INILAH ALASAN MENGAPA SEMAKIN BANYAK ORANG YANG MENJADI GOLPUT
TS
Zeihatsu
INILAH ALASAN MENGAPA SEMAKIN BANYAK ORANG YANG MENJADI GOLPUT
Senin, 3 Desember 2012 merupakan hari pemilihan umum calon kepala desa yang dilaksanakan di Kabupaten Sukoharjo secara serentak. Cuaca lumayan cerah mengingat langit tadi pagi terlihat agak mendung. Mungkin sisa dari hujan semalam yang mengguyur desa tempat tinggal ane, Desa Cemani Underground
Di antara sekian makhluk yang tinggal di desa ane, ada yang memilih untuk tidak memilih alias golput. Sangarnya lagi, dikasih undangan aja gak mau nerima. Padahal kalau diterima dulu kan lebih sopan. Mau pilih atau enggak itu sudah hak asasi masing-masing. Apapun pendapatnya kita hargai. Namanya aja demokrasi, kalo ada yang berpendapat tidak memilih ya silakan. Demokrasi yang paling demokratis
Didasari rasa ingin tahu kenapa kok enggak milih alias golput, akhirnya saya cari-cari informasi. Ane sendiri gak dapet undangan. Padahal baru oktober kemarin buat e-KTP. Tapi kalau dapatpun keknya ane juga golput nih, soalnya si calon ketika kampanye gak ngasih ane ful*s. Haha....
Akhirnya ane dapat juga alasan-alasan mengapa pada golput. Realita ini adalah FAKTA. Kesamaan tokoh, sifat, dan waktu hanya kebetulan semata. Wkwkwk,..
Ini rangkumannya gan:
Spoiler for No. 1:
Mereka merasa tidak puas dengan kinerja pemerintah yang selama ini semakin tidak becus.
Penjelasan: Ini alasan yang paling dominan di antara sekian pemuja golput. Baik yang tidak berpendidikan maupun yang bergelar profesor. Tingkah laku pemerintah yang mereka anggap hanya menguntungkan pribadi atau golongan dan semakin menelantarkan rakyat lemah membuat pemilihan kepala desa di desa ane terkena imbasnya. padahal mereka sendiri belum tentu bisa mengatur dengan serapi mungkin. Betul gak???
Tapi bujubuneng, kalau mereka ditanya seperti itu, jawabannya juga logis gan. “Trus karena alasan kami belum tentu bisa lebih baik dari pemerintah, pemerintah tetap terus memegang kekuasaan dengan kebijakan-kebijakan yang gak jelas untuk masa depan rakyat gitu???” “Gimana sih? Kinerja gak beres malah membela diri dengan menganggap remeh rakyat???” “Kalau gak bisa memakmurkan rakyat, ya turun saja gak usah mencalonkan diri! Namanya pemimpin itu ya ngladeni rakyat, bukan menginjak rakyat berkedok ‘Untuk kesejahteraan rakyat’!” , dsb [dan saya bingung].
Memang kompleks betul gan dilema di atas. Ane paling kasian sama para pendukung si calon. Coba pikirkan, ikon yang mereka idolakan ditelanjangin di depan umum. Tapi kalo dipikir-pikir juga, kok bisa ya ada pendukung yang ngebelain idola mereka setengah hidup? Sampai di luar batas kewajaran lagi. Padahal ‘upah’ yang diterima tidak sebanding dengan integritas yang dia korbankan.
Ane sendiri maklum gan. Untuk menjadi pemerintah kan biayanya mahal. Darimana usaha untuk mengembalikan modal kalau tidak dengan jalan seperti itu?
Walaupun begitu, insyaAllah tetap ada pemerintah yang bersih. Meski perbandingannya antara yang bersih dan kotor itu 1 : 9, semoga kelak yang kecil menginspirasi yang lain. Aaaammiiiiiiin!
Spoiler for No. 2:
Sebagian mereka menilai, politik itu KOTOR. Wah ngeri ini gan. Biasanya paham ini dianut oleh para pengusaha.
Mengapa bisa kotor? Coba perhatikan sampel berikut ini:
- mereka merogoh kocek yang buesaaar untuk menyu*p rakyat agar memilihnya. Membuat kampanye dengan membagi-bagi sesuatu dan sebagainya. Ini kan tindakan gak terpuji.
- mereka berpikir serius untuk mengayomi elemen-elemen yang selama ini mendukung si calon. Tentunya butuh sumber penghasilan yang besar.
- mereka mengorbankan segalanya untuk mempertahankan eksistensi diri dan kelompok serta menghalangi bahkan mengucilkan siapa saja yang dinilai bersimpangan dengan kepentingan mereka. Dll [dan lain lupa].
Betul gak? Ada tindakan-tindakan tidak terpuji agar pemilihan si calon sukses.
TAPI gak betul sepenuhnya kalau politik itu kotor. Politik itu seperti pisau yang bisa digunakan untuk hal-hal yang baik dan bisa juga untuk hal-hal yang buruk. Tergantung yang menggunakan. Makanya kalau yang menggunakan orang-orang baik, pasti hasilnya baik. Dan kalau yang menggunakan orang-orang kayak di atas [waduh, sorry langsung memvonis ] ya jadinya kayak di negara agan ini.
Ane pernah baca buku, isinya tentang seseorang yang kenapa dia menolak untuk menjadi pemimpin. Alasannya karena menjadi pemimpin itu berat. Jadi pemimpin itu sama saja menjadi babu-nya rakyat. Jadi harus mengayomi rakyat. Bukan mencari kesempatan dalam kesempitan.
Keknya betul juga ya?! Kalo ane pikir, sebenarnya ada motif apa seseorang mencalonkan diri menjadi pemerintah? Akhirnya tertanam di otak ane, orang yang menawarkan diri menjadi pemimpin, pasti ada udang di balik rempeyek. Apalagi wajah orangnya tidak terdeteksi wajah-wajah orang baik. Toh, kalau berbuat baik dipamer-pamerkan. Ane lihat pemandangan kayak gitu jadi tambah sengit gan.
Spoiler for No. 3:
Spoiler for WARNING !:
Untuk yang muslim ane mohon maaf.
Di antara sekian ormas Islam, ada yang menolak demokrasi. Hal itu karena bertentangan dengan keyakinan mereka. Demokrasi menurut mereka hanya akan membawa bencana bagi sebuah negara. Entah itu bencana fisik, ataupun bencana psikis. Banyak para ilmuwan yang juga mengkritik sistem demokrasi ini. Keknya yang ini betul juga gan. Saat ini belum ada negara yang makmur karena demokrasi. Toh kalau ada yang makmur secara fisik, pasti menyimpan borok di dalam negara tersebut. Coba sebutkan negara mana sih makmur karena demokrasi? Jujur ea, jangan lupa menyertakan fakta-fakta. Jangan juga karena fanatik terus menampakkan sesuatu dan menyembunyikan sesuatu. Lagi-lagi motif duit
Ditambah lagi demokrasi ini dipasarkan oleh negeri Paman Sam yang menjadi ikon musuh utama mereka. Mereka menganalisa bahwa Amrik berniat menguasai seluruh negara dengan menyebarkan duta dengan sistem yang mereka tawarkan. Kalau dari Indonesia, bu Siti Fadilah Supari yang bisa menganalisanya. Mereka menghiasi sesuatu yang buruk dan mencacati yang baik. Sehingga tawaran itu menjadi sangat manis untuk dijajal. Padahal akibatnya sangat menyakitkan. Menurut mereka lho ya
Spoiler for No. 4:
Ane ketemu dengan orang yang ketika ditanya mengapa dia golput, jawabannya, “Ente waras gak sih? Kalau ente pilih mereka, ntar yang hidup enak mereka. Ente Cuma dikasih segitu aja mau milih mereka. Ya kalau rutin dikasih tiap bulan, ane bakal milih. Meskipun dikit gak masalah yang penting cukup untuk poker-an.” Ealaaah....
Ini juga gak salah gan. Ngapain milih orang lain yang ujungnya hidup enak dinikmatin sama yang dipilih? Sedangkan yang memilih Cuma dapet sak-upil itu saja hanya ketika pemilihan? Alasan mantab kang.
Spoiler for No. 5:
Kalau yang satu ini gak bagus gan. Apa alasannya? ‘Jauh gan dari rumah ane. malas ke sononya.’
Spoiler for No. 6:
Tuntutan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan dan diwakilkan. Dan si bos cenderung memintanya untuk tetap bekerja.
Tanggapan: ya sudah gan. Di negara kita kan menghargai pendapat orang lain. Ya sudah kita hargai saja. Berapa kek sepuluh ribu boleh, seratus ribu juga gak papa. Kita belajar berdemokrasi. Kalau kita mencerca mereka, berarti kita belum bisa berdemokrasi. Apalagi kalau mencerca ane, wah agan ke laut aja . Pindah aja dari Indonesia #saltobelakang [just kidding]
Inget ya gan. Ini versi ane. versi ente mungkin beda.
Tetap semangat Indonesia
0
2K
Kutip
7
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru