Ekspansi ke pasar dunia menawarkan berbagai peluang menarik sekaligus tantangan yang luar biasa bagi sebuah usaha rintisan (startup). Dengan berekspansi ke pasar luar, sebuah perusahaan akan dapat tumbuh dengan lebih cepat dan membantu diversifikasi sumber pemasukan.


Namun, tentunya tidak semudah itu melakukan ekspansi ke luar negeri atau yang sering disebut “go international”. Pertama-tama kita harus memperhatikan beberapa hal, berikut adalah beberapa di antaranya:



1. Ikuti konsumen dan prospeknya: Untuk menentukan arah ekspansi ke pasar luar, Anda harus mengamati basis konsumen Anda. Jika separuh dari basis konsumen internasional Anda di Eropa dan hanya 8% di Indonesia, cukup masuk akal untuk memilih Eropa sebagai kantor pusat. Biarkan tim domestik Anda membangun segmen Eropa. Pastikan sebelumnya perusahaan Anda sudah meraup pemasukan yang stabil di pasar tersebut.



Juga perhatikan prospek bisnis Anda yang lebih besar. Bisa jadi prospek lebih bagus di negara lain daripada di negara tempat basis konsumen lebih banyak.



Patut dipertimbangkan pula faktor budaya dan manusia yang terlibat di dalamnya. Misalnya seberapa familiar Anda dengan pasar tersebut, atau apakah konsumen di pasar tersebut mampu dan mau membeli produk Anda? Kadang hasil pengukuran metrics dan data statistik tidak memberikan landasan yang sepenuhnya tepat untuk berekspansi.


2. Tetapkan tujuan : Jangan ragu untuk menetapkan tujuan yang tinggi. Misalnya ROI (return of investment) yang lebih tinggi dari yang sudah ada. Misalnya, rencana untuk 30% pemasukan bisnis Anda dari pusat bisnis perusahaan Anda dalam 3-5 tahun mendatang. Definisikan tujuan pemasukan internasional untuk kantor internasional Anda agar Anda dapat menentukan hal-hal berikut:

-Berapa banyak staf penjualan yang dibutuhkan dalam menghasilkan pemasukan Rp. X?

-Berapa banyak marketing leads yang dibutuhkan untuk membantu staf penjualan?

-Seberapa cepat segmen konsumen internasional harus berkembang mencapai tujuan bisnis dalam 3 tahun mendatang?

-Berapa banyak tenaga penjualan yang dibutuhkan untuk melayani segmen ini?

Apapun tujuan itu, nyatakan dengan jelas dan spesifikasikan langkah apa yang dilakukan untuk mencapainya.


3. Rekrut tenaga kerja lokal dan jangan abaikan budaya lokal: Anda bisa merekrut tenaga kerja lokal di luar negeri. Keuntungannya mereka ini memahami konsumen di negerinya dengan lebih baik.

Namun pastikan juga kultur perusahaan tidak luntur. Adakan kunjungan secara teratur (6-12 bulan sekali) ke kantor pusat atau adakan interaksi teratur melalui teleconference.


4. Bangun jejaring: Meskipun berkomunikasi via dunia maya sudah lazim dilakukan, jangan mengesampingkan komunikasi langsung. Tidak ada yang bisa menggantikan peran membangun jejaring dengan bertemu secara langsung.


5. Jangan remehkan perbedaan budaya: Praktik terbaik marketing berbeda-beda dari satu budaya ke budaya lainnya. Misalnya, di AS sudah tidak aneh menemukan karyawan yang menikmati hak cuti di luar tanggal merah (hari libur nasional). Namun, di Eropa karyawan biasanya mendapatkan hak tersebut 2 kali lebih banyak (20 hari). Dan mereka diharuskan untuk mengambil semua cuti itu. Pertimbangkan juga aspek-aspek budaya seperti ini saat Anda harus memproyeksikan kuota penjualan dan kegiatan pengembangan bisnis.


6. Dapatkan sokongan dari pakar SDM, keuangan dan operasional:

Saat membuka kantor di pasar asing, terdapat unsur-unsur biaya tambahan yang harus diperhitungkan, seperti:

-Menegosiasikan pinjaman dan kontrak

-Menentukan struktur perusahaan

-Mengatur sistem pelaporan pajak dan akunting

-Mendukung kebutuhan divisi SDM pegawai lokal dan ekspatriat


Ingatlah bahwa Anda membutuhkan dukungan terus menerus dari bagian keuangan, SDM dan operasional. Rencanakan pula untuk menggandeng agensi untuk membantu berekspansi jika Anda tidak memiliki tenaga kerja sendiri. Sekali lagi, ekspansi global merupakan langkah investasi yang besar dan tidak perlu terburu-buru untuk itu. Bersabarlah dalam merealisasikan rencana besar ini. (*AP)

http://eciputra.com/berita-1873-6-ki...national-.html