Dalam sambutan di Global Entrepreneurship Week 2012 beberapa waktu lalu, Wakil Presiden Budiono mengajukan sebuah pertanyaan kepada hadirin,”Mengapa Indonesia yang sebesar ini masih kekurangan entrepreneur?”

Jika saya harus memberikan jawaban, saya akan berkata:”Karena Indonesia telah dijajah selama 350 tahun!” Untuk para penduduk pribumi di masa penjajahan Belanda, kesempatan untuk mendirikan dan menjalankan usaha sendiri sangat dibatasi, sementara mereka yang keturunan memiliki peluang lebih banyak. Mereka yang berdarah keturunan bisa meminjam uang dari bank untuk mendanai usaha. Tetapi yang namanya penduduk pribumi diharuskan menjadi buruh, kuli dan pekerja kasar, yang mengandalkan otot dan keringat untuk mencari nafkah.

Kita bisa belajar dari catatan sejarah betapa mengerikannya penderitaan rakyat pribumi negeri ini saat penjajahan Belanda. Mereka bekerja dengan cara dipaksa untuk membangun jalur Trans Jawa dan jalur rel kereta api yang menghubungkan berbagai kota di pula Jawa. Kita juga bisa menemukan jejak-jejak kerja paksa di pulau lain seperti Sumatra. Para pekerja paksa diikat dengan rantai agar tidak melarikan diri.

Oleh karena itu muncullah kelakar mengenai bagian masa lalu bangsa Indonesia yang kelam ini. Negara-negara Afrika di bidang olahraga sangat menonjol di lari. Mereka bangsa yang lekat dengan budaya pemburu jadi harus bisa berlari kencang mengejar hewan buruan atau menghindari binatang buas. Sementara China unggul di badminton dan senam lantai yang indah gerakannya dan membutuhkan kecermatan dalam menyusun strategi. Sementara itu, Indonesia pada Olimpiade kemarin memenangkan angkat besi. Tanpa mengurangi apresiasi pada perjuangan dan kerja keras atlet kita di bidang itu, kita perlu renungkan secara bijak dan mendalam mengapa ini bisa terjadi.

Kini kita sudah merdeka dan bebas mengejar ketertinggalan ini. Menurut Bank Dunia, kita sudah mencapai persentase entreprepreneur sebanyak 1,5%, Malaysia sudah 4%. Jadi mari kita bersama mengusahakan kemajuan entrepreneurship ini. *) Artikel Bisnis