YERUSALEM - Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mendukung Palestina yang ingin memperbaharui statusnya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menurutnya, Israel tidak perlu menjegal langkah Palestina karena hal itu tidaklah kontradiktif dengan solusi dua negara.
"Ketika PBB akan menyuarakan idenya, kami di Israel akan menggelar proses negosiasi untuk menyepakati wilayah perbatasan berdasarkan garis batas 1967 dan memecahkan isu lainnya," ujar Olmert, seperti dikutip Dpa, Kamis (29/11/2012).
"Upaya Palestina ke PBB berkaitan dengan solusi dua negara. Tidak ada alasan untuk menentangnya," imbuhnya.
Olmert mengatakan, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Salam Fayyad harus diperkuat. Olmert pun menyebut kedua orang itu sebagai pihak yang patut dibantu.
Pernyataan tertulis Olmert dikirimkan ke salah seorang penulis di Amerika Serikat (AS), ketika PBB hendak menggelar voting untuk menentukan status Palestina. Olmert tampak memiliki perbedaan pendapat dengan Benjamin Netanyahu yang saat ini menjadi kepala pemerintahan Israel.
Ketika masih menjabat, Olmert yang memimpin Partai Kadima menghabiskan waktunya untuk menciptakan perdamaian dengan Abbas. Namun Olmert dilengserkan dari kursinya atas tuduhan korupsi.
Olmert pun sempat mengatakan, bila dirinya masih berkuasa di kursi perdana menteri, Olmert yakin akan terciptanya perdamaian Israel dan Palestina. Saat ini, Olmert juga tampil sebagai penantang Netanyahu dalam Pemilu Israel.
Usai Olmert turun, Netanyahu pun naik dan sejak itulah dialog Israel dan Palestina mulai tersendat. Netanyahu tidak mau menghentikan proyek pembangunan pemukiman di wilayah Palestina.(AUL)
