Kaskus

News

makkresAvatar border
TS
makkres
Catatlah Atau Bangkrutlah
Salah satu pintu kegagalan bisnis adalah mencampur adukkan antara pengeluaran pribadi dan bisnisnya. Pintu kegagalan berikutnya adalah tidak adanya pencatatan yang benar mulai dari omset, biaya operasional, inventory, dll. Padahal agama saja mengajarkan, jika engkau bermuamalah maka catatlah!

Tidak adanya pencatatan biaya-biaya ini cukup rawan dalam bisnis, karena kita jadi tidak tahu kondisi bisnis saat ini baik, rata-rata atau malah buruk. Tidak adanya pencatatan yg benar membuka peluang bagi karyawan berbuat curang atau penyelewengan. Ingat! Karyawan yg awalnya jujur pada saat kepepet bisa jadi tidak jujur jika diberi peluang untuk berbuat curang. Kata bang napi, yang bikin orang berbuat jahat itu bukan karena niat, melainkan adanya kesempatan! Waspadalah, waspadalah! Kalau di bisnis kuliner, biasanya potensi malingnya ada di pembelanjaan, dapur / inventory dan kasir.

Jadi, sudah keharusan mencatat semua transaksi bisnis, pilihannya cuma dua, catatlah atau bangkrutlah! Banyak orang yang jago ngelahirin bisnis, tapi tak bisa mengurus dan merawatnya, nah aktifitas catat-mencatat ini bagian dari merawat bisnis.

Kita mulai saja sekarang ya, catatlah atau bangkrutlah!

  1. Buatlah pembukuan sederhana, setidaknya ada 4 buku; penjualan, pembelian, kas masuk dan kas keluar.
  2. Setiap transaksi penjualan baik tunai/kredit catat di buku penjualan.
  3. Tiap kali ada pembayaran dari pelanggan, catat di buku kas masuk, lalu kasih No. referensi dari transaksi yang dicatat di buku penjualan tadi.
  4. Setiap kali ada pelunasan berikan tanda lunas di buku penjualan, tujuannya biar mudah cek mana yang sudah bayar sama yang belum. Langkah ini akan menekan kebocoran dari pemasukan bisnis.
  5. Setiap transaksi pembelian baik tunai/kredit, catat di buku pembelian.
  6. Begitu juga tiap kali ada pengeluaran kas untuk pembayaran pembelian barang dagangan atau bayar biaya-biaya lainnya.
  7. Setiap kali mengeluarkan uang kas, langsung catat di buku kas keluar dengan mencantumkan No. referensi dari transaksi yang dicatat di buku pembelian tadi.
  8. Setiap terjadi pembayaran berikan tanda lunas pada transaksi bersangkutan yang dicatat di buku pembelian, minta kwitansinya juga ke si penjual.
  9. Yang paling penting pada buku kas keluar itu mencatat semua item pengeluaran. Misal pembelian barang dagang, biaya-biaya promosi, sewa tempat, transportasi, gaji karyawan, telepon / air / listrik, dll.
  10. Pengeluaran-pengeluaran pribadi yang tak terkait dengan bisnis Anda jangan dicatat, biar tahu bisnis Anda ini untung atau tidak.
  11. Kalau saldo kas akhir lebih kecil dari hitungan kasar, bisa jadi hitungan kasar Anda belum mencakup pengeluaran yang kecil-kecil.
  12. Kalau saldo kas dicatat lebih besar daripada rill kas yang Anda pegang, berarti ada pengeluaran-pengeluaran pribadi yang tidak ada kaitannya dengan bisnis.


So, gimana sekarang? Mau dicatat atau bangkrut? Nah.. Kalau bisnis sudah besar, rekrut pegawai khusus mengerjakan finance dan accountingnya atau pakai konsultan.

By the way, ada juga yang membantah seperti ini,
"Ah, pengeluaran pribadi dan bisnis saya gak pernah tercampur kok"
"Ya iyalah, bisnisnya gak jalan, apa yang mau tercampur?" jawab kami. Hehehe.



(Sumber: Akun Twitter @Hanya2Menit)
0
962
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan