PURBALINGGA, SATELITPOST-Seorang siswa SMP bernama Anggih Blistama (13) warga Desa Majasem RT 5 RW 10, Kecamatan Kemangkon Purbalingga meninggal dunia akibat tersambar petir, beberapa waktu yang lalu.

Remaja putri tersebut meninggal di bawah sebuah pohon kelapa yang tidak jauh dari rumahnya.

Keluarga korban terlihat terpukul dengan kepergian Anggih. Sang ayah, Sudarto berkali-kali membaca istighfar. “Astaghfirullah hal adzim, Astaghfirullah hal adzim,” katanya berulang-ulang. Sementara, ibunda Anggih juga terlihat menangis sambil membaca Alquran.

Menurut keterangan ayah korban Sudarto kepada kepolisian, sebelumnya Anggih pergi dari rumahnya sekitar pukul 13.00 WIB untuk mengantarkan surat izin tidak masuk les ke sekolahnya dengan berjalan kaki.

Rahmat (25) warga Majasem yang menjadi saksi peristiwa tersebut mengatakan, saat itu kondisi sedang mendung dan petir menyambar. Selang waktu beberapa menit, dirinya melihat kilat menyambar pohon kepala dekat masjid Al Hasan.

Ternyata di bawah pohon kelapa tersebut ada seorang anak yang sedang berteduh. “Saat itu dia langsung ikut tersambar. Saya berlari berusaha menolongnya namun, dia sudah tengkurap serta sudah tidak bernyawa,” katanya.

Menurut Rahmat, kekuatan petir ini bahkan membuat dahan di pohon kelapa patah dahannya hingga tiga.

Setelah mendapati anak tersebut sudah dalam keadaan tidak bernyawa, dirinya langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kemangkon. Seketika setelah kejadian tersebut sempat membuat geger warga sekitar.

Menurut Kapolres Purbalingga, AKBP Ferdy Sambo melalui Kapolsek Kemangkon, AKP Suharsono, Anggih menderita luka-luka di dada. Di tempat luka tersebut ada sebuah handphone milik korban.

“Handphone sampai rusak dan sedikit pecah. Di dada atas tempat ponsel diletakan ditemukan luka bakar,” katanya.(san)