- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
DEKATNYA KETIBAAN AL MAHDI ?
TS
yojanvia
DEKATNYA KETIBAAN AL MAHDI ?
Berita wafatnya Raja Abdullah secara klinis mendadak mewarnai pemberitaan media massa, Rabu (28/11/2012). Menurut petugas medis rumah sakit, organ dasar raja, terutama hatinya, paru-paru
dan ginjal tidak berfungsi dan dokter telah dipaksa untuk menggunakan sengatan listrik untuk merangsang otot jantungnya beberapa kali. Direktur Lembaga Kajian Politik dan Syariat Islam, Fauzan Al Anshari melihat fenomena ini sebagai tanda-tanda akhir zaman. Dalam nubuwat, Fauzan menjelaskan akan terjadi perebutan kekuasaan oleh tiga pangeran ahli waris raja yang mengakibatkan pertumpahan darah di Mina hingga jamaah haji menjadi korban.
“Lalu 7 ulama dari berbagai pelosok dunia yang tidak saling kenal membaiat Imam Mahdi untuk memimpin jihad membebaskan jazirah Arab sampai Al aqsha,” tegasnya kepada Islampos.com, Rabu (28/11/2012).
Terlepas dari kondisi kesehatan sang raja, pengarang buku ‘Proses Berakhirnya Dunia’ ini menilai petanda akhir zaman lainnya juga muncul di Suriah dengan hadirnya Jabhah Nushroh yang diakui semua kelompok mujahidin sebagai mujahidin paling hebat yang menghantam Rezim Bashar al-Assad.
“NIC (National Intellegence Council) AS mengatakan bahwa khilafah akan tegak 2020, sedang George Soros mengatakan Zionis akan lenyap dari muka bumi tahun 2022,” tandasnya.
Sebagaimana disebutkan di dalam banyak hadits, Nabi Muhammad shollallahu ‘alaih wa sallam telah memprediksi akan diutusnya seorang lelaki yang bakal menjadi pemimpin ummat Islam di Akhir Zaman. Lelaki ini akan memenuhi bumi dengan keadilan setelah tadinya dipenuhi dengan kezaliman dan kesewenang-wenangan. Artinya, ia akan menjadi panglima kaum muslimin dalam mengalihkan kehidupan dewasa ini di babak keempat –yakni babak kepemimpinan Mulkan Jabriyyan (para penguasa diktator)- menuju ke babak kelima –yakni babak tegaknya kembali khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah (ke-Khalifahan yang mengikuti metode Kenabian). Ia akan mengajak kita meninggalkan sistem jahiliyyah modern penuh kezaliman menuju sistem Islam penuh keadilan di penghujung umur dunia fana menjelang hari Kiamat.
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim disebutkan adanya empat konfrontasi yang akan dipimpin oleh Imam Mahdi. Keempat perang tersebut akan diawali dengan pembebasan jazirah Arab dari dominasi para Mulkan Jabbriyyan (raja-raja yang memaksakan kehendak seraya mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya). Hadits tersebut sebagai berikut:
تَغْزُونَ جَزِيرَةَ الْعَرَبِ فَيَفْتَحُهَا اللهُ ثُم فَارِسَ فَيَفْتَحُهَا اللهُ
ثُم تَغْزُونَ الرومَ فَيَفْتَحُهَا اللهُ ثُم تَغْزُونَ الدجالَ فَيَفْتَحُهُ اللهُ
“Kalian akan perangi jazirah Arab sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian (kalian perangi) Persia sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Ruum sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Dajjal sehingga Allah menangkan kalian atasnya.” (HR Muslim 5161)
Sebagaimana kita telah bahas sebelumnya Ummat Islam dewasa ini sedang menjalani babak keempat dari lima babak perjalanan sejarahnya di Akhir Zaman. Tiga babak sebelumnya telah dilalui: (1) Babak An-Nubuwwah (Kenabian), lalu (2) Babak Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah (Kekhalifahan yang mengikuti Sistem / Metode Kenabian), kemudian (3) Babak Mulkan ’Aadhdhon (Raja-raja yang menggigit).
تَكُونُ النبُوةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُم يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُم تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النبُوةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُم يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُم تَكُونُ مُلْكًا عَاضا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُم يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُم تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيا فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُم يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُم تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النبُوةِ ثُم سَكَتَ (أحمد)
"Kalian akan mengalami babak Kenabian selama masa yang Allah kehendaki, kemudian babak kekhalifahan mengikuti manhaj Kenabian selama masa yang Allah kehendaki, kemudian babak Raja-raja yang menggigit,selama masa yang Allah kehendaki, kemudian babak para penguasa yang memaksakan kehendak selama masa yang Allah kehendaki, kemudian kalian akan mengalami babak kekhalifahan mengikuti manhaj Kenabian, kemudian Nabi diam." (HR Ahmad)
Sesudah berlalunya babak ketiga yang ditandai dengan tigabelas abad masa kepemimpinan Kerajaan Daulat Bani Umayyah, kemudian Kerajaan Daulat Bani Abbasiyyah dan terakhir Kesultanan Utsmani Turki, maka selanjutnya ummat Islam memasuki Babak Mulkan Jabbriyyan (Penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak seraya mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya). Babak keempat diawali semenjak runtuhnya Kesultanan Utsmani Turki yang sekaligus merupakan kekhalifahan Islam terakhir pada tahun 1924. Setelah runtuhnya sistem pemerintahan Islam, maka selanjutnya ummat Islam mulai menjalani kehidupan dengan mengekor kepada pola kehidupan bermasyarakat dan bernegara ala Barat. Mulailah di berbagai negeri muslim didirikan di atasnya berbagai nation-state (negara bedasarkan kesatuan bangsa). Padahal sebelumnya semenjak Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjadi kepala negara Daulah Islamiyyah (Negara Islam) pertama di Madinah, ummat Islam hidup dalam sistem aqidah-state (negara berdasarkan kesatuan aqidah) selama ribuan tahun.
Walaupun terdapat kekurangan di sana-sini dalam penerapan ajaran Islam, namun kehadiran sistem Islam secara formal menyebabkan ummat Islam pada babak ketiga masih memiliki kejelasan identitas, ideologi dan nili-nilai Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegaranya. Adapun setelah dihapuskannya eksistensi Khilafah Islamiyyah kemudian diganti dengan pemberlakuan konsep negara kebangsaan bagi ummat Islam di babak keempat, mulailah terjadi pergeseran identitas, ideologi serta nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Mulailah ummat Islam mengkotak-kotakkan dirinya berdasarkan faham nasionalisme. Ummat Islam Mesir sendiri, ummat Islam Indonesia sendiri, ummat Islam Saudi sendiri dll.
Sejak memasuki babak keempat dunia Islam mulai mengalami peralihan kepemimpinan. Asalnya masih dipimpin oleh sesama muslim, maka Allah alihkan kepada kepemimpinan fihak Barat (baca: kaum kuffar). Sehingga terasa sekali bagaimana tidak berdayanya para pemimpin muslim di negeri mereka sendiri. Bahkan negeri muslim di mana terdapat dua kota suci utama (Mekkah dan Madinah) raja dan para pangerannya takluk kepada kemauan fihak Barat. Sehingga tidak mengherankan saat terjadinya penzaliman Yahudi Zionis Israel kepada saudara-saudara kita di Gaza-Palestina Januari kemarin, negara kerajaan Arab Saudi tidak menunjukkan keberfihakannya kepada Palestina, apalagi kepada Hamas. Malah sebaliknya mereka bersama Mesir dan Jordan bermain mata alias berkolaborasi dengan musuh ummat Islam, yaitu Israel.
Arab Saudi merupakan wilayah terbesar dari jazirah (semenanjung) Arabia. Kerajaan ini memiliki bendera yang tertera padanya kalimat Laa ilaha illAllah Muhammadur Rasulullah lengkap dengan pedangnya. Namun semua orang tahu betapa kezaliman banyak berlangsung di kerajaan tersebut. Misalnya berapa banyak TKW Indonesia yang dilaporkan mengalami penganiayaan oleh para majikan Arabnya. Kerajaan ini mensyaratkan jamaah haji seluruh dunia untuk divaksinasi Meningitis terlebih dahulu, padahal ia mengandung zat dari hewan babi yang najis. Arab Saudi membungkam para ulamanya yang menghidupkan kesadaran dan semangat berjihad fi sabilillah. Bahkan mencekal para ulamanya yang menunjukkan permusuhan kepada Amerika dan Israel. Belum lagi para raja dan pengerannya mempertontonkan hedonisme gaya hidup mewah cinta dunia yang sungguh mencerminkan ketidakpedulian dan empati terhadap sebagian besar ummat Islam di berbagai negeri lainnya yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Di Mekkah pula, para penguasa Saudi mempersilakan perusahaan-perusahaan donatur Zionis seperti Starbucks dan McD buka gerai dan banyak menarik pelanggan. Bahkan Al-Walid, salah seorang kerabat istana Saudi, menguasai banyak perusahaan yang banyak di antaranya menjadi donatur Zionis Israel. Namun ketika Muslim Gaza dibantai Israel, Saudi (dan juga Mesir) bersikap adem-ayem, bahkan merestui pembantaian ini karena mereka lebih bersahabat dengan pelayan Zionis bernama Mahmud Abbas, ketimbang dengan HAMAS.”
Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam pasukan Imam Mahdi yang akan memperoleh salah satu dari dua kebaikan: ’Isy Kariman (hidup mulia di bawah naungan Syariat Allah) atau mati syahid. Amin ya Rabb.
4iinch dan anasabila memberi reputasi
2
3.8K
16
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan