- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
"Adu Domba" ala Yayat Supriatna ( Jokowi - Ahok dianggap tidak harmonis )


TS
asephawari
"Adu Domba" ala Yayat Supriatna ( Jokowi - Ahok dianggap tidak harmonis )
Ada persaingan terselubung antara Jokowi dan Ahok
Jokowi memiliki tingkat popularitas tinggi di televisi. Sedangkan Basuki dalam tiap rapat, rekaman videonya diunggah di Youtube selalu membetot perhatian, bahkan saat ini bisa mencapai jutaan kali dilihat pengunjung.
Entah memang disengaja atau tidak, pakar tata ruang Yayat Supriatna melihat kedua orang itu seperti bersaing. Yayat menyebut sebagai persaingan terselubung. Dia menilai Jokowi banyak di lapangan dan Basuki banyak di birokrasi.
Apa yang mesti dilakukan Jokowi dan Basuki dalam hal itu. Berikut cuplikan wawancara Yayat dengan Islahuddin dan Muhammad Taufik dari merdeka.com menjelang siaran sebagai pembicara di ruang tunggu stasiun televisi Jak TV, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53 SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (27/11) malam:
Secara kepribadian, menurut Anda Jokowi sudah pantas jadi gubernur Jakarta? apa karena spontanitas, kesederhanaan?
Yang penting bukan pada spontanitas dan kesederhanaan, tapi bekerja, bekerja, dan bekerja. Kemudian membuktikan dia lebih baik dari yang lain, dari yang sebelumnya, karena yang dikenang orang adalah apa yang dilakukan dan itu bermanfaat bagi orang lain. Itu kata kuncinya.
Bang Yos dikenal karena dia memberikan manfaat, terlepas dari kekurangannya, Bang Ali juga demikian, karena banyak memberikan yang bermanfaat. Jadi yang dikenang orang adalah hal yang bisa menanamkan memori tahan lama, terkenang.
Harapan masyarakat terlalu tinggi kepada Jokowi. Kalau tidak terwujud, kapan harapan itu akan menjadi bom waktu?
Itu akan terjadi, coba kita tunggu dalam waktu satu tahun. Setahun itu, dia sudah punya amunisi, anggaran, kebijakan, dan dia harus membuktikan. Misalnya rumah susun sudah terbangun, harus sudah bisa dibuktikan. Yang bisa mengukur berhasil atau tidak adalah warganya. Dia harus bekerja keras, lebih baik, dan birokrasi harus mendukung dia dan warga juga harus mendukung dia.
Apakah Jokowi dan Ahok adalah pasangan serasi untuk memajukan Jakarta?
Saya bilang suatu saat jangan terjadi kontestasi. Ada persaingan terselubung, Jokowi ada banyak di lapangan dan Basuki banyak di birokrasi. Jadi dua-duanya harus berkomunikasi, karena kalau terlalu jauh jaraknya dan perbedaan gaya, itu pembisiknya, akan berbeda satu dengan yang lain.
Dari bagian mana Anda melihat adanya persaingan terselubung itu?
Anda bisa melihat antara di televisi dan di youtube dalam hal popularitas. Itu tidak baik sebenarnya orang hanya terkait masalah kontestasi. Yang terpenting dua-duanya bekerja untuk masyarakat. Gayanya memang berbeda, dua-duanya harus saling melengkapi.
Saya pikir kita terlalu masih awal dalam hal harmonisasi, tapi ini lebih baik dari sebelumnya yang bercerai, tidak harmoni. Jangan sampai itu terjadi. Ini penting bagi kita sebagai pembelajaran terbaik dan untuk perubahan ke depan.
Sejauh ini, ada tidak program orisinil dari Jokowi untuk memperbaiki Jakarta?
Banyak. Yang populis itu merupakan hal orisinil untuk mengubah keadaan. Saya kira itu merupakan catatan tersendiri, itu hal menarik, seperti kartu Jakarta Sehat, pemerintahan terbuka, subsidi busway, atau hibah rumah susun dan sebagainya. Walau itu dulu ada, tapi tidak segiat dan seoptimal sekarang.
Kenapa Anda bilang ceroboh dalam mengumbar janji?
Artinya janji itu harus diprogramkan, supaya bisa diakomodir dalam anggaran. Janji itu harus dibuat dalam RPJM lima tahun. Gubernur bekerja atas dasar perencanaan, bukan didasarkan kepada spontanitas dan kasuistik, per kasus, tapi berdasarkan program. Nah semua itu siapa menjalankan, SKPD-nya, organisasinya.
Sekarang masih dalam tahap pencarian masukan untuk mengubah rencana program itu. satu lagi, dia harus melakukan komunikasi politik yang baik dengan DPRD untuk mendapatkan dukungan, kalau tidak rasanya akan susah melakukan pendekatan. Jadi rakyat didatangi, DPRD juga didekati, kalau tidak sulit rasanya, apa yang dijanjikan sulit lolos di DPRD kalau tidak ada komunikasi politik baik.
[fas]
Sumber
Jokowi memiliki tingkat popularitas tinggi di televisi. Sedangkan Basuki dalam tiap rapat, rekaman videonya diunggah di Youtube selalu membetot perhatian, bahkan saat ini bisa mencapai jutaan kali dilihat pengunjung.
Entah memang disengaja atau tidak, pakar tata ruang Yayat Supriatna melihat kedua orang itu seperti bersaing. Yayat menyebut sebagai persaingan terselubung. Dia menilai Jokowi banyak di lapangan dan Basuki banyak di birokrasi.
Apa yang mesti dilakukan Jokowi dan Basuki dalam hal itu. Berikut cuplikan wawancara Yayat dengan Islahuddin dan Muhammad Taufik dari merdeka.com menjelang siaran sebagai pembicara di ruang tunggu stasiun televisi Jak TV, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53 SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (27/11) malam:
Secara kepribadian, menurut Anda Jokowi sudah pantas jadi gubernur Jakarta? apa karena spontanitas, kesederhanaan?
Yang penting bukan pada spontanitas dan kesederhanaan, tapi bekerja, bekerja, dan bekerja. Kemudian membuktikan dia lebih baik dari yang lain, dari yang sebelumnya, karena yang dikenang orang adalah apa yang dilakukan dan itu bermanfaat bagi orang lain. Itu kata kuncinya.
Bang Yos dikenal karena dia memberikan manfaat, terlepas dari kekurangannya, Bang Ali juga demikian, karena banyak memberikan yang bermanfaat. Jadi yang dikenang orang adalah hal yang bisa menanamkan memori tahan lama, terkenang.
Harapan masyarakat terlalu tinggi kepada Jokowi. Kalau tidak terwujud, kapan harapan itu akan menjadi bom waktu?
Itu akan terjadi, coba kita tunggu dalam waktu satu tahun. Setahun itu, dia sudah punya amunisi, anggaran, kebijakan, dan dia harus membuktikan. Misalnya rumah susun sudah terbangun, harus sudah bisa dibuktikan. Yang bisa mengukur berhasil atau tidak adalah warganya. Dia harus bekerja keras, lebih baik, dan birokrasi harus mendukung dia dan warga juga harus mendukung dia.
Apakah Jokowi dan Ahok adalah pasangan serasi untuk memajukan Jakarta?
Saya bilang suatu saat jangan terjadi kontestasi. Ada persaingan terselubung, Jokowi ada banyak di lapangan dan Basuki banyak di birokrasi. Jadi dua-duanya harus berkomunikasi, karena kalau terlalu jauh jaraknya dan perbedaan gaya, itu pembisiknya, akan berbeda satu dengan yang lain.
Dari bagian mana Anda melihat adanya persaingan terselubung itu?
Anda bisa melihat antara di televisi dan di youtube dalam hal popularitas. Itu tidak baik sebenarnya orang hanya terkait masalah kontestasi. Yang terpenting dua-duanya bekerja untuk masyarakat. Gayanya memang berbeda, dua-duanya harus saling melengkapi.
Saya pikir kita terlalu masih awal dalam hal harmonisasi, tapi ini lebih baik dari sebelumnya yang bercerai, tidak harmoni. Jangan sampai itu terjadi. Ini penting bagi kita sebagai pembelajaran terbaik dan untuk perubahan ke depan.
Sejauh ini, ada tidak program orisinil dari Jokowi untuk memperbaiki Jakarta?
Banyak. Yang populis itu merupakan hal orisinil untuk mengubah keadaan. Saya kira itu merupakan catatan tersendiri, itu hal menarik, seperti kartu Jakarta Sehat, pemerintahan terbuka, subsidi busway, atau hibah rumah susun dan sebagainya. Walau itu dulu ada, tapi tidak segiat dan seoptimal sekarang.
Kenapa Anda bilang ceroboh dalam mengumbar janji?
Artinya janji itu harus diprogramkan, supaya bisa diakomodir dalam anggaran. Janji itu harus dibuat dalam RPJM lima tahun. Gubernur bekerja atas dasar perencanaan, bukan didasarkan kepada spontanitas dan kasuistik, per kasus, tapi berdasarkan program. Nah semua itu siapa menjalankan, SKPD-nya, organisasinya.
Sekarang masih dalam tahap pencarian masukan untuk mengubah rencana program itu. satu lagi, dia harus melakukan komunikasi politik yang baik dengan DPRD untuk mendapatkan dukungan, kalau tidak rasanya akan susah melakukan pendekatan. Jadi rakyat didatangi, DPRD juga didekati, kalau tidak sulit rasanya, apa yang dijanjikan sulit lolos di DPRD kalau tidak ada komunikasi politik baik.
[fas]
Sumber


tien212700 memberi reputasi
1
12.3K
73


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan