- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
PT TASPEN (PERSERO) Terima 13 Laporan Penipuan Modus Dana Pensiun


TS
indrasplash
PT TASPEN (PERSERO) Terima 13 Laporan Penipuan Modus Dana Pensiun

Quote:
JAKARTA - Maraknya aksi penipuan yang mengatasnamakan PT Taspen (Persero) membuat perusahaan tersebut gerah. Korbannya pun kian bertambah dengan modus yang sama, yakni modus pentransferan via ATM dengan mengiming-imingi korbannya uang tunai senilai Rp50 juta.
Sekretaris Perusahaan PT Taspen (Persero), Sudiyatmoko mengatakan, laporan korban penipuan yang masuk ke PT taspen (Persero) hingga saat ini berjumlah 13 laporan, dengan kerugian mencapai Rp371.696.530.
Modus operandi penipuan ini ialah dengan cara menelepon korban yang umumnya adalah para pensiunan, dengan iming-iming hadiah uang sejumlah Rp50 juta atau sejumlah tertentu dari PT Taspen (Persero) yang berasal dari hasil pembagian laba pemegang saham (deviden) atau sisa hasil usaha (SHU) PT Taspen (Persero).
Pelaku dengan cara yang meyakinkan kemudian meminta korban untuk menyebutkan nomor rekeningnya dengan dalih untuk verifikasi kemudian meminta korban untuk menyerahkan sejumlah uang administrasi melalui transfer ATM ke nomor rekening pelaku.
Selama proses transfer berlangsung, pelaku terus memandu korban dengan petunjuk-petunjuk tertentu yang harus diikuti. Setelah berhasil, dana pada rekening korban terkuras habis dan pelaku tiba-tiba tidak bisa dihubungi lagi.
Sudiyatmoko menegaskan, PT Taspen (Persero) tidak pernah memberikan deviden kepada pesertanya, termasuk kepada para penerima pensiun. "Segala pengurusan terhadap pelayanan PT Taspen (Persero) juga tidak dipungut biaya," ujar Sudiyatmoko dalam keterangan tertulisnya kepada Okezone, Kamis (8/11/2012).
Sudiyatmoko menjelaskan, PT Taspen (Persero) saat ini memiliki 4,6 juta peserta program tabungan hari tua dan 2,3 juta orang penerima pensiun.
"Kepada seluruh masyarakat kami mengimbau agar bersedia membantu mengedukasi orang-orang disekitarnya agar tidak tergiur oleh telepon dari orang-orang yang mengaku sebagai karyawan PT Taspen (Persero) yang menjanjikan sejumlah dana dengan mentransfer uang administrasi karena itu jelas penipuan," tegasnya.
Lebih lanjut Sudiyatmoko menambahkan, bagi masyarakat yang mendapat iming-iming dari oknum yang mengaku-ngaku pegawai PT Taspen (Persero), agar melakukan konfirmasi atau meminta keterangan melalui humas di nomor telepon 021-4241808.
Seperti diberitakan, aksi penipuan berkedok transfer uang tunai dengan mencatut nama PT Taspen (Persero) terjadi di Bekasi, Jawa Barat belum lama ini. Korban berinisial W mengaku tertipu senilai hampir Rp6 juta. Awalnya korban yang merupakan isteri pensiunan PNS ini dihubungi orang yang mengaku sebagai pegawai BKN bernama Gunawan.
Gunawan kemudian menyuruhnya untuk menghubungi Sugiyantoro yang disebutnya sebagai pegawai PT Taspen untuk mencairkan dana tersebut. Nomor pesawat telefon yang diberikan yakni 021-44527417.
Setelah dihubungi ke nomor tersebut, orang yang mengaku bernama Sugiyantoro ini menyuruh korban untuk segera ke ATM dengan dalih akan memberikan nomor cek pelawat sebagai syarat pencairan dana pensiun yang dijanjikan.
Korban lalu dengan polosnya bergegas menuju mesin ATM BRI yang terletak di depan Rumah Sakit (RS) Jatirahayu, Pondok Melati, Bekasi. Setelah sampai di depan mesin ATM, korban kemudian menghubungi pria bernama Sugiyantoro tadi.
Pria tersebut kemudian memandu korban dari sambungan telefon untuk memasukkan kartu ATM berikut nomor PIN di layar menu. Namun, pada saat sudah sampai ke menu, pelaku penipuan ini menyuruh korban untuk menekan nomor rekening 084101007633509 yang di layar tertera atas nama Samsat.
Awalnya, pelaku menyuruh korban menekan angka nominal transfer sebesar Rp5.499.123 untuk transaksi pertama. Setelah berhasil, pelaku kemudian menyuruh korban kembali mentransfer uang senilai Rp499.123 dengan dalih akan segera memberikan nomor cek pelawat. Nahas, setelah transaksi kedua berhasil nyatanya di layar tidak tertera nomor cek pelawat. Ia pun tertipu dengan kerugian mencapai Rp6 juta.
(put)
sumber
Sekretaris Perusahaan PT Taspen (Persero), Sudiyatmoko mengatakan, laporan korban penipuan yang masuk ke PT taspen (Persero) hingga saat ini berjumlah 13 laporan, dengan kerugian mencapai Rp371.696.530.
Modus operandi penipuan ini ialah dengan cara menelepon korban yang umumnya adalah para pensiunan, dengan iming-iming hadiah uang sejumlah Rp50 juta atau sejumlah tertentu dari PT Taspen (Persero) yang berasal dari hasil pembagian laba pemegang saham (deviden) atau sisa hasil usaha (SHU) PT Taspen (Persero).
Pelaku dengan cara yang meyakinkan kemudian meminta korban untuk menyebutkan nomor rekeningnya dengan dalih untuk verifikasi kemudian meminta korban untuk menyerahkan sejumlah uang administrasi melalui transfer ATM ke nomor rekening pelaku.
Selama proses transfer berlangsung, pelaku terus memandu korban dengan petunjuk-petunjuk tertentu yang harus diikuti. Setelah berhasil, dana pada rekening korban terkuras habis dan pelaku tiba-tiba tidak bisa dihubungi lagi.
Sudiyatmoko menegaskan, PT Taspen (Persero) tidak pernah memberikan deviden kepada pesertanya, termasuk kepada para penerima pensiun. "Segala pengurusan terhadap pelayanan PT Taspen (Persero) juga tidak dipungut biaya," ujar Sudiyatmoko dalam keterangan tertulisnya kepada Okezone, Kamis (8/11/2012).
Sudiyatmoko menjelaskan, PT Taspen (Persero) saat ini memiliki 4,6 juta peserta program tabungan hari tua dan 2,3 juta orang penerima pensiun.
"Kepada seluruh masyarakat kami mengimbau agar bersedia membantu mengedukasi orang-orang disekitarnya agar tidak tergiur oleh telepon dari orang-orang yang mengaku sebagai karyawan PT Taspen (Persero) yang menjanjikan sejumlah dana dengan mentransfer uang administrasi karena itu jelas penipuan," tegasnya.
Lebih lanjut Sudiyatmoko menambahkan, bagi masyarakat yang mendapat iming-iming dari oknum yang mengaku-ngaku pegawai PT Taspen (Persero), agar melakukan konfirmasi atau meminta keterangan melalui humas di nomor telepon 021-4241808.
Seperti diberitakan, aksi penipuan berkedok transfer uang tunai dengan mencatut nama PT Taspen (Persero) terjadi di Bekasi, Jawa Barat belum lama ini. Korban berinisial W mengaku tertipu senilai hampir Rp6 juta. Awalnya korban yang merupakan isteri pensiunan PNS ini dihubungi orang yang mengaku sebagai pegawai BKN bernama Gunawan.
Gunawan kemudian menyuruhnya untuk menghubungi Sugiyantoro yang disebutnya sebagai pegawai PT Taspen untuk mencairkan dana tersebut. Nomor pesawat telefon yang diberikan yakni 021-44527417.
Setelah dihubungi ke nomor tersebut, orang yang mengaku bernama Sugiyantoro ini menyuruh korban untuk segera ke ATM dengan dalih akan memberikan nomor cek pelawat sebagai syarat pencairan dana pensiun yang dijanjikan.
Korban lalu dengan polosnya bergegas menuju mesin ATM BRI yang terletak di depan Rumah Sakit (RS) Jatirahayu, Pondok Melati, Bekasi. Setelah sampai di depan mesin ATM, korban kemudian menghubungi pria bernama Sugiyantoro tadi.
Pria tersebut kemudian memandu korban dari sambungan telefon untuk memasukkan kartu ATM berikut nomor PIN di layar menu. Namun, pada saat sudah sampai ke menu, pelaku penipuan ini menyuruh korban untuk menekan nomor rekening 084101007633509 yang di layar tertera atas nama Samsat.
Awalnya, pelaku menyuruh korban menekan angka nominal transfer sebesar Rp5.499.123 untuk transaksi pertama. Setelah berhasil, pelaku kemudian menyuruh korban kembali mentransfer uang senilai Rp499.123 dengan dalih akan segera memberikan nomor cek pelawat. Nahas, setelah transaksi kedua berhasil nyatanya di layar tidak tertera nomor cek pelawat. Ia pun tertipu dengan kerugian mencapai Rp6 juta.
(put)
sumber
Semoga tidak ada korban selanjutnya
0
3K
Kutip
7
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan