Kaskus

News

soiponAvatar border
TS
soipon
{Gelar: Pemburu Perawan + Terduga Koruptor} 7 Kasus Korupsi Pembelit Bupati Aceng
Rabu, 05 Desember 2012 | 11:22 WIB
Tujuh Kasus Korupsi Pembelit Bupati Aceng

TEMPO.CO, Jakarta - Penggiat antikorupsi dari Garut Governance Watch menuding Bupati Aceng H.M. Fikri terlibat dalam tujuh kasus korupsi di daerahnya. Ketujuh kasus tersebut telah dilaporkan ke Kejaksaan Negeri Garut pada medio 2011. "Tapi baru satu kasus yang ditindaklanjuti," kata Agus Rustandi, sekretaris jenderal lembaga swadaya masyarakat tersebut.

Apa saja tujuh kasus yang disebut lembaga tersebut? Tujuh kasus tadi terjadi pada 2010-2011. Dana yang diduga diselewengkan adalah anggaran makan-minum pemerintah Garut, pengadaan obat rumah sakit Garut, pengadaan alat tulis kantor, pembayaran honorarium pegawai dinas kesehatan, bantuan sosial, pertanggungjawaban keuangan Garut, serta pengadaan posyandu di desa.

Di luar proyek pengadaan posyandu, enam kasus lain diduga merugikan keuangan negara Rp 7 miliar. "Enam kasus itu sempat diusut Kejaksaan," kata Agus.

Agus mengatakan, lembaganya mengendus keterlibatan Bupati Garut pada kemenangan sejumlah perusahaan dalam proyek-proyek tersebut. Diduga perusahaan-perusahaan itu menang melalui lelang yang tidak sesuai dengan peraturan presiden tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah. Parahnya, Bupati Aceng, sebagai penanggung jawab pemerintahan, diduga mengetahui, tetapi membiarkan. "Kami mensinyalir perusahaan-perusahaan itu adalah kroni Pak Bupati," ujarnya.


Bupati Aceng hingga tadi malam belum dapat dikonfirmasi. Ajudannya, Topan, mengatakan, “Bapak belum bisa diganggu, masih menerima tamu, belum tahu kapan selesainya.”

Bupati Aceng mendadak jadi buah bibir setelah perceraiannya dengan Fany Octora, gadis 18 tahun, terungkap. Dara yang dinikahinya tahun lalu itu dicerai hanya dalam tempo empat hari setelah menikah. Aceng pun dilaporkan ke Markas Besar Polri dengan tuduhan kekerasan dalam rumah tangga. (Baca: Bupati Aceng Juga Dibelit Dugaan Korupsi)

Source

Senin, 03/12/2012 12:23 WIB
Misteri Mundurnya Dicky Chandra Sebagai Wakil Aceng di Garut
Irwan Nugroho - detikNews

Jakarta - Jauh sebelum kasus Fany Octora (18) mencuat ke publik, beberapa waktu lalu politik di Garut juga sempat geger. Sebab musababnya, mundurnya Dicky Chandra sebagai wakil bupati Garut. Dicky saat itu menyimpan misteri alasan meninggalkan kursi empuk itu. Kini dia bicara.

Seperti dikutip dari Majalah Detik, Senin (3/12/2012), Dicky menceritakan, sebelum maju di Pilkada Garut, ia sama sekali tak mengenal nama Aceng. Sampai tiba-tiba di tahun 2008 itu ia mendapatkan telepon dari Aceng.

Di dalam pembicaraan telepon itu, Aceng mengajaknya untuk berduet dalam Pilkada Garut. Merasa belum mengenal jauh siapa Aceng, ajakan itu ditolaknya tiga kali.

Hingga setelah melewati sejumlah proses, Dicky mulai tertarik atas ajakan Aceng. Dari perkenalan yang singkat, ia menilai Aceng sebagai sosok yang santun. Aceng juga dikenal sebagai ustaz yang hafal Alquran dan hadis.

Sepak terjangnya di dunia kemasyarakatan lewat LSM tak diragukan lagi. Ditambah hidup Aceng yang terlihat sederhana, Dicky akhirnya menerima 'lamaran' Aceng setelah lebih dulu berkonsultasi dengan ibunya dan melakukan salat istikharah.

"Rumahnya (Aceng) cuma kamar dua, loteng, dan kotor," kata Dicky.

Nah, ketika selesai mendaftar sebagai pasangan Cabup-Cawabup Garut, mulai terlihatlah siapa sesungguhnya Aceng. Di mata Dicky, Aceng sangat angkuh dan sombong. Ia sudah mau mengundurkan diri saat itu, namun terganjal ketentuan.

"Harus bayar Rp 20 miliar kalau mundur dari pencalonan. Berat kan?" terang Dicky.

Pasangan independen Aceng-Dicky memenangi Pilkada Garut dalam dua putaran. Menurut Dicky, Aceng menggelar pesta kemenangan di Situ Bagendit. Dicky memutuskan tak hadir pada saat itu, karena ia menginginkan kemenangan tersebut disyukuri dengan cara sederhana. Sebab, tantangan yang dihadapi di depan sangat besar.

"Waktu kami menang, saya masuk kamar, menangis," katanya.

Di awal-awal menjabat sebagai bupati, Dicky mengatakan, Aceng sudah membuat kebijakan yang bertolak belakang dengan janji kampanye. Baru tiga bulan menjadi bupati, Aceng 'berpelesiran' ke Belanda.

Setelah menjabat pun, Dicky menilai gaya hidup Aceng selama menjadi bupati sangat berlawanan dengan kondisi Garut. "Memang berapa sih gajinya? Paling Rp 6 juta. Tunjangan tidak lebih dari Rp 30 juta. Tergantung dari PAD (Pendapatan Asli Daerah-red) kan? PAD Garut kecil," ucapnya.


Lama-kelamaan, Dicky merasa tidak ada kekompakan dengan Aceng. Puncaknya adalah ketika Aceng memutuskan untuk masuk ke partai politik yaitu Golkar. Ketidaksetujuan Dicky membuahkan konflik internal yang berlarut-larut dalam duet kepemimpinan Garut itu. Sampai akhirnya, pada September 2011 yang lalu, Dicky menyatakan mundur dan kembali menjadi artis.

[url=http://news.detik..com/read/2012/12/03/122329/2107696/10/misteri-mundurnya-dicky-chandra-sebagai-wakil-aceng-di-garut]Source[/url]

Makin terkuak keburukannya Aceng. emoticon-Matabelo
0
4.1K
47
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan