
Jika melihat besaran dana yang ditransfer, belum semua berkas mendapat pembayaran. “Sejauh ini kami belum tahu apakah sudah semua berkas mendapat angsuran, karena dananya baru masuk tadi malam,” tandas Yudho.
Sementara itu, Direktur PT Minarak Lapindo Jaya Andi Darussalam Tabusala saat dikonfirmasi mengaku pihaknya sudah mulai mentransfer pembayaran. “Sudah ada pembayaran," ujarnya.
Namun, Andi tidak menyebut berapa nominal yang ditransfer kali ini. Informasi yang diperoleh, pihak Minarak mulai memproses transfer pembayaran di Bank BRI siang dan baru masuk malam harinya.
Demikian pula dana yang dikucurkan kali ini berkisar Rp10 miliar sampai Rp13 miliar. Namun, dana sebesar Rp200 miliar seperti yang dijanjikan akan dibayarkan bertahap hingga 24 Desember.
Sebenarnya, Minarak mulai Juni lalu mengucurkan dana tak lebih dari Rp60 miliar. Padahal sesuai kesepakatan, Lapindo akan mengucurkan dana Rp400 miliar untuk membayar berkas yang tagihannya di bawah Rp500 juta. Sedangkan untuk berkas yang tagihannya di atas Rp500 juta akan dibayar sampai akhir 2012.
Bila kini Minarak hanya sanggup menyediakan Rp200 miliar sampai Rp250 miliar, berarti masih kurang sekira Rp500 miliar. Untuk bisa melunasi pembayaran, Lapindo berharap bisa mendapat kredit dari bank pemerintah.
Source
Semoga para korban lumpur Lapindo tetap bersabar dan tetap mengingatkan Bakrie akan janji2nya, jangan sampai menunggak macet ganti ruginya.

Diubah oleh soipon 07-12-2012 10:00
0
2.1K
29


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan