- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pengurus Gereja Dibantai 3 Tetangga
TS
lex.divina
Pengurus Gereja Dibantai 3 Tetangga
Leher Nyaris Putus, Mulut Terbelah
NEGERI LAMA-PM
Seorang pengurus gereja HKBP Kampung Binje, Maringan Nainggolan (65), tewas mengenaskan setelah dikeroyok 3 pria, Jumat (23/11) tengah malam lalu. Ketiga pelaku masih tetangga dekat korban.
Petani asal Dusun Cinta Karya Kampung Baru Desa Selat Besar Negeri Lama, Kecamatan Bilah Hilir ini tewas di halaman rumah dengan leher nyaris putus dan mulut terbelah, akibat disabet parang. Ketiga pembunuh saat ini masih diburu polisi.
Putra Nainggolan (32), anak korban, Minggu (25/11) lalu menyebutkan, ayahnya dihabisi saat menunggu pintu rumah dibuka. Ketika itu, malam sudah hampir larut. Kuat dugaan, korban dihabisi dari belakang.
Anak korban yang lain, Jadiman Nainggolan menyebut. malam kejadian, korban terlihat berjalan menuju sebuah warung, sekira 500 meter dari rumah. Di warung itulah, korban dikabarkan sempat cekcok dengan tiga pria yang masih tetangga dekatnya.
Tapi pertengkaran itu tak sampai berujung adu fisik. Ketiganya, K Pakpahan, Pasaribu dan Sirait, langsung dilerai warga ketika akan mengeroyok korban. Sekira pukul 23.00 WIB, korban akhirnya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, korban mengetuk pintu, namun karena sudah larut, Jadiman tak mendengar. ‘’Almarhum menunggu pintu dibuka dengan berdiri persis di depan pintu,’’kata Jadiman.
Disitulah ketiga orang yang diduga pelaku muncul. Ketiganya langsung membacok korban dengan membabi buta. Usai membunuh, ketiganya kabur dengan meninggalkan barang bukti berupa 2 bilah parang. ‘’Adik saya (Jadiman) terjaga dari tidur, karena mendengar suara berisik di depan rumah. Dan sewaktu keluar, adik bungsu saya mendapati bapak tergeletak bersimbah darah dan sudah tak bernyawa,” sebut Putra.
Korban sempat dilarikan ke puskesmas terdekat dengan pengawalan polisi. ‘’Kondisi bapak saat itu sangat mengenaskan. Selain leher nyaris putus, (maaf) mulut beliau pun terbelah oleh senjata yang dipakai pelaku,’’ucap Putra.
//2 Bilah Parang Ditinggal
Sementara Polsek Bilah Hilir masih melakukan pengejaran terhadap tiga pelaku pembunuh. Polisi memastikan, korban dihabisi dengan menggunakan parang. Itu terbukti dengan ditinggalnya 2 bilah parang di dekat tubuh korban.
‘’Tidak jauh dari jenazah korban, kita menemukan dua bilah parang yang diduga digunakan sebagai alat untuk menghabisi nyawa korban,’’sebut Kapolsek Bilah Hilir, AKP Agus, saat dihubungi tadi malam.
Agus menyebutkan, polisi belum menemukan saksi mata yang langsung menyaksikan kejadian pembunuhan. Meski demikian, polisi sudah mengantongi identitas seorang pria yang diduga sebagai pelaku. ‘’Tapi belum bisa kita paparkan siapa orangnya, karena masih dalam pengejaran. Yang pastinya pelakunya itu masih bertetangga dengan korban,’’ucapnya.
Sedangkan dugaan motif pembunuhan itu, kata Agus, diduga karena perselisihan antara korban dengan pelaku hingga berujung pada perkelahian yang kemudian menewaskan korban. Hal itu, katanya lagi, berdasarkan keterangan sejumlah warga yang menyatakan sempat melihat korban bertengkar dengan seorang pria yang diduga sebagai pelaku.
‘’AAwalnya korban datang ke salah satu warung tidak jauh dari rumahnya untuk membeli rokok. Namun di warung itu korban bertengkar dan saling maki dengan orang yang diduga sebagai pelaku,’’ujarnya. Agus mengatakan, pertengkaran itu hanya dipicu persoalan sepele, yakni pelaku tidak terima karena merasa dipelototi korban.
Sementara sumber koran ini menyebutkan, dua bilah parang yang dipergunakan 3 pelaku untuk menghabisi nyawa korban diperoleh dari seorang warga yang masih semarga dengan almarhum, berinisial HM. ‘’Tiga orang itu dikasih parang sama si HM, setelah mereka keluar dari warung tuak mau mengejar mendiang, setelah mereka berselisih paham. Kalau ditanya apa alasannya, saya juga kurang tahu jelas,’’sebut sumber ini. (ing/wik)
///Sosok Pekerja Keras
Berpulangnya Maringan Nainggolan dengan cara tragis, mau tidak mau membuat keluarga yang ditinggalkannya terpukul. Betapa tidak, Maringan, yang dikenal sebagai sosok pekerja keras selama ini dijadikan panutan oleh keluarga meninggal dengan cara sangat tragis.
Panahatan Nainggolan, dan Jadiaman Nainggolan, kedua putra kandung korban bercerita, semasa hidupnya, korban terbilang sosok yang keras dalam mendidik anak-anak. Didukung Resmin Sirait, sang istri, korban selalu menekankan perlunya disiplin diri bagi ke 5 buah hati mereka untuk mencapai keberhasilan hidup. “Bapak dan mamak terbilang keras. Kami diajari untuk disiplin dalam segala hal,’’sebut Atan, begitu Panahatan biasa disapa.
Tak heran, disiplin keras itu telah menghantarkan ke 5 buah hati mereka menjalani kehidupan yang terbilang berkecukupan. Empat 4 di antaranya, tinggal di luar daerah dan bekerja pada instansi swasta nasional. Sedangkan si bungsu, Jadiaman Nainggolan, tinggal bersama Almarhum.
Di luar rumah, korban juga dikenal sebagai salahseorang tokoh adat dan tokoh agama. Selain aktif dalam berbagai acara adat di daerah itu, korban juga aktif melayani sebagai pengurus gereja di HKBP Kampung Binje. Hal ini dibenarkan Pakpahan, salahseorang warga yang dikonfirmasi malam tadi. “Pangula ni huria do amanta on. Na burju, jala pargaul. Di paradaton pe, aktif do on (Almarhum aktif dalam pelayanan gereja. Orangnya baik, dan suka bergaul. Dia juga rajin mengikuti acara-acara adat),” katanya.
Meski tidak menutup kemungkinan adanya kesalahan yang dilakukan orangtuanya, baik Panahatan dan Jadiaman mengaku tak habis pikir ada orang yang tega melakukan perbuatan sadis itu kepada orangtua mereka. Sebab, katanya, selama hidupnya, korban tidak pernah memiliki musuh. ‘’Jujur saja, kami tidak habis pikir, kenapa ada orang setega itu. Pun demikian, kami serahkan sepenuhnya kasus ini ke tangan pihak kepolisian agar diusut tuntas dan para pelaku diganjar hukuman setimpal,” tegasnya. (ing/wik)
sumber
turut berduka cita
NEGERI LAMA-PM
Seorang pengurus gereja HKBP Kampung Binje, Maringan Nainggolan (65), tewas mengenaskan setelah dikeroyok 3 pria, Jumat (23/11) tengah malam lalu. Ketiga pelaku masih tetangga dekat korban.
Petani asal Dusun Cinta Karya Kampung Baru Desa Selat Besar Negeri Lama, Kecamatan Bilah Hilir ini tewas di halaman rumah dengan leher nyaris putus dan mulut terbelah, akibat disabet parang. Ketiga pembunuh saat ini masih diburu polisi.
Putra Nainggolan (32), anak korban, Minggu (25/11) lalu menyebutkan, ayahnya dihabisi saat menunggu pintu rumah dibuka. Ketika itu, malam sudah hampir larut. Kuat dugaan, korban dihabisi dari belakang.
Anak korban yang lain, Jadiman Nainggolan menyebut. malam kejadian, korban terlihat berjalan menuju sebuah warung, sekira 500 meter dari rumah. Di warung itulah, korban dikabarkan sempat cekcok dengan tiga pria yang masih tetangga dekatnya.
Tapi pertengkaran itu tak sampai berujung adu fisik. Ketiganya, K Pakpahan, Pasaribu dan Sirait, langsung dilerai warga ketika akan mengeroyok korban. Sekira pukul 23.00 WIB, korban akhirnya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, korban mengetuk pintu, namun karena sudah larut, Jadiman tak mendengar. ‘’Almarhum menunggu pintu dibuka dengan berdiri persis di depan pintu,’’kata Jadiman.
Disitulah ketiga orang yang diduga pelaku muncul. Ketiganya langsung membacok korban dengan membabi buta. Usai membunuh, ketiganya kabur dengan meninggalkan barang bukti berupa 2 bilah parang. ‘’Adik saya (Jadiman) terjaga dari tidur, karena mendengar suara berisik di depan rumah. Dan sewaktu keluar, adik bungsu saya mendapati bapak tergeletak bersimbah darah dan sudah tak bernyawa,” sebut Putra.
Korban sempat dilarikan ke puskesmas terdekat dengan pengawalan polisi. ‘’Kondisi bapak saat itu sangat mengenaskan. Selain leher nyaris putus, (maaf) mulut beliau pun terbelah oleh senjata yang dipakai pelaku,’’ucap Putra.
//2 Bilah Parang Ditinggal
Sementara Polsek Bilah Hilir masih melakukan pengejaran terhadap tiga pelaku pembunuh. Polisi memastikan, korban dihabisi dengan menggunakan parang. Itu terbukti dengan ditinggalnya 2 bilah parang di dekat tubuh korban.
‘’Tidak jauh dari jenazah korban, kita menemukan dua bilah parang yang diduga digunakan sebagai alat untuk menghabisi nyawa korban,’’sebut Kapolsek Bilah Hilir, AKP Agus, saat dihubungi tadi malam.
Agus menyebutkan, polisi belum menemukan saksi mata yang langsung menyaksikan kejadian pembunuhan. Meski demikian, polisi sudah mengantongi identitas seorang pria yang diduga sebagai pelaku. ‘’Tapi belum bisa kita paparkan siapa orangnya, karena masih dalam pengejaran. Yang pastinya pelakunya itu masih bertetangga dengan korban,’’ucapnya.
Sedangkan dugaan motif pembunuhan itu, kata Agus, diduga karena perselisihan antara korban dengan pelaku hingga berujung pada perkelahian yang kemudian menewaskan korban. Hal itu, katanya lagi, berdasarkan keterangan sejumlah warga yang menyatakan sempat melihat korban bertengkar dengan seorang pria yang diduga sebagai pelaku.
‘’AAwalnya korban datang ke salah satu warung tidak jauh dari rumahnya untuk membeli rokok. Namun di warung itu korban bertengkar dan saling maki dengan orang yang diduga sebagai pelaku,’’ujarnya. Agus mengatakan, pertengkaran itu hanya dipicu persoalan sepele, yakni pelaku tidak terima karena merasa dipelototi korban.
Sementara sumber koran ini menyebutkan, dua bilah parang yang dipergunakan 3 pelaku untuk menghabisi nyawa korban diperoleh dari seorang warga yang masih semarga dengan almarhum, berinisial HM. ‘’Tiga orang itu dikasih parang sama si HM, setelah mereka keluar dari warung tuak mau mengejar mendiang, setelah mereka berselisih paham. Kalau ditanya apa alasannya, saya juga kurang tahu jelas,’’sebut sumber ini. (ing/wik)
///Sosok Pekerja Keras
Berpulangnya Maringan Nainggolan dengan cara tragis, mau tidak mau membuat keluarga yang ditinggalkannya terpukul. Betapa tidak, Maringan, yang dikenal sebagai sosok pekerja keras selama ini dijadikan panutan oleh keluarga meninggal dengan cara sangat tragis.
Panahatan Nainggolan, dan Jadiaman Nainggolan, kedua putra kandung korban bercerita, semasa hidupnya, korban terbilang sosok yang keras dalam mendidik anak-anak. Didukung Resmin Sirait, sang istri, korban selalu menekankan perlunya disiplin diri bagi ke 5 buah hati mereka untuk mencapai keberhasilan hidup. “Bapak dan mamak terbilang keras. Kami diajari untuk disiplin dalam segala hal,’’sebut Atan, begitu Panahatan biasa disapa.
Tak heran, disiplin keras itu telah menghantarkan ke 5 buah hati mereka menjalani kehidupan yang terbilang berkecukupan. Empat 4 di antaranya, tinggal di luar daerah dan bekerja pada instansi swasta nasional. Sedangkan si bungsu, Jadiaman Nainggolan, tinggal bersama Almarhum.
Di luar rumah, korban juga dikenal sebagai salahseorang tokoh adat dan tokoh agama. Selain aktif dalam berbagai acara adat di daerah itu, korban juga aktif melayani sebagai pengurus gereja di HKBP Kampung Binje. Hal ini dibenarkan Pakpahan, salahseorang warga yang dikonfirmasi malam tadi. “Pangula ni huria do amanta on. Na burju, jala pargaul. Di paradaton pe, aktif do on (Almarhum aktif dalam pelayanan gereja. Orangnya baik, dan suka bergaul. Dia juga rajin mengikuti acara-acara adat),” katanya.
Meski tidak menutup kemungkinan adanya kesalahan yang dilakukan orangtuanya, baik Panahatan dan Jadiaman mengaku tak habis pikir ada orang yang tega melakukan perbuatan sadis itu kepada orangtua mereka. Sebab, katanya, selama hidupnya, korban tidak pernah memiliki musuh. ‘’Jujur saja, kami tidak habis pikir, kenapa ada orang setega itu. Pun demikian, kami serahkan sepenuhnya kasus ini ke tangan pihak kepolisian agar diusut tuntas dan para pelaku diganjar hukuman setimpal,” tegasnya. (ing/wik)
sumber
turut berduka cita
0
2.5K
23
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan