- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kedubes Indonesia "Larang" PRT Bekerja di Malaysia


TS
ketuk23
Kedubes Indonesia "Larang" PRT Bekerja di Malaysia
KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Kedutaan Besar Indonesia, Selasa (4/12/2012), di Malaysia memperingatkan warga negera Indonesia untuk tidak bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia.
Peringatan ini dikeluarkan setelah kepolisian Malaysia menggerebek agen perekrut tenaga kerja yang menyekap 105 perempuan, 95 orang di antaranya berasal dari Indonesia, pekan lalu.
"Pemerintah Malaysia seharusnya melakukan tindakan yang lebih keras. Lebih baik bagi warga Indonesia untuk tidak bekerja sebagai pembantu rumah tangga ke Malaysia," kata juru bicara Kedubes Indonesia di Kuala Lumpur, Suryana Sastradireja.
"Malaysia membutuhkan tenaga kerja khususnya pembantu rumah tangga dari Malaysia. Namun, Malaysia tidak memberi perlindungan yang semestinya," tambah Suryana.
Suryana mengatakan sejak moratorium pengiriman pembantu rumah tangga ke Malaysia dicabut, kurang dari 100 orang tenaga kerja Indonesia tiba di Malaysia melalui jalur resmi. Minimnya kedatangan tenaga kerja Indonesia ini dipicu gaji yang rendah dan maraknya kekerasan yang dilakukan warga Malaysia terhadap para TKI.
Namun, Suryana khawatir justru ribuan orang masuk ke Malaysia lewat jalur ilegal karena tergiur janji-janji manis para agen perekrut tenaga kerja. Para TKI ilegal inilah yang sangat rentan bekerja di bawah kondisi yang buruk.
Sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbaik di Asia Tenggara, sudah sejak lama Malaysia menarik para perempuan dari negara-negara tetangga, termasuk Indonesia, untuk mengadu nasib di negeri itu.
Sebelum moratorium diberlakukan, sekitar 300.000 warga Indonesia tercatat secara resmi bekerja sebagai pembantu rumah tangga di negeri jiran itu.
Ini Baru bener,





Peringatan ini dikeluarkan setelah kepolisian Malaysia menggerebek agen perekrut tenaga kerja yang menyekap 105 perempuan, 95 orang di antaranya berasal dari Indonesia, pekan lalu.
"Pemerintah Malaysia seharusnya melakukan tindakan yang lebih keras. Lebih baik bagi warga Indonesia untuk tidak bekerja sebagai pembantu rumah tangga ke Malaysia," kata juru bicara Kedubes Indonesia di Kuala Lumpur, Suryana Sastradireja.
"Malaysia membutuhkan tenaga kerja khususnya pembantu rumah tangga dari Malaysia. Namun, Malaysia tidak memberi perlindungan yang semestinya," tambah Suryana.
Suryana mengatakan sejak moratorium pengiriman pembantu rumah tangga ke Malaysia dicabut, kurang dari 100 orang tenaga kerja Indonesia tiba di Malaysia melalui jalur resmi. Minimnya kedatangan tenaga kerja Indonesia ini dipicu gaji yang rendah dan maraknya kekerasan yang dilakukan warga Malaysia terhadap para TKI.
Namun, Suryana khawatir justru ribuan orang masuk ke Malaysia lewat jalur ilegal karena tergiur janji-janji manis para agen perekrut tenaga kerja. Para TKI ilegal inilah yang sangat rentan bekerja di bawah kondisi yang buruk.
Sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbaik di Asia Tenggara, sudah sejak lama Malaysia menarik para perempuan dari negara-negara tetangga, termasuk Indonesia, untuk mengadu nasib di negeri itu.
Sebelum moratorium diberlakukan, sekitar 300.000 warga Indonesia tercatat secara resmi bekerja sebagai pembantu rumah tangga di negeri jiran itu.
Ini Baru bener,





0
2.5K
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan