Pembebasan lahan untuk double track rel ganda di Bojonegoro-Pasar Turi diprediksi akan selesai tepat waktu. Saat ini, dari sekitar 42 kilometer (km) lahan yang dibutuhkan, pembebasannya sudah mencapai 70 persen. ”Saya harapkan akan selesai tepat waktu, Alhamdulillah sudah tidak ada kendala berarti karena sebagain lahannya adalah milik PT Kereta Api (KA) Indonesia,” kata Wahid Wahyudi, Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub LLAJ) Jawa Timur (Jatim), Kamis (29/11).

Sekadar diketahui, double track pada tahap pertama akan dibangun antara Pasar Turi sampai dengan Bojonegoro. Rel kereta tersebut rencananya akan digunakan untuk arus lalu-lintas barang dari wilayah tengah Jawa Timur sampai ke Dermaga Perak. Sedangkan, alokasi biaya yang dibutuhkan untuk pembebasan mencapai Rp 30 miliar. Pembangunan rel tersebut murni memakai dana dari APBN.

Dia menjelaskan, pada tahap berikutnya, beberapa titik kawasan di Pantura sampai Jember akan menyusul dibangun double track. Ditargetkan, pada tahun 2014 nanti, rel kereta api tersebut bisa difungsikan. ”Itu kan untuk lalu-lintas barang karena semakin lama barang yang masuk ke pelabuhan semakin meningkat,” terangnya.

Setelah rel double track Pasar Turi-Bojonegoro selesai, pembangunan akan diteruskan ke Kalimas sampai Prapat Kurung, hingga dermaga Nilam dan Berlian Tanjung Perak. ”Kalau di Prapat Kurung sudah ada double track peninggalan penjajah Belanda, sehingga tinggal menghidupkan rel-rel yang sudah mati tersebut. Keberadaan proyek double track tersebut benar-benar bisa dimaksimalkan untuk transportasi barang ke pelabuhan,” terangnya.

Sementara, Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur, Irwan Setiawan mengatakan, seharusnya Pemprov Jatim mendahulukan plan pembangunan yang sudah tercantum dalam RTRW. ”Saya berharap yang sudah ada dalam RTRW tidak diubah seperti Mass Rapid Transit (MRT) Stasiun Gubeng-Bandara Juanda yang dibatalkan,” tegasnya. sty, ins