Sebagai seorang karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan importir, saya dan beberapa teman dari level yang sama memiliki tanggung jawab penuh untuk menghandle salary dari staf kami masing-masing. Di perusahaan tempat saya bekerja ini saya mengepalai satu divisi di antara 3 divisi yang ada.

Divisi yang saya pegang adalah yang terkecil, dengan jumlah 5 orang di tim saya ditambah sekitar 12 orang promoters (SPG). Dalam menangani divisi ini otomatis yang harus saya perhatikan bukan cuma penjualan, stok, pengiriman, payment dan lainnya tetapi juga PNL dari divisi itu sendiri. Dalam Profit and Loss itu terdapatlah bagian “salary” sebagai salah satu sumber pengeluaran neraca.

Kemarin pagi, saya dan 2 orang teman saya yang mengepalai divisi berbeda terlibat diskusi serius dengan atasan kami. Beliau mengumumkan bahwa mulai Januari 2013, upah minimum regional DKI Jakarta menjadi Rp. 2,200,000 yang sebelumnya Rp. 1,529,000. Berarti ada kenaikan sebesar hampir 50%. Untuk sebuah perusahaan yang sedang berkembang seperti di tempat saya, terasa akan berat sekali harus menggaji 11 orang SPG dengan salary sebesar itu sementara di beberapa outlet input sales yang kami terima tidak mampu mengcover jumlah tersebut belum lagi biaya lainnya.

Pada kenyataannya sebuah perusahaan PMA apalagi yang jelas-jelas mendistribusikan barang impor, akan melewati banyak inspeksi dengan biaya yang tidak sedikit, mulai dari barang sampai di custom (bea cukai) sampai tiba di gudang perusahaan ada banyak sekali biaya yang harus kami bayar. Itu sebabnya barang impor harganya tidak murah. Ketika saya coba berdiskusi dengan beberapa teman menurut mereka itu alasan pemerintah untuk memajukan produk dalam negeri. Tapi sejujurnya masih banyak produk lokal yang tidak memenuhi standar sehingga produk impor memang menjadi pilihan untuk digunakan.

Lalu apa yang harus kami lakukan? Sedangkan untuk divisi yang saya pegang saja sudah begitu berat apalagi divisi lainnya yang lumayan besar dan memiliki lebih dari 50 orang dalam teamnya. Akhirnya kami memutuskan untuk mengurangi karyawan, no choice PHK pun harus dilaksanakan.

Dalam diskusi tersebut, atasan saya juga menyampaikan beberapa kebijakan baru dari pemerintah Indonesia yang membuat semakin sulitnya mengimpor barang, dengan peraturan baru tersebut banyak sekali biaya tambahan yang harus dianggarkan.

Beberapa investor bahkan mengundurkan diri dan memutuskan untuk keluar dari Indonesia melihat cost yang mereka keluarkan tidak sebanding dengan besarnya masukan. Jadi sekarang UMR sudah 2,2 juta apakah kita bahagia?

By the way tumben ini awak posting pake saya-sayaan biasanya pake aku?
JANGAN LUPA kasih BINTANG ya boleh cendolnya gan